2011/05/22

Resirkulasi untuk Akuarium

Agar air akuarium tahan lama dan tetap bersih, jernih, dan tidak perlu sering diganti, bisa dipakai teknik " Double Bottom ". Apa yang dimaksud teknik ini ?


Air akuarium yang penuh dengan kotoran, jelas tidak baik untuk kehidupan ikan, karena rendah mutunya sebagai lingkungan hidup. Ia perlu diganti dengan air baru yang bersih, agar ikan tetap sehat dan tidak mudah terkena penyakit.

Bisa stress
Umumnya penggantian air dalam akuarium dilakukan oleh para akuaris 1 - 2 kali dalam seminggu. Dan penggantian ini perlu semakin sering, kalau ikan penghuni akuariumnya semakin padat, karena kotoran yang mengumpul di dasar akuarium pun semakin bertambah banyak.
Repotnya, penggantian air yang terlalu sering justru bisa berpengaruh buruk pada ikan itu sendiri. Kehidupannya terganggu, tidak tenang, bahkan menderita stress. Nafsu makannya menurun dan ikan mudah terserang penyakit.

Bagaimana mengatasinya
Terlalu sering mengganti air akuarium juga merepotkan, karena menambah beban kerja. Untuk mengatasinya, dapat digunakan cara " Double Bottom " dalam akuarium. Cara ini juga melibatkan resirkulasi (daur ulang) air, yang menjaga agar air akuarium tetap jernih dan bersih dalam waktu yang lama.
Prinsip kerja double bottom ialah penyaringan air kotor yang disaring oleh lapisan khusus di dasar akuarium. Lapisan ini selain menyerap kotoran, juga bibit penyakit. Karena merupakan dasar kedua akuarium, maka cara ini disebut " Second Bottom ".

Bahan dan cara membuatnya
Untuk membuat double bottom dalam akuarium diperlukan pipa pralon atau kayu untuk pondasi dasar (ukurannya disesuaikan dengan lebar dan panjang akuarium), plastik gelombang atau plastik atap (dilubangi setiap jarak 3 cm), karet busa setebal 1 - 2 cm, pasir, arang/karbon aktif, zeolit, dan batu hias akuarium sebagai penutup pasir.
Besar kecilnya bahan disesuaikan dengan ukuran akuarium.
Arang/karbon aktif yang dipakai sebaiknya arang dari tempurung kelapa, karena kemampuannya menyerap amoniak dan chlor yang bersifat meracuni ikan cukup besar.
Karet busa dipakai untuk menyerap kotoran, sisa - sisa makanan dan bibit penyakit yang terdapat di dalam air.
Pasir dan batu - batuan lainnya sebelum dipakai, telah dicuci bersih dan dijemur kering dahulu, agar bebas dari benih penyakit. Bahan itu disusun seperti terlihat pada gambar di atas.

Air kotor akan meresap ke bawah melalui sela - sela/rongga batu, lalu kotorannya akan disaring oleh lapisan arang pasir dan karet busa yang terdapat di bawahnya. Air yang telah tersaring itu akan masuk ke ruang bawah (antara dasar akuarium dengan lapisan penyaring) melalui lubang plastik gelombang. Kemudian air itu akan tersalur keluar lagi melalui pipa pralon dengan bantuan tekanan aerator (pompa udara), yang ujung selangnya  dipasang di dalam pipa pralon. Daya hisap yang timbul akan menarik air ke atas. Air yang balik kembali ke akuarium adalah air yang telah bersih dan mengandung oksigen tambahan pula, karena hasil pemompaan udara.
Dengan cara itu air akuarium dapat bertahan 4 - 5 bulan, tanpa diganti. Selain tetap jernih dan bersih, keuntungan lainnya, kehidupan ikan akan lebih tenang, karena tidak terganggu oleh pergantian air yang terlalu sering.








Sumber : Dok. Trubus (Maret 1989).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar