2011/03/29

REPUBLIK INDONESIA - Nilai Ekspor Ikan Hias Bakal Naik 10%

REPUBLIK INDONESIA - Nilai Ekspor Ikan Hias Bakal Naik 10%
12-10-2010

JAKARTA. Bisnis ikan hias memang menggiurkan. Pasarnya bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga ekspor. Bahkan, permintaan dari pasar ekspor naik setiap tahun. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memprediksi, nilai ekspor ikan hias tahun ini akan naik 10% dari USS 10 juta tahun 2009 menjadi sekitar USS 11 juta di tahun ini.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Made L. Nunana mengatakan, peningkatan ekspor ikan hias tersebut terutama karena naiknya permintaan ikan arwana dan cloumfish alias ikan nemo.
Kenaikan tersebut membuat market share atau pangsa pasar ikan hias Indonesia tahun ini naik dari 7,5% menjadi 7,8%-8% dari pasar ikan hias dunia. Sejauh ini, pemain utama perdagangan ikan hias di dunia adalah Singapura. Negara berwilayah imut ini menggenggam pangsa pasar 25%. Pemain besar berikutnya adalah China, Jepang, dan Thailand.
Tahun 2008 silam, nilai ekspor ikan hias Indonesia USS 8,3 juta, naik 13,7% dibanding 2007 sebesar US-S 7,3 juta. "Permintaan ikan hias di dalam dan luar negeri sangat tinggi karena ikan jadi hiburan bagi masyarakat kota," terang Made kepada KONTAN.
Sayang, prestasi Indonesia belum mampu mengimbangi kenaikan ekspor hias dari sejumlah negara lain yang lebih pesat. Keterbatasan sentra budidaya dan promosi jadi penyebab utama lambatnya kenaikan itu.
Sejauh ini, Indonesia mengekspor sebagian besar ikan hias ke Singapura Porsi ekspor ikan hias ke Negeri Mer-lion ini mencapai 20%. Lalu. 15% China dan 65% menyebar ke Hong Kong, Malaysia, Jepang, Uni Eropa, Korea Selatan, dan Amerika Serikat
Adapun ikan hias yang men-jadi unggulan Indonesia, antara lain arwana jenis Super Red. Ikan ini bisa dijual Rp 7 juta -Rp 8 juta per ekor. Lalu, arwana jenis Golden Red yang dilego Rp 3 juta- Rp 4 juta per ekor. Harga ikan ekspor bisadua kali harga lokal.
Selain arwana, ikan hias lain yang sedang naik daun adalah cloumfish yang dibanderol Rp 10.000-Rp 25.000 per ekor. Lantaran harganya murah, permintaan dari Malaysia, Jepang dan Eropa cukup tinggi
Jenis ikan yang diminati tahun ini memang berbeda dengan sebelumnya. Tahun lalu, para pembeli banyak kepincutikan koi ikan perot dan ikan cupang. Harga ikan koi bervariasi antara Rp 150.000 hingga ratusan juta rupiah per ekor. Sementara ikan perot dibanderol Rp 50.000-Rp 150.000 per ekor dan ikan cupang Rp 25.000-Rp 200.000 per ekor.
Incan Maulana, pemasok tanaman laut dan ikan hias ke Eropa bercerita, tahun ini, ekspor ikan hias memang lebih ramai ketimbang tahun lalu. Ia bahkan memperkirakan, ekspor kali ini bisa naik hingga 15%.
Memang, ekspor ikan hias ke Eropa sempat turun selama periode Mei-Agustus lalu. Ini lantaran Eropa memasuki musim panas. Pada musim tersebut banyak orang Eropa berlibur sehingga tidak belanja ikan hias. Tapi selain bulan itu, ekspor stabil dan bahkan naik," katanya.
Menurut dia, ikan yang paling digemari adalah arwana dan nemo. Incan yakin, tahun depan, popularitas nemo akan menggu guli arwana dan mem-buat ekspor ikan hias naik 20% ketimbang tahun ini
Senada, Ari Wahyuni, Koordinator Pembenihan Ikan Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BPBL) Lampung, mengatakan, ini permintaan cloumfish memang tinggi Sayang, budidaya cloumfish tidak bisa memenuhi permintaan yang banyak datang dari Malaysia itu. Alhasil, BPBL Lampung hanya mampu memasok ikan hias untuk keperluan lokal khususnya Jakarta.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad sebelumnya mengungkapkan, potensi budidaya ikan hias di Indonesia mencapai 1,5-1,6 miliar ekor per tahun.
Pengembangan pemasaran ikan hias kita bisa melalui tiga upaya. Pertama, mengembangkan pusat pemasaran dan pengembangan ikan hias seperti di Cibinong, Jawa Barat /foduajnenyelenggarakan pameran dan bursa ikan hias. Ketiga, memfasilitasi promosi pengusaha ikan hias.

NILAI EKSPOR US$12 JUTA | Bataviase.co.id

NILAI EKSPOR US$12 JUTA | Bataviase.co.id


NILAI EKSPOR US$12 JUTA
Ekspor Ikan Hias Dipacu Lebihi Singapura
NERACAlakarta - Pemerintah mendorong eksportir ikan hias Indonesia agar bisa melebihi Singapura. Karena saat ini ekspor ikan hias Indonesia pada 2010 baru sekita US$12 juta. Nilai ekspor ini naik, dibanding 2009 hanya mencapai US$10 juta.
Potensi kita bisa melebihi Singapura. Tapi untuk 2010, baru sekitar US$12 juta," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad di acara penutupan Indonesia Pets Plants Aquatic EXPO (IP-PAE) 2010 di lakarta, Ming-gu(12/12).
Fadel mengakui, potensi ekspor ikan hias sebenarnya sekitar US$65 juta. Meski nilai ekspor ikan hias Indonesia naik. Namun nilai ekspor itu masih jauh tertinggal dari Singapura yang masih memimpin sebagai negara pengekspor ikan hias terbesar di dunia.
"Padahal Indonesia memiliki 450 spesies ikan hias air tawar dari total spesies ikan hias tawar dunia yang mencapai HOO spesies. Sementara untuk ikan hias air laut Indonesia memiliki 700 spesies," tambahnya
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009, Indonesia baru menguasai 7,5% perdagangan ikan hias dunia. Angka ini masih kalah jauh dengan Singapura yang memegang pangsa pasar 22,5% dunia. "Dari transaksi ekspor US$12 juta itu, ternya-ta transaksi ikan Koi di Blitar menyumbang sekitar Rp 200 miliar per tahun, jumlah ini sama dengan
25% dari dana APBD Kabupaten Blitar," ungkapnya.
Mantan Gubernur Gorontalo ini menyebut, pemerintah berusaha membangun dan mengembangkan kawasan mina-politan sebagai ikan hias 2011. "Pemerintah sangat serius untuk mengembangkan ikan hias Indonesia, diantaranya dengan mewujudkan pengembangan kawasan minapolit-an ikan hias pada tahun 2011 ini Kabupaten Blitar, Kabupaten Bogor dan Jakarta Barat," katanya
Yang jelas, kata Fadel, di Indonesia ada beberapa daerah yang sudah mengembangkan ekonomi ikan hias seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua dan Nusa Tenggara seperti ikan hias arowana, dis-cus, cupang, koi, louhan, guppy, koki, termasuk ikan hias laut seperti down fak damsel, diromis, marine angel, butterfly, scooter blenrty, wrasse, trigger fak beaked coral faKsea horse dan lain-lain.
Dia mengatakan, peran promosi sangat penting dalam mendongkrak kinerja ikan hias di Indonesia. Diantaranya dengan banyaknya kontes-kontes ikan hias yang bisa meningkatkan nilai jual ikan hias dan menggairahkan pasar ikan hias di Indonesia. "Dari Indonesian Pets Plants Aquatic Expo 2010 diharapkan dapat memacu pertumbuhan usaha ikan hias, baik sisi pemasaran atau pun trading yang mampu mengusung ikan hias Indonesia menuju go international," jelas Fadel.
Fadel berharap peranan asosiasi seperti Asosiasi Ikan Louhan Indonesia, Arowana Club Indonesia, Bettafish Club Indonesia, Indonesian Dis-cus Club dan lain-lain bisa makin mendorong pengembangan ikan hias bersama pemerintah. Setidaknya ada upaya peningkatan mutu, peningkatan ikan hias bernilai tinggi dan penguatan pasar di dalam negeri dan ekspor melalui para asosiasi tersebut "Asosiasi ikan hias diharapkan dapat menyumbangkan kontribusi pengalaman, kapabilitas dan profesionalitasnya dalam mengembangkan, ikan hias dan terus menggairahkan pasar ikan hias," serunya.
Hambatan
Penyebab volume ekspor ikan hias Indonesia masih kecil adalah cuaca yang kurang menentu di perairan laut pantai. Di Bali, ekspor ikan hias itu berkurang hingga 10% periode tahun 2010 hingga September.
Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, Putu Bagiada SE mengatakan volume ekspor ikan hias hidup dari Bali ke sejumlah negara konsumen selama Januari-September 2010 hanya 594.275 ekor, melorot sepuluh persen dari periode sama 2009 mencapai 654.814 ekor.
Namun dalam penerimaan devisanya naik hampir 2,5% dari sebanyak USS 777 ribu selama sembilan bulan 1-2009 menjadi USS 795,5 ribu] ini artinya nilai rata-rata ikan hias hidup lebih mahal terjual saat ini. 

Go to Link : http://bataviase.co.id

Potensi Eksport Ikan Hias Rp 6 T

Potensi Ekspor Ikan Hias Rp 6 T


Manggadua, Warta Kota
Potensi Industri Ikan hias Indonesia masih sangat besar, dan seharusnya bisa menghasilkan pendapatan dari kegiatan ekspor sebesar 65 Juta dolar AS, atau sekitar Rp 6 triliun per tahun.
Namun, kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, mengungkapkan, saat ini baru pendapatan dari ekspor Ikan hias mencapai 12 Juta dolar AS. Ikan Kol dari Blitar menyumbang transaksi terbesar yakni Rp 200 miliar.
"Ikan hias adalah jati diri bangsa Indonesia, namun seringkali diklaim oleh negara lain, seperti Botia oleh Singapura, Cupang oleh Thailand, Rainbow oleh Amerika Serikat, dan udang hias laut oleh Perancis," ujar Fadel di Indonesia Pet Plants AquaUc Expo (IPPAE) 2010 di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara. Minggu (12/12).
Untuk Itu, Fadel mengajak semua pegiat ikan hias memberikan kontribusinya, terutama untuk mengimplementasikan strategi pengembangan idustri ikan hias,
Dikatakannya, Indonesia baru menguasai 7,5 persen perdagangan ikan hias dunia, dan masih kalah Jauh dengan Singapura yang memegang 22,5 persen perdagangan Ikan hias dunia. Promosi melalui kontes dan pameran, lanjutnya, harus menjadi ujung tombak pemasaran Ikan hias. Ia pun berharap IPPAE bisa digelar dalam bentuk ajang Internasional.
Pameran IPPAE di WTC Mangga Dua Ini menghadirkan berbagai Jenis Ikan Arowana, kol. ikan hias lainnya, dan reptllla. Selain Itu, ada enam kelas yang dilombakan dengan memperebutkan piala Menteri Perikanan, yakni Arowana, Discus, Louhan, Koki. Cupang. dan Reptil.
Ketua Umum IPPAE, Herjanto Kosasih, mengatakan, IPPAE yang kedua kalinya digelar Ini melibatkan sembilan komunitas, dan ratusan penggiat Ikan dan reptil. "Kita sudah menjadikan IPPAE ini menjadi agenda tahunan WTC Mangga Dua, ajang ini diprediksi akan menghasilkan total transaksi hingga miliaran rupiah," ujarnya. (Mb)
Entitas terkaitAmerika |Blitar |Botia |Cupang |Fadel |Herjanto |Ikan |Indonesia |IPPAE |Menteri |Promosi |Rainbow |Singapura |Ikan Kol |Jenis Ikan |Ketua Umum |Menteri Kelautan |Pameran IPPAE |Uc Expo |Warta Kota |WTC Mangga |Indonesia Pet Plants |Potensi Industri Ikan |WTC Mangga Dua Ini |Potensi Ekspor Ikan Hias Rp |
Ringkasan Artikel Ini
"Ikan hias adalah jati diri bangsa Indonesia, namun seringkali diklaim oleh negara lain, seperti Botia oleh Singapura, Cupang oleh Thailand, Rainbow oleh Amerika Serikat, dan udang hias laut oleh Perancis," ujar Fadel di Indonesia Pet Plants AquaUc Expo (IPPAE) 2010 di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara. Untuk Itu, Fadel mengajak semua pegiat ikan hias memberikan kontribusinya, terutama untuk mengimplementasikan strategi pengembangan idustri ikan hias, Dikatakannya, Indonesia baru menguasai 7,5 persen perdagangan ikan hias dunia, dan masih kalah Jauh dengan Singapura yang memegang 22,5 persen perdagangan Ikan hias dunia.

2011/03/26

Belida sebagai ikan hias


Bentuk tubuhnya pipih, tegak, melengkung seperti pisau besar. Sirip analnya bersatu dengan sirip ekor, menjutai lebar, seperti pita kecil menempel di sisi bawah tubuhnya. Bila sedang berenang, pita kecilnya melambai-lambai seperti selendang tertiup angin.
Di Indonesia, " ikan Belida " sudah lama dikenal orang, terutama oleh masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai Musi, Palembang. Pada mulanya penduduk setempat mengenalnya sebagai ikan konsumsi, baik sebagai lauk maupun bahan campuran kerupuk ikan dan empek-empek Palembang. Tetapi belakangan ini, dengan semakin berkembangnya penggemar ikan hias, belida menjadi ikan dwiguna yang semakin terkenal. Ketika kecil menjadi penghias akuarium, setelah besar dikonsumsi sebagai menu makanan yang cukup lezat.
Ada 3 (tiga) jenis ikan belida yang dikenal sebagai penghias akuarium, yaitu :

1. Belida Afrika ( Notopterus afer )










2. Belida Bangkok ( N. chitala ) 

















  >>>  3. Belida Lokal ( N. notopterus )

Ketiga belida ini berasal dari family Notoptoridae, bangsa Notopterus. Bentuk tubuhnya sama, hanya coraknya berlainan. Belida Afrika yang masih muda sangat cantik, mirip ikan salmon. Badannya dihiasi garis-garis hitam tebal tak beraturan, seperti lukisan batik. Tetapi lukisan yang indah ini perlahan-lahan akan menghilang sejalan bertambah besarnya ikan. Setelah mencapai dewasa punggungnya menjadi polos dan bagian lainnya berubah menjadi totol-totol hitam. Panjangnya dapat mencapai 60 cm, ini tersebar di Afrika barat, mulai dari Kamerun sampai Zaire.
N. Chitala alias belida Bangkok tidak kalah cantik dengan belida Afrika. Tubuhnya yang pipih berwarna perak abu-abu dihiasi totol-totol hitam besar yang membentang sampai ke ekornya, seperti lukisan "mata-mata" hitam ini serasi benar dengan pita kecilnya yang melambai-lambai. Panjangnya bisa mencapai 90 cm. Belida ini juga terdapat di Birma dan India. 
Berbeda dengan belida Bangkok dan Afrika, belida Lokal ( N. notopterus ) badannya polos tanpa patron, kecuali ikan yang masih muda, bertotol hitam kecil-kecil. Setelah besar totol-totol kecilnya hilang, tubuhnya menjadi polos abu-abu kehitaman. Ikan ini juga terdapat di India dan Thailand serta paling banyak digunakan sebagai ikan konsumsi.
Keistimewaan lain dari " Knifefish " ini tampak pada bentuk siripnya yang unik. Sirip punggunya yang tunggal berdiri tegak ditengah-tengah lekukan punggungnya, mirip "bendera" kecil pemberi aba-aba. Sirip analnya sungguh menawan, tumbuh memanjang bersatu dengan sirip ekor, seperti pita kecil panjang menempel pada pinggir bawah tubuhnya. Sirip anal ini merupakan organ tubuh paling penting sebagai sumber tenaga pendorong pada saat berenang. Dengan bantuan sirip ini ia dapat mendorong tubuhnya ke depan maupun ke belakang dengan sama mudahnya.
Perawatan knifefish ini tidak sulit, belida termasuk ikan kuat dan jarang sakit. Asal makanannya cukup, ia akan bisa bertahan sekalipun airnya keruh dan kekurangan oksigen. Agar kondisinya tetap prima, sebaiknya suhu airnya dijaga tetap sekitar 24 - 28 derajat Celcius, pH 6,2, dan kalau sudah kotor diganti dengan air yang bersih. Disamping itu, akuariumnya juga perlu diberi potongan kayu tak beraturan atau tumbuh-tumbuhan. Gunanya sebagai tempat ikan berteduh atau berlindung dari cahaya siang hari. Sebab ikan ini kurang menyukai tempat yang terang dan hanya aktif pada malam hari.
Karena hanya aktif dan memburu makanan pada malam hari, sebaiknya makanan juga diberikan pada malam hari. Ikan-ikan kecil, seperti anak ikan mas, sudah cukup baginya untuk santapan belida ini. Belida ukuran 50 cm, paling banyak menghabiskan sekitar 10 - 15 ekor anak ikan mas ukuran 3 cm.
Belida termasuk ikan galak dan predator ( pemakan ikan ), tidak hanya terhadap ikan lain tetapi juga dengan sesama jenisnya sendiri yang berukuran lebih kecil. Karena itu, bila ingin menyatukannya dengan ikan lain, sebaiknya dengan jenis yang galak juga dan sama besarnya, seperti Catfish dan Chiclid.



Pencegahan dan Pemberatasan Serangan dari Penyakit

C. Pencegahan ( uraian ...)


1. Sanitasi kolam.
Sanitasi kolam biasanya dilakukan dengan menjaga kebersihan kolam dan air yang digunakan. Kolam sebaiknya dikeringkan secara berkala, bahkan jika perlu dilanjutkan dengan perlakuan bahan kimia atau pengapuran. Disamping itu sampah atau lumpur harus segera dibersihkan agar tidak mengganggu kehidupan ikan di kolam. Pengeringan kolam biasanya dilakukan setelah selesai masa panen, yaitu selama 2 - 5 hari. maksudnya untuk memutus siklus hidup organisme penyakit atau parasit yang ada di kolam. Pada kolam dengan dasar tanah, proses pengeringan kolam sering dikombinasikan dengan pengapuran. Pengapuran kolam dapat memberikan keuntungan ganda, yaitu mencegah keasaman kolam dan membunuh telur atau spora penyakit maupun parasit yang tidak mati selama proses pengeringan kolam. Dosis kapur yang digunakan adalah 200 gram per meter persegi dan dibiarkan selama 1 (satu) minggu. Untuk memberikan efek pengapuran yang optimal sebaiknya tanah dasar kolam digali dahulu sedalam 20 cm, kemudian baru ditaburi kapur dan diaduk hingga benar-benar tercampur.
Pembuatan bak pengendap lumpur untuk menyaring air yang masuk sangat membantu dalam penyediaan air bersih, terutama jika usaha pemeliharaan ikan dilakukan dalam skala besar. 
Air yang digunakan untuk mengairi kolam sebaiknya diperoleh dari sumber yang bersih, bebas dari pencemaran industri maupun sampah. Kadar bahan organik yang terkandung dalam air sebaiknya jangan terlalu tinggi.
Penggunaan obat-obatan dalam sanitasi kolam bertujuan untuk membunuh  penyakit atau parasit ikan yang mungkin masih hidup atau terbawa oleh saluran air ke kolam. Tentunya harus juga diperhitungkan agar obat-obatan yang dimasukkan ke kolam tidak membahayakan kehidupan ikan.
Obat yang biasa digunakan untuk mencegah serangan penyakit atau parasit adalah Kalium Permanganat (KMnO4) dengan dosis berkisar antara 3 - 20 gram untuk setiap meter kubik air. Selama pemberian senyawa kimia ini, air kolam harus dibiarkan tergenang selama sehari dengan cara menutup saluran pemasukkan dan pengeluaran air. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas Kalium Permanganat dalam membunuh semua organisme berbahaya yang terdapat dikolam.
Untuk mencegah serangan jamur, terutama pada kolam penetasan biasanya digunakan Methylen Blue. Jamur biasanya akan menyerang telur-telur ikan terutama bila temperatur air terlalu rendah. Methylen Blue juga dapat digunakan untuk mencegah serangan jamur pada induk maupun anak-anak ikan yang dipelihara.
Benih penyakit atau parasit dapat masuk ke kolam karena terbawa air, tumbuhan air atau benda maupun binatang lain yang sengaja dimasukkan sebagai hiasan. Selain itu, benih penyakit atau parasit dapat pula terbawa oleh binatang jasad renik makanan ikan, seperti jentik nyamuk (cuk), kutu air (cladocera, daphnia), cacing sutera. Pada umumnya, penyakit atau parasit ikan dapat bertahan hidup di perairan yang ada ikannya, terutama di perairan yang kondisi lingkungannya buruk. Oleh sebab itu agar tidak menjadi sumber penyebab menularnya penyakit atau parasit, makanan alami sebaiknya diambil dari suatu tempat yang benar-benar bersih. Perlakuan karantina, baik terhadap makanan alami, benda maupun organisme yang dimasukkan merupakan cara lain untuk mencegah penularan benih penyakit atau parasit. Diharapkan setelah dikarantina selama 1 - 2 minggu, benih penyakit atau parasit akan mati karena tidak menjumpai ikan sebagai salah satu inang dalam siklus hidupnya. Dengan tujuan serupa, air yang akan digunakan sebagai media budidaya sebaiknya dibiarkan dahulu dalam udara terbuka selama beberapa hari.

2. Sanitasi Ikan.
Usaha pencegahan terhadap serangan parasit dapat pula dilakukan dengan cara meningkatkan sanitasi terhadap ikan. adapun caranya sebagai berikut :
  • Jangan mendatangkan atau memasukkan ikan dan air dari suatu daerah yang telah diketahui terkena wabah penyakit atau parasit.
  • Ikan-ikan yang telah memperlihatkan gejala serangan penyakit atau parasit, sebaiknya segera diasingkan dan segera diobati secara terpisah. Sedangkan ikan-ikan yang telah parah sebaiknya dimusnahkan saja dengan cara mengubur atau membakarnya.
  • Jangan membuang air bekas pengangkutan ikan ke dalam kolam, selokan atau sungai, karena dikhawatirkan mengandung bibit penyakit atau parasit yang dapat menyebar ke daerah lain.
  • Peralatan yang digunakan untuk menangkap atau menangkut ikan harus dijaga jangan sampai mengandung organisme yang membahayakan ikan. Sebaiknya, setelah digunakan, peralatan tersebut direndam dalam larutan Kalium Permanganat dengan dosis 1 gram per 50 liter air, atau dalam larutan kaporit 0,5 gram per meter kubik air.
  • Sebaiknya ikan-ikan yang akan dipindahkan atau dimasukkan ke kolam , terlebih dahulu direndam dalam larutan Kalium Permanganat dengan dosis 20 gram per meter kubik air selama 30 menit. Selama perendaman ikan harus selalu diamati apabila terlihat gejala keracunan, ikan segera diangkat dan dimasukkan ke dalam air bersih. Setelah direndam, ikan segera diangkat dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan. Apabila dianggap perlu, perendaman dengan KMnO4 dapat dulang setelah 3 - 4 hari kemudian.
3. Pemberian makanan bergizi.
Cara lain untuk mencegah serangan penyakit atau parasit terhadap ikan adalah dengan menjaga kondisi ikan agar selalu dalam keadaan sehat dan memiliki ketahanan tubuh yang kuat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberinya makanan bergizi yang mengandung cukup vitamin yang dibutuhkan untuk menambah daya tahan tubuh.

D. Pemberantasan

Bila terjadi serangan penyakit atau parasit terhadap ikan yang dipelihara, adapun cara untuk mengatasinya yaitu melakukan usaha pemberantasan secepat mungkin agar kerugian yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Jika serangan penyakit atau parasit belum terlalu parah, maka dapat diatasi dengan penggunaan zat kimia. Akan tetapi bila serangannya telah demikian parah, sebaiknya seluruh ikan yang terserang dimusnahkan saja agar tidak menular ke kolam lainnya.
Penggunaan zat kimia untuk memberantas serangan penyakit atau parasit pada ikan peliharaan harus didasarkan pada jenis organisme dan tempat penyerangan. Jenis organisme penyakit atau parasit yang menyerang ikan umumnya termasuk golongan virus, bakteri, jamur atau hewan invertebrata. Sedangkan bagian tubuh ikan yang sering diserang adalah bagian luar seperti kulit atau sisik, dan bagian dalam tubuh seperti insang, daging atau saluran pencernaan. Sebagai contoh jenis-jenis penyakit atau parasit yang sering menyerang ikan mas koki adalah :

Argulus, termasuk golongan udang primitif yang berbentuk bulat pipih. Tubuhnya terlindungi oleh lapisan keras yang transparan. Argulus mempunyai ukuran tubuh yang relatif besar, sehingga secara mudah dapat terlihat dengan mata telanjang. Argulus termasuk organisme yang menyerang ikan melalui bagian kulit. Ciri-ciri ikan maskoki yang terserang argulus adalah siripnya atau bagian tubuh tertentu lainnya mengalami pendarahan. Pada bagian luka ini akan didapati satu atau sekelompok argulus. Argulus merupakan organisme yang dapat dengan mudah berpindah dari satu ekor ikan ke ikan lainnya. Selain menyerang ikan, argulus dapat pula berperan sebagai tuan rumah sementara bagi bakteri atau virus yang sering menyebabkan penyakit pada ikan. Argulus berkembang biak dengan bertelur, telurnya diletakkan dan dibiarkan menempel pada benda-benda yang terdapat disekelilingnya. Setelah menetas, telur akan menjadi larva dan kemudian mengalami beberapa kali pergantian kulit sampai menjadi argulus dewasa. Argulus ini akan meyerang ikan dengan cara yang sama, yaitu menempelkan dirinya ke seluruh permukaan tubuh ikan bagian luar. Organisme ini biasanya dapat diberantas dengan menggunakan penjepit sejenis pinset untuk melepaskannya dari tubuh ikan. telur-telur dan larvanya, dapat dibunuh dengan cara mengeringkan atau memberikan kapur ke dasar kolam. Dosis kapur yang diberikan adalah 200 gram per meter persegi dan dibiarkan selama 5 - 6 hari. Jenis obat yang cukup efektif untuk memberantas argulus adalah Neguvon, yang berbentuk tepung (serbuk) buatan Bayer, Jerman. Cara penggunaannya adalah dengan memandikan ikan didalam larutan Neguvon dengan dosis 1 gram per liter air, selama 10 - 30 menit. Dianjurkan menggunakan sarung tangan karet, karena obat ini dapat merusak kulit. Selain neguvon, bahan kimia yang cukup efektif untuk membunuh argulus adalah Abate, yaitu obat yang biasa digunakan untuk membunuh larva nyamuk penyebab penyakit malaria. Satu sendok makan Abate untuk kolam berukuran 2 X 1 meter, sudah cukup ampuh untuk membasmi argulus. Cara yang mudah dan murah untuk membasmi argulus adalah dengan menggunakan garam (NaCl) atau (NH4Cl). Ikan yang telah terserang argulus direndam dalam NaCl ( 20 gram per liter air ) selama 5 menit atau direndam dalam larutan NH4Cl ( 12,5 gram per liter air ) selama 5 - 10 menit.

Dactylogyrus dan Gyrodactylus, kedua jenis hewan ini adalah keluarga cacing yang mempunyai ukuran sangat kecil. Daerah utama yang diserangnya adalah insang dan dapat menimbulkan peradangan sehingga menyebabkan luka-luka. Kadang-kadang kulit ikan diserangnya juga, sehingga kulit ikan menjadi berlendir banyak dan pucat warnanya. Akibat dari serangan kedua hewan ini, ikan akan menjadi lemas karena pernafasannya terganggu, siripnya menguncup dan aktifitas geraknya menurun. Pada serangan awal, dactylogyrus dan gyrodactylus, dapat diatasi melalui pemberian larutan Malachet Green ke dalam kolam. Cara pembuatan larutannya adalah dengan melarutkan 1 mg Malachet Green ke dalam 300 ml air. dari larutan tersebut diambil 1 sendok makan dan dilarutkan ke dalam 200 liter air kolam. Cara lain untuk membasmi dactylogyrus dan gyrodactylus adalah dengan merendam ikan ke dalam larutan Formaldehida murni 25 ppm ( 25 ml formaldehide murni pada 1.000 liter air bersih ). Lama perendaman jangan melebihi 10 menit dan dilakukan ditempat teduh. Setelah direndam, ikan kemudian dipindahkan ke kolam yang airnya bersih. pengobatan diulangi 2 - 3 kali selama 3 hari berturut-turut agar benar-benar sembuh.

Ichthyophthirius multifilis, organisme ini biasanya menyerang lapisan lendir kulit atau sirip ikan dan dapat merusak insang sehingga sering menimbulkan pendarahan. Organisme ini adalah jasad renik dari golongan protozoa berbulu getar, yang mempunyai ukuran relatif kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata tanpa menggunakan alat bantu. Organisme ini biasanya terdapat pada lapisan lendir kulit atau sirip maupun insang ikan, umumnya membentuk koloni yang jumlahnya dapat mencapai puluhan bahkan ratusan, sehingga terlihat sebagai bintik-bintik putih. Karena itu penyakit ini disebut dengan nama " white spot ". Adapun siklus hidupnya adalah sebagai berikut : 
Setelah 8 hari hidup pada tubuh ikan, I. Multifilis sudah cukup dewasa untuk melaksanakan pembiakan. Caranya adalah dengan melepaskan diri dari tubuh ikan dan melekatkan dirinya pada benda-benda, tumbuhan-tumbuhan atau dinding kolam. Selajutnya organisme ini akan membentuk suatu lapisan kulit yang tampak seperti lendir. bentuk demikian lebih dikenal sebagai cyste. Dalam waktu 5 jam  (tergantung dari temperatur lingkungan ), I. multifilis telah menghasilkan ratusan sampai ribuan anak yang terlindungi didalam cyste. Setelah dinding cyste pecah, anak-anak I. multifilis akan keluar dan melayang-layang di air dan meyerang ikan dengan cara menempelkan dirinya pada lapisan lendir ikan. Apabila dalam 2 hari tidak menjumpai ikan, hewan ini akan mati. 
Pemberantasan I. multifilis dapat dilakukan dengan perendaman ikan yang terserang kedalam larutan NaCl murni. Dosis larutan NaCl yang dibutuhkan adalah 10 - 30 gram setiap 1 liter air. Lamanya perendaman jangan melebihi 20 menit dan ikan harus segera dimasukkan kembali ke dalam air tawar. Tujuan perendaman adalah untuk merontokkan I. multifilis dari badan ikan.
Obat lain yang dianggap cukup efektif untuk memberantasnya adalah methylen blue. Caranya adalah dengan melarutkan 10 gram methylen blue ke dalam 1 liter air. Selanjutnya 2 - 4 ml larutan tersebut diencerkan hingga volumenya mencapai 4 liter dan rendamlah ikan yang sakit ke dalam larutan tersebut selama 24 jam. keesokkan harinya, ikan dipindahkan ke kolam yang bersih dan diberi makan secukupnya. Selang 1 hari kemudian, perendaman ikan diulangi kembali. Tahapan ini dilakukan selama 3 - 5 hari, hingga ikan benar-benar sembuh. Cara lain untuk memberantas I. multifilis adalah merendam ikan yang sakit ke dalam larutan Malachet green oxalate dengan dosis 0,1 gram per meter kubik air selama 24 jam. Dapat juga dilakukan perendaman ikan ke dalam larutan formalin (dosis 25 ml per meter kubik air) selama 10 menit. Kedua perendaman diatas dapat diulangi setelah 3 hari kemudian.



2011/03/25

Penyakit dan Parasit Ikan


Keberhasilan suatu usaha budidaya ikan tidak terlepas dari masalah penyakit dan parasit ikan. Meskipun jarang terjadi pada akuarium maupun kolam-kolam yang terawat dengan baik, wabah penyakit dan parasit yang menyerang ikan dapat menimbulkan kerugian besar bagi para petani peternak ikan karena sering menyebabkan kematian ikan secara massal.
Adapun organisme penyebab penyakit dan parasit yang biasa menyerang ikan umumnya berasal dari golongan jamur, bakteri, virus dan hewan invertebrata. Sebenarnya, kerugian yang timbul karena adanya serangan penyakit dan parasit dapat dihindari dengan pengelolaan akuarium maupun kolam secara baik. Apabila kebersihan akuarium maupun kolam, kualitas dan kuantitas air terpelihara dengan baik, kemungkinan terjadinya serangan penyakit atau parasit terhadap ikan yang dipelihara dapat diperkecil. Untuk mengatasi timbulnya masalah dan parasit pada ikan peliharaan, ada baiknya mengetahui bagaimana cara berjangkit maupun penularan penyakit dan parasit terhadap ikan. Adapun caranya adalah sebagai berikut :

  1. Melalui air, yaitu apabila kita menggunakan air yang telah tercemar oleh bibit penyakit maupun parasit, maka biasanya ikan yang dipelihara akan segera terserang penyakit atau parasit tersebut.
  2. Melalui kontak atau gesekan badan secara langsung dengan ikan yang telah terserang penyakit atau parasit. Penebaran ikan-ikan yang tidak sehat biasanya akan berakibat buruk, terutama jika padat penebaran terlalu tinggi.
  3. Melalui alat-alat yang telah digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan-ikan yang terserang penyakit atau parasit. Sebaiknya peralatan yang akan digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan disterilkan dahulu untuk membunuh penyakit atau parasit.
  4. Terbawa oleh ikan, makanan atau tumbuhan dari daerah asalnya dan berkembang dengan pesat di akuarium maupun di kolam yang baru. Pemindahan ikan, makanan alami atau tumbuhan dari suatu perairan yang telah tercemar oleh penyakit atau parasit sering menimbulkan masalah yang sama di tempat yang baru. Hal ini diduga karena individu tersebut di tempat asalnya tidak dapat berkembang sedangkan ditempat yang baru karena kondisinya sesuai mereka tumbuh dengan pesat.
Adapun usaha untuk mengatasi masalah penyakit dan parasit pada ikan, dapat dilakukan dengan cara pencegahan atau pemberantasan. Tentu saja kerajinan dan keuletan kita sangat menentukan keberhasilan usaha ini.

A. Tanda-tanda ikan yang terserang 
Meskipun usaha pencegahan telah dilakukan dengan sungguh-sungguh kadangkala ikan masih juga terserang penyakit maupun parasit. Hal ini mungkin saja bisa disebabkan karena adanya proses pembusukan di akuarium atau di kolam, baik terhadap kotoran hasil metabolisme maupun sisa makanan. Adanya sampah atau zat-zat buangan yang masuk ke kolam juga dapat memperburuk kondisi perairan. Padat penebaran yang terlalu tinggi, kondisi ikan yang lemah atau kualitas makanan yang kurang memenuhi persyaratan dapat juga membantu perkembangan penyakit maupun parasit. Untuk mencegah penyerangan penyakit atau parasit ke seluruh ikan yang dipelihara, perlu diketahui secepat mungkin tanda-tanda berjangkitnya. Adapun tanda-tanda dari ikan yang telah terkena serangan penyakit atau parasit adalah sebagai berikut :

  1. Ikan terlihat pasif, lemah dan hilang keseimbangan.
  2. Nafsu makan mulai berkurang.
  3. Malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air.
  4. Kadang-kadang ikan bergerak secara cepat dan tiba-tiba.
  5. Selaput lendirnya berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi.
  6. Pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau pangkal ekor.
  7. Dibeberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas, sering pula terlihat kulit ikan mengelupas.
  8. Sirip dada, punggung maupun ekor sering dijumpai rusak dan pecah-pecah. Pada serangan yang lebih hebat, kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja.
  9. Insang menjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernapas. Warna insang menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan.
  10. Bagian isi perutnya, terutama hati, berwarna kekuning-kuningan dan ususnya menjadi rapuh.
B. Penggolongan penyakit dan parasit ikan.
Berdasarkan daerah penyebarannya, penyakit atau parasit ikan dapat dibagi menjadi 3 ( tiga ) golongan yaitu :

1. Penyakit atau parasit pada kulit.
Penyakit atau parasit ini meyerang bagian kulit ikan sehingga dengan mudah dapat dideteksi. Apabila organisme penyebabnya berukuran cukup besar, maka dengan mudah dapat langsung diidentifikasi. Akan tetapi bila berukuran kecil harus diidentifikasi dengan menggunakan sebuah mikroskop atau dengan mengamati akibat yang ditimbulkan oleh serangan organisme tersebut.
Biasanya ikan yang terserang akan terlihat menjadi pucat dan menimbulkan atau mengeluarkan lendir secara berlebihan. Organisme yang menyerang bagian kulit bisa berasal dari golongan bakteri, virus, jamur atau lainnya. Bila disebabkan oleh jamur, maka akan terlihat bercak-bercak berwarna putih, kelabu atau kehitam-hitaman pada kulit ikan. Ikan yang mengalami serangan penyakit atau parasit pada kulitnya, biasanya akan menggosok-gosokkan badannya ke benda-benda disekelilingnya sehingga seringkali menimbulkan luka baru yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder.


2. Penyakit atau parasit pada insang.
Penyakit atau parasit yang menyerang organ insang agak sulit untuk dideteksi secara dini karena menyerang bagian dalam tubuh ikan. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif untuk mengetahui adanya serangan penyakit atau parasit pada insang adalah mengamati pola tingkah laku ikan tersebut. Ciri utama yang terserang organ insangnya adalah ikan menjadi sulit untuk bernapas. Selain itu, tutup insang akan mengembang sehingga sulit untuk ditutup dengan sempurna. Jika serangannya sudah meluas, lembaran-lembaran insang menjadi semakin pucat. Sering pula dijumpai adanya bintik-bintik merah pada insang yang menandakan telah terjadi pendarahan (peradangan). Jika terjadi bintik putih pada insang, kemungkinan disebabkan oleh serangan parasit kecil yang menempel.

3. Penyakit atau parasit pada organ dalam.
Ciri utama ikan yang terkena serangan penyakit atau parasit pada organ dalamnya adalah terjadi pembengkakan dibagian perut disertai dengan berdirinya sisik. Akan tetapi dapat terjadi pula bahwa ikan yang terserang organ dalamnya memiliki perut yang sangat kurus. Jika pada kotoran ikan sudah dijumpai bercak darah, ini berarti pada usus telah terjadi pendarahan (peradangan). Jika serangannya sudah mencapai gelembung renang, biasanya keseimbangan badan ikan menjadi terganggu sehingga gerakan berenangnya jungkir balik tidak terkontrol.



C. Pencegahan.
Usaha pencegahan harus dilakukan sebelum gejala atau serangan dari penyakit atau parasit timbul. Cara pencegahan dianggap lebih baik dan murah bila dibandingkan dengan usaha pemberantasan. Adapun cara pencegahan penyakit maupun parasit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


1. Sanitasi kolam atau Akuarium.
2. Sanitasi ikan.
3. Pemberian makanan bergizi.
4. Pemberantasan.




Go to link : Pencegahan dan pemberantasan...

2011/03/24

Aquarium Tropical Fish, Freshwater Fish for the Aquarium, Fish Information and Fish Pictures

Aquarium Tropical Fish, Freshwater Fish for the Aquarium, Fish Information and Fish Pictures :


  • Aquatic Forums - Have a passion for aquariums? Visit the Aquatic Forums and find others just like you!
  • Photo of the Month - Enter your photo or cast your vote here. Win Prizes... Oh Yeah!
  • Aquarium Glossary - Reference for terminology used in ichthyology and aquarium circles   

Aquarium tropical fish articles :




Go to link : http://animal-world.com/encyclo/fresh/fresh.htm

List of freshwater aquarium fish species

List of freshwater aquarium fish species - Wikipedia, the free encyclopedia

List of freshwater aquarium fish speciesOneRiot
Yahoo
Amazon
Twitter
del.icio.us

From Wikipedia, the free encyclope
This article does not cite any references or sources.
Pls, help improve this article by adding citations to reliable source.
Unsourced material may be challenged and removed. ( January 2011 )

* Menjual Berbagai Jenis Ikan Hias Air Tawar

2011/03/23

Menangani dan pencegahan penyakit ikan hias



Ikan sebenarnya merupakan binatang yang langka terserang penyakit. Artinya, asalkan ikan dipelihara dengan baik, diberi makanan bergizi, airnya sehat ( di akuarium diberi filter untuk menghilangkan kotoran dan air tidak berubah-ubah agar ikan tidak stress), maka ikan akan selalu sehat.
Ikan sakit umumnya hanya dikarenakan sistem pemeliharaan yang tidak benar. Tetapi mungkin saja ikan terkena penyakit, misalnya karena air atau bebatuan yang sudah mengandung penyakit atau karena di akuarium dimasukkan ikan baru yang sudah membawa penyakit, sehingga menular.
Secara umum penyebab penyakit ikan, yaitu :
1. Disebabkan bakteri yang masuk ke akuarium atau kedalam tubuh ikan. Untuk mengatasinya ikan tersebut              diberi antibiotik, misalnya melalui makanannya.
2. Disebabkan oleh jamur yang menempel ditubuh ikan tersebut.
3. Disebabkan oleh protozoa.
4. Disebabkan oleh virus. Biasanya ikan yang terkena virus, tidak bisa disembuhkan. Karena itu sebaiknya ikan tersebut segera diambil agar tidak menular terhadap ikan lainnya. Walaupun tidak bisa disembuhkan, penyakit yang disebabkan oleh virus sebenarnya bisa dicegah. Caranya adalah membiasakan ikan tersebut untuk hidup sehat.




Sumber : Kedaulatan Rakyat, 15 Agustus 1994. ( Dok. Trubus ).

2011/03/14

Severum, punya daerah kekuasaan


Ketika masih muda, ikan Severum mirip dengan anak-anak ikan Discus. Bagi pemula terkadang sering dibuat bingung. Yang belum begitu kenal, mungkin percaya saja, SEverum muda dibilang anak Discus. Bentuk badan mereka memang sama. Pipih kesamping ( Compressed ). Demikian pula familinya, mereka sama-sama berasal dari satu keluarga, yakni Cichlidae. Tapi dari segi penampilan, karakter dan harga jelas berbeda. 
Severum berasal dari kata severe, yang berarti keras atau hebat. Bahkan di luar negeri, ikan yang berasal dari sungai Amazone ini lebih populer dengan nama " Ikan Narapidana " ( Convict Fish ). Lalu mengapa ia dijuluki demikian ? Inilah ceritanya : Ketika masih muda, ikan ini bersifat pendamai, senang hidup berdampingan sesamanya. Tapi setelah dewasa, ia ogah didekati temannya, sukanya sendirian, seperti pesakitan. Kalau ada yang berani dekat, maunya berantem saja. Lebih-lebih menjelang kawin, sifatnya sangat agresif. Kalau disekitar lingkungannya ada tanaman air, semua dibuat berantakan. Sifat lain yang tergolong ekstrem dari Severum adalah teritorialis. Maksudnya ia mempunyai sifat ingin menguasai suatu wilayah dengan radius tertentu dilingkungan hidupnya. Batas teritorial itu tidak boleh dilanggar oleh ikan lain. Karena itu severum kurang tepat bila dalam pemeliharaan dicampur dengan jenis ikan hias lain. Warna dasar Severum merupakan kombinasi antara kuning dan coklat, dengan bagian perut agak cerah. Tetapi kadang-kadang terlihat bervariasi. tergantung dari lingkungan/asal, suasana jiwanya ( mood ) dan umur.
Severum muda tubuhnya berwarna coklat muda, dengan sedikit garis vertikal. Setelah dewasa, terutama yang jantan, warnanya menjadi sedikit kehijau-hijauan. Sepanjang panggulnya berbintik-bintik merah kecoklatan. Malahan sekarang banyak dijumpai Severum albino ( seperti foto diatas ). Seluruh tubuhnya berwarna kuning keemasan dengan mata berwarna merah jambu. Baik yang albino maupun bukan, sama saja. Mereka bernama Cichlasoma (Heros) severum. Severum dapat mencapai panjang sekitar 20 cm. Air yang diinginkan sebagai media hidupnya adalah bersih ( jernih ) dan sedikit basa dengan temperatur 22 - 27 derajat Celcius. meskipun ia menerima hampir semua jenis makanan ( omnivora ), tapi lebih baik kalau Severum diberi makanan hidup alami, seperti cacing tanah atau daging ikan yang sudah dihancurkan.

Pemijahan
Pemijahan Severum bisa dilakukan didalam bak-bak semen atau akuarium. Supaya lebih gampang mengontrolnya, terutama pada saat penetasan telur, maka penggunaan akuarium ternyata memberikan hasil yang lebih baik. Berdasarkan pengelompokan cara-cara ikan hias memijah, Severum termasuk ikan yang meletakkan telurnya pada benda-benda yang terletak vertikal didalam air. Dari kebiasaan ini, oleh para pembudidaya ikan hias sering dipraktekkan dengan cara meletakkan potongan pipa paralon didalam akuarium pemijahan Severum. Karena Severum tergolong ikan siklid berukuran besar, maka ukuran tempat pemijahan nya pun harus disesuaikan. Untuk mengawinkan seekor jantan ukuran 15 cm dengan betina sepanjang 14 cm, biasa digunakan akuarium sebesar 75 X 32 X 32 cm. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar pemijahan Severum bisa berhasil dengan baik antara lain adalah induk dan kualitas air. Induk yang baik, umurnya telah mencapai 1 tahun dengan panjang minimal 12 - 15 cm. Ciri-ciri induk jantan yang telah dewasa ( matang ) adalah sirip-siripnya berwarna kecoklat-coklatan dan ditaburi oleh bintik-bintik merah dan biru. Sirip punggung dan sirip anusnya tumbuh memanjang sampai mencapai ujung sirip ekor. Sedangkan yang betina, selain warnanya lebih pucat, sirip-siripnya lebih pendek. Pemijahan biasanya berlangsung dalam air yang suhunya sekitar 25 derajat Celcius, dengan pH 7,0 - 7,2 dan kesadahan antara 150 - 180 ppm. Seekor induk betina yang baik, mampu menghasilkan telur sebanyak 1.000 butir lebih.
Setelah selesai memijah, induk jantannya dipindahkan saja ketempat lain. Sedangkan induk betina, dibiarkan saja tetap didalam akuarium supaya ia merawat telur dan anaknya bila telah menetas kelak.
Untuk mencegah agar telur tidak dimakan oleh sang induk, beri dia makanan berupa kutu air secukupnya. Disamping itu, hindari jangan terlalu banyak campur tangan kita terhadap induk dan telur-telurnya. Karena kalau banyak gangguan, bisa-bisa telurnya dimakan semua oleh induknya.
Selama proses penetasan jumlah oksigen perlu ditingkatkan. Untuk itu, maka didalam akuarium penetasan perlu dipasang aerator. Untuk menghindari telur dari serangan jamur, bisa ditreatment, caranya : teteskan Methylen blue 5% sebanyak 5 - 7 tetes kedalam akuarium yang berisi telur. Telur umumnya menetas setelah 2 - 3 hari. Setelah itu, larvanya sudah mulai bergerak-gerak. Baru setelah seminggu mereka terlihat berenang dengan bebas. Umur seminggu, benih sudah bisa diberi makan artemia atau rotifera. Baru setelah berumur 2 minggu, anak-anak Severum diberi makan kutu air saring. Minggu berikutnya, bisa dicoba dengan cacing sutera ( tubifex ).



Sumber : Suara Karya, tanggal 11Juni 1991. ( Dokumentasi Trubus ).

Serpae ( Hypherssobbrycon serpae ), Ikan Pajangan Yang Atraktif

Ikan tetra ternyata bukan hanya neon, kongo atau kaisar. Tapi masih ada beberapa lagi, salah satunya yang lain itu adalah Serpae. Memelihara ikan yang satu ini merupakan suatu keasyikan tersendiri. Sebab, kemana-mana ia selalu bergerombol. Gerakan manuver bergerombolan itulah yang membuat kita betah memandangnya. 
Kalau ingin menikmati kelebihan serpae sebagai ikan pajangan yang atraktif, tempatkanlah 8 - 12 ekor ikan yang bisa mencapai panjang 4 cm ini dalam sebuah akuarium besar. Disana mereka bisa lebih leluasa melakukan gerakan-gerakan atraktif yang penuh pesona. Lebih-lebih kalau pencahayaannya didalam tempat tinggalnya itu baik. Meskipun ia datang dari jauh, dari sungai-sungai besar di Brasil dan Guyana, Amerika Selatan, terrnyata serpae cocok dan betah tinggal di Indonesia. Karena iklim disini sama dengan daerah asalnya, tropis.
Dalam hidupnya, serpae menghendaki air yang bersih, lunak dan sedikit asam dengan pH 6,6 - 6,9. Kesadahan sekitar 60 - 100 ppm. Suhu yang ia kehendaki berkisar antara 24 - 26 derajat Celcius. Soal makan, ikan ini tidak terlalu rewel, hampir semua jenis makanan ia doyan. Hanya kalau ia nanti mau dipijahkan, sebaiknya dipilih jenis makanan yang tidak mengandung lemak. Misalnya seperti jentik-jentik nyamuk atau makanan khas induk lainnya.
Daya tarik lain serpae adalah warna tubuhnya. Sekilas badannya tampak keperak-perakan hingga kuning keemasan. Punggungnya berwarna hijau zaitun. Bagian perut, bervariasi, kadang kuning, hijau, pelangi atau keperak-perakan. Pada waktu tertentu, badan serpae tampak berwarna merah cerah. Terutama badan bagian belakang, sirip punggung berwarna hitam dengan dasar merah dan pinggirannya kuning keemasan. Sirip anus dan ekor berwarna merah dengan bayangan garis hitam yang samar-samar. Antara ikan jantan dan betina, perbedaan warnanya sangat mencolok. Ikan jantan, ikan jantan warnanya relatif lebih cemerlang, sedangkan yang betina suram dan kurang menarik.

Gesit dan Agresif
Alasan orang memilih serpae sebagai penghuni akuarium, disamping warnanya yang indah, juga karena ia agresif dan gesit dalam bergerak. Hal ini dimungkinkan karena bentuk tubuhnya yang kecil, ditambah lagi oleh kebiasaannya di alam. Di alam aslinya, ikan-ikan ini hidup dalam perairan yang berarus deras, disungai-sungai besar seperti Amazon. Karena itu jangan heran bila serpae tidak bisa diam di dalam akuarium, berenang hilir mudik kesana kemari. Sifat dasar ikan serpae, sebenarnya pendamai. terutama bila ia dipelihara bersama-sama dengan yang sejenis dan seukuran. Namun akan lain ceritanya, kalau ia dicampur dengan yang tidak sejenis. Atau sejenis tapi tak seukuran. Bila itu ia merasa seterunya, maka bagi yang merasa paling besar dan kuat, akan melukai yang lemah. Sehingga yang menjadi korban bisa babak belur dibuatnya, bahkan bisa sampai mati.

Pemijahan
Serpae termasuk ikan yang mudah dipijahkan. Kesulitannya hanya pada waktu menentukan jantan dan betina saja. Itupun kalau dilakukan secara individu. Karena antara ikan jantan dan betina kelihatannya sangat mirip. Tapi bila penentuannya dilakukan secara seksama, kesulitan itu bisa diatasi. Selain warnanya lebih cerah, ikan jantan dewasa mempunyai bentuk tubuh yang lebih ramping, jika dibandingkan dengan yang betina. 
Untuk pemijahan, sebaiknya calon induk dipilih  dari segerombolan ikan. Calon induk yang telah lolos seleksi, dipelihara secara terpisah. Mereka diberi makan yang cukup memngandung gizi. Jika sudah terlihat ada yang matang kelamin, berarti sudah bisa disiapkan tempat pemijahannya. Ikan betina yang matang kelamin ditandai oleh bagian perut yang agak membengkak. Sedangkan yang jantan biasanya kalau sedang birahi, ia tak pernah bisa diam, gelisah dan mondar mandir kesana kesini.
Pemijahan bisa dilakukan dalam sebuah akuarium ukuran ( volume ) 10 -15 liter. Air yang dipakai sebagai media, jangan yang terlalu keras. Suhunya dipertahankan sekitar 24 derajat Celcius. Ke dalam akuarium  tersebut perlu diberi tanaman air seperti Cabomba, Myriophyllum atau Hydrilla. Tanaman harus bersih, bebas dari hama dan penyakit.
Ketika memasukkan induk ke dalam akuarium pemijahan, masukkan dulu yang jantan, beberapa saat kemudian baru disusul  oleh betina. Bila keduanya sudah berada dalam satu tempat, biasanya yang jantan akan mengambil inisiatif untuk merayu yang betina. Pertama ia berlenggak-lenggok dihadapan betina, kemudian mengitari, lalu memepet betina dengan sangat agresif dan bernafsu. Ketika itulah secara bersamaan yang berlangsung hanya beberapa detik saja, induk betina melepaskan telur dan induk jantan menyemprotkan spermanya. Kejadian seperti itu, dilakukan berulang-ulang sampai kira-kira 20 kali, selama 2 - 4 jam.
Sepasang induk yang baik dan sehat, sanggup menghasilkan ratusan butir telur. Selesai pemijahan, kedua induk harus dipisahkan dari telurnya. Tempat pemijahan itu kini berubah fungsinya sebagai tempat penetasan.
Telur-telur akan menetas setelah 24 jam, dari situlah akan dihasilkan larva kurang lebih sebanyak 300 ekor. Larva sebanyak itu tidak perlu diberi makan, karena mereka masih membawa cadangan makanan berupa kuning telur di perutnya. Baru setelah umur 3 hari, larva diberi makan infusoria. Umur 2 minggu anak-anak serpae sudah kuat berenang dan saat itulah mereka bisa diberi artemia atau makanan hidup lainnya yang sesuai ukuran mulutnya.





Sumber : Suara Karya, 20 November 1991. ( Dokumentasi Trubus ).