2011/04/24

Cara Pengangkutan Ikan Hias

Bagi sebagian pengusaha ikan hias, teknik pengangkutan masih merupakan kendala. Padahal dengan memperhatikan syarat pengirimannya, ikan bisa selamat sampai tujuan.

Dalam budidaya ikan hias, salah satu faktor penting yang perlu mendapat perhatian adalah teknik pengangkutannya. Tidak jarang pengusaha ikan hias mengalami kerugian karena kesalahan teknik pengaangkutan. kerugiannya tidak hanya berupa waktu dan beaya, tetapi juga kepercayaan pembeli menjadi luntur karenanya.
Untuk mengatasi hal ini, hanya ada satu jalan yang harus ditempuh yaitu memperbaiki teknik pengangkutan. Dalam pengangkutan, bukan hanya jarak tempuh dan alat angkut yang diperhitungkan, ternyata masih banyak segi yang harus dipertimbangkan.

Diberokkan
Berbeda dengan pengiriman produk mati, dalam pengiriman ikan hias, selain harus tepat waktu ikan juga harus tetap hidup dan sehat sampai tujuan. Untuk mewujudkan tujuan pengiriman ini ternyata tidak semudah yang diperkirakan, dan masih banyak pengusaha ikan yang mengalami kesulitan dalam pengiriman. Ini disebabkan dalam pengiriman ikan hias banyak hal yang harus dipertimbangkan, misalnya berapa perbandingan jumlah ikan, air, dan oksigen, serta cara pengemasan dan alat angkut yang digunakan agar ikan selamat ditujuan.
Prinsipnya ada 2 kegiatan dalam pengiriman ikan hias yaitu pengemasan dan pemberangkatan. Keduanya harus dilakukan dengan cepat dan tepat, sesuai dengan syarat pengiriman ikan.
Untuk memperlancar pengiriman, sebelum pengemasan dilakukan, ikan harus sudah diseleksi lebih dahulu. Seleksinya meliputi jenis, ukuran, dan kesehatan ikan. Sehingga ikan yang dikirim benar - benar hanya ikan yang sejenis, seragam, dan sehat sesuai permintaan pembeli.
Selain seleksi, satu kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum ikan dikemas adalah memberokkan ikan. Pemberokkan adalah suatu perlakuan untuk mengistirahatkan ikan setelah mendapat penanganan tertentu ditempat pemeliharaan. Maksudnya adalah agar ikan kondisinya lebih baik, dan tidak stress selama diperjalanan (minimum bisa dikurangi).
Pemberokkan dilakukan dalam air bersih yang sudah disterilkan, selama 2 -3 hari. Selama pemberokkan ikan tidak diberi pakan, namun kondisi kesehatan ikan tetap terus dijaga. Kandungan oksigen (O2) dalam air harus cukup, sebaiknya tidak kurang dari 8 ppm, dan kandungan amoniak (NH4) tidak melebihi 0,1 ppm.
Bersamaan dengan pemberokkan dilakukan juga seleksi kesehatan, serta penghitungan jumlah ikan. Seleksi kesehatan ini tidak hanya dilakukan terhadap ikan sakit, tetapi juga keutuhan tubuhnya, seperti ikan yang bengkok, dan rusak. Ikan sakit, tidak normal, atau rusak dipisahkan dari ikan yang sehat. Ikan sehat, dan normal inilah yang siap dikirim.

Sesuai daya tampung
Sebagai alat tempat pengiriman digunakan kantong plastik. Kantong plastik dipilih yang kuat, dan untuk menghindari kebocoran sebaiknya digunakan rangkap dua. Untuk keselamatan ikan, jumlah ikan yang dimasukkan dalam kantong plastik harus disesuaikan dengan kemampuan daya tampungnya. Selain itu perbandingan isi ikan dengan jumlah air, dan oksigen juga harus sesuai.
Menurut pedoman Teknis Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, sebaiknya kantong plastik hanya diisi air 1/4 bagian. Air yang dimasukkan dalam kantong plastik harus steril dan sudah difiltrasi terlebih dahulu. Selain itu untuk menjaga stabilitas kwalitas, air perlu diberikan larutan buffer. Misalnya berupa buffer teknis (Na2HPO2). Caranya, larutan buffer dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 9 gram buffer dalam 1 liter air.
Setelah kantong plastik diisi air, ikan dimasukkan kedalamnya. Berat/jumlah ikan yang dimasukkan sebaiknya sama perbandingannya dengan berat/volume air. Cara menghitung perbandingannya dapat dilakukan dengan menimbang atau menghitung jumlah ikan. Baru kemudian, sisa isi kantong plastik diisi oksigen, dan diikat kuat agar oksigen tidak keluar atau bocor.
Sebelum dilalu-lintaskan, agar lebih aman, plastik berisi ikan dikemas terlebih dahulu dengan menggunakan karton. Karton yang digunakan harus kuat sehingga tidak mudah rusak saat penanganan dan selama dalam perjalanan. Supaya pengemasan lebih efisien, dalam karton, kantong-kantong plastik wadah ikan disusun teratur. Dan agar tidak mudah terpengaruh oleh suhu lingkungan, dan juga tidak rusak akibat goncangan, maka kemasan\ harus dilengkapi dengan styroform.
Setelah karton ditutup, agar ikan terhindar dari kesalahan perlakuan petugas pengiriman, sebelum diberangkatkan karton harus diberi label. Label dapat berupa gambar, maupun keterangan mengenai cara/larangan perlakuannya.. Tujuan pemberian label ini adalah memberi informasi kepada petugas, sehingga  kemasan diperlakukan sesuai petunjuk yang terdapat pada label.

Didesinfeksi
Perlu diperhatikan, terutama saat pemberokkan dan pengepakkan, semua peralatan dan pekerja harus didesinfeksi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar ikan tetap sehat, terhindar dari serangan jasad patogen akibat kontak dengan pekerja, alat, maupun kolam/bak yang digunakan.
Sebelum masuk ruang pemberokkan, pekerja harus mencuci tangan dan kaki terlebih dahulu dengan menggunakan larutan lysol, atau disinfektan lainnya. Sebaiknya yang memasuki ruang pemberokkan hanyalah pekerja yang menangani ikan saja.
Desinfeksi juga dilakukan terhadap alat-alat, dan tempat wadah yang akan dipakai. Desinfeksi wadah/tempat dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan desinfektan sebelum wadah/tempat diisi air. Sedangkan deinfeksi alat-alat dapat dilakukan dengan merendamnya dalamlarutan desinfektan, kemudian dibilas dengan iar bersih.

Pengangkutan
Dalam pengangkutannya selain keselamatan, tepat waktu perlu juga diperhatikan. Untuk itu alat transportasi yang digunakan, cara penempatan karton-karton, dan waktu pemberangkatannya perlu dipertimbangkan. Pengangkutan dapat melalui darat, dapat juga melalui air, atau udara disesuaikan dengan jarak, dan kemudahan pengiriman. Untuk pengiriman berjarak tempuh kurang dari 24 jam, dan dapat dilalui mobil, pengirimannya dapat melalui darat. Sedangkan untuk daerah dengan jarak pengiriman lebih dari 24 jam, dapat menggunakan pesawat terbang. Namun apabila daerah pengiriman tidak mungkin melalui darat dan udara, maka pengirimannya bisa melalui air menggunakan kapal.
Agar kemasan/karton berisi ikan tidak rusak, maka penataannya harus dilakukan dengan benar. Kemasan/karton-karton harus disusun berjajar satu-satu, dan rapat sehingga terlihat rapih, dan tahan goncangan. Namun bila kemasan ingin disusun bertingkat, maka harus menggunakan rak-rak.

Tepat waktu
Selama diperjalanan, hal penting yang harus diperhatikan adalah ketepatan waktu pemberangkatan. Jangan sampai setelah ikan dipetikemaskan, waktu pemberangkatannya belum diketahui, sehingga ikan harus menunggu lama. Bila hal ini terjadi, bisa membahayakan kelangsungan hidup ikan. Hal ini disebabkan karena selama penantiannya ikan akan menghabiskan cadangan oksigen yang ada dalam kantong plastik.
Selain waktu pemberangkatan, lamanya perjalanan juga harus diketahui secara tepat. Yang dimaksudkan lama perjalanan disini adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari ikan dikemas sampai ikan diterima pembeli. Jika hal ini tidak diketahui secara tepat, maka sulit memperkirakan perbandingan jumlah oksigen yang harus diberikan, akibatnya juga membahayakan keselamatan ikan yang dilalu-lintaskan. Namun apabila semua persyaratan pengiriman sudah diperhitungkan dengan baik, maka keberhasilan pengiriman ikan hias ini pasti didapat.



Sumber : Tecner (1993), Dokumentasi Trubus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar