2011/04/28

Niasa (Pseudotropheus auratus)

Masih ingat ikan Niasa (Pseudtropheus auratus), kerabat ikan nila (Tilapia nilotica) yang bertubuh elok warna warni itu ? Niasa memang tidak asing lagi bagi para pecinta ataupun peternak ikan hias, karena ikan dari danau Malawi, Afrika, yang badannya loreng kuning-biru-putih ini memang cantik.
Setidaknya ada 3 jenis niasa. Namun yang umum dikenal adalah Niasa biru dan Niasa kuning. Ikan jantan niasa kuning kalau sudah tua berubah warna jadi biru.
Niasa yang nama umumnya "Malawi Golden Cichlid", termasuk family Cichlidae.
Kebiasaannya mengerami keturunannya (telur maupun anaknya) didalam mult, seperti ikan lainnya. Biasanya ikan Niasa butuh waktu 4 minggu untuk mengerami telurnya, tapi bisa diupayakan menjadi hanya 2 minggu.

Betinanya jauh lebih banyak
Pemijahan ikan Niasa akan berhasil jika induk betina yang hendak dikawinkan sudah matang kelamin (umur 6 - 7 bulan) dengan ukuran sekitar 4,5 cm. Induk jantannya lebih langsing, bagian dekat sirip anus berbintik kuning. Sedangkan induk betinanya lebih gemuk, tanpa bintik kuning di anusnya.
Memijahkannya secara massal, ke dalam bak semen ukuran 1,5 X 3 meter dengan kedalaman 0,4 meter dimasukkan induk betina sebanyak 135 ekor, dan ikan jantan 15 ekor. Jumlah betina yang mencolok ini dimaksudkan agar lebih banyak yang terlibat mengerami telur. Jadi lebih efektif dan efisien. Jantan yang sudah memijah dengan satu betina, bisa siap lagi memijah dengan betina lainnya, sementara betina yang pertama mengerami telurnya.

Harus dipencet supaya keluar
Tempat pemijahan yang dipakai, selain bak semen untuk pemijahan massal, juga akuarium ukuran 40 X 40 X 80 cm untuk betina yang mengeram, bak plastik ukuran 20 X 25 cm, tinggi 10 cm untuk penetasan telur, dan akuarium perawatan burayak ukuran 40 X 40 X 80 cm. Sebelum digunakan, semua media pemijahan harus bersih dari lumpur dan bibit penyakit. Setelah disikat (limut yang menempel di dinding bak disisakan sedikit), tempat pemijahan dikeringkan dulu sebelum diisi air.
Air yang dipakai menggunakan air sumur yang telah didiamkan sehari semalam. Maksudnya agar CO2 nya tidak terlalu banyak. CO2 yang terlalu banyak bisa menyebabkan ikan mati. Untuk menghilangkan CO2 ini bisa dibantu dengan aerator. Suhu airnya berkisar antara 28 - 30 derajat Celcius dan pH netral.
Induk betina sebanyak 135 ekor dan induk jantan 15 ekor yang sudah dipilih dimasukkan ke dalam bak semen yang sudah disiapkan. Setiap pagi dan sore ikan diberi makan jentik nyamuk, air diganti setiap hari, dengan menyedot bagian dasar yang kotor sekitar 1/3 bagian dan menggantinya dengan air yang sudah diendapkan sampai ketinggian semula.
Semunggu sekali, induk betina yang sudah mengeram (tandanya : mulutnya menggelembung, lebih besar dibanding induk yang lain), dipindah ke akuarium pengeraman yang sama mutu airnya. Untuk lebih memastikan ada tidaknya telur, biasanya induk dipencet mulutnya untuk diperiksa.
Ke dalam akuarium pengeraman ini diisikan paling banyak 30 ekor betina saja. Mereka tidak perlu diberi makan, hanya airnya harus disedot kotorannya setiap hari dan ditambah air baru yang bersih.
Setelah seminggu di dalam akuarium, induk ditangkap. Pipinya ditekan, untuk mengeluarkan benihnya yang sudah ber-ekor. Benih ini dimasukkan ke dalam bak plastik berisi air 3/4 bagian. Setiap bak mampu menampung 500 - 1.000 ekor benih. Bak diletakkan ditempat teduh dan diberi aerator secukupnya, jangan terlalu kencang.
Seminggu setelah dimasukkan ke dalam bak plastik, benih yang sudah mulai bisa berenang dipindah ke dalam akuarium perawatan burayak. Burayak sudah bisa diberi makan, jika sudah bisa berenang. Sementara itu, induknya dikembalikan lagi ke kolam pemijahan massal.

Keuntungannya
Dengan cara ini didapat banyak keuntungan. Pertama, induk betinanya bisa lebih efektif berproduksi. Karena aktifitas makannya tidak terganggu dengan kegiatan mengeram yang terlalu lama, bulan berikutnya induk sudah bisa mengeram kembali. Kedua, induk bisa dipakai dalam tempo yang lama, yaitu 12 kali masa pemijahan atau setahun terus menerus. Setelah setahun, biasanya induk diafkir untuk menghemat makanan dan lahan. Cara ini lebih menguntungkan dibanding pemijahan biasa yang membutuhkan masa tenggang 2 - 2,5 bulan.



© 2011 by Nirwana Aquarium



2011/04/27

Meeki (Cichlasoma meeki), Ikan Hias Bergincu


Sosoknya mirip ikan nila, akan tetapi bentuk tubuhnya lebih padat. Warnanya violet dengan strip - strip hitam yang menyilang badan. Dagu dan mulutnya merah menyala.



Mulutnya bergincu
Si Cantik yang indah ini dikenal dengan nama ilmiah Cichlasoma meeki. Asli berasal dari Amerika Tengah, terutama dari perairan di daerah Guatemala dan Yucatan. Ia dikenal di Indonesia sejak tahun 1937.
Kalau orang Inggris menyebutnya Firemouth cichlid, maka penggemar di Indonesia lebih suka menyebutnya Soma meeki atau ikan bergincu (karena bibirnya merah seperti orang pakai gincu).
Matanya bulat dan biru jernih. Pangkal sirip punggung, ekor dan duburnya berwarna violet. Sedang siripnya sendiri biru dengan selaput tipis, kecuali ujung sirip punggung yang warnanya hijau.

Minta tempat bertelur
Ikan jantan dan betina mudah sekali dibedakan. Ikan betina lebih pipih dan lebih kecil daripada ikan jantan. Ujung sirip punggung dan ekor ikan betina memanjang seperti cambuk. Sebaliknya ikan jantan tidak demikian.
Ikan jantan bisa mencapai panjang 15 cm, sedang yang betina cuma 10 cm. Dalam akuarium, ikan ini menghendaki tempat yang lapang, dan gemar berada di dasar. Kalau beristirahat, senang sembunyi ditempat - tempat seperti gua. Gua - guaan ini bisa dibuat dari batu atau pot bunga yang dilubangi alasnya. Air akuarium harus jernih, dan pH-nya normal sekitar 7,2.
Ikan ini bisa dibiakkan dalam akuarium, tetapi tidak bisa dipaksakan. Dalam pemijahan, selain minta air yang jernih, juga tanaman air yang terbenam, seperti Hydrilla dan Ceratophyllum.
Air akuarium dibuat sedalam 35 cm. Didalamnya harus tersedia bahan peletak telur, berupa pot bunga yang berlubang alasnya. Pot ini ditaruh menidur pada dasar akuarium, tetapi sebelumnya harus disikat dan dijemur dipanas matahari, agar bersih.
Induk betina siap pijah panjangnya 7 cm, cirinya perut didekat anus sudah buncit. Induk jantan panjangnya 12,5 cm. Sebelum berpijah, ikan jantan sangat rajin mendekati dan mengikuti si betina, sampai kemudian berkejar - kejaran. Kalau betinanya sudah terlihat berdiam diri di lubang pot, pasangan jantannya segera membersihkan dasar pot dengan mengibas - ngibaskan sirip dadanya, sebagai tempat menaruh telur.


Anak dipelihara bersama
Telur yang keluar setelah berpijah, akan menetas 3 (tiga) hari kemudian. Dari sepasang induk ini bisa dihasilkan anak 800 - 1.000 ekor sekali menetas. Anak diasuh oleh kedua induknya sampai umur 3 minggu. Anak yang baru menetas tidak perlu diberi makan, karena masih mempunyai makanan cadangan berupa kuning telur diperutnya, tetapi setelah berusia 3 hari perlu diberi rotifera atau infusoria sampai umur 3 minggu.
Setelah berumur 3 minggu, anak ikan harus dipisah dan dibesarkan ditempat lain yang lebih luas (misalnya kolam pembesaran) agar pertumbuhannya lebih pesat. Jenis makanannya pun diganti dengan kutu air sampai berusia 2 bulan. Selanjutnya bisa diganti dengan cacing sutera atau tubifex.

Maanvis/Angelfish (Pterophyllum scalare), Bidadari dari Amazon

Siripnya panjang, tipis dan halus. Gerakannya anggun dan lemah gemulai. Ikan ini ternyata banyak varietasnya.


Banyak orang menyukai ikan ini, karena gerakannya yang lemah gemulai. Kalau sedang berenang, siripnya yang panjang dan halus akan bergetar indah, seperti selendang bidadari yang sedang melayang - layang.
Oleh orang Belanda (Holland), ikan yang elok ini disebut "Maanvis", karena badannya yang pipih mempunyai sirip punggung depan pendek - pendek sampai mengingatkan orang Belanda pada "maan" (rambut tengkuk) pada kuda jantan dan singa jantan. Akan tetapi nama Belanda ini oleh orang Indonesia ditulis "Manfish". Sedang orang Inggris menyebutnya "Angelfish", karena keanggunan dan kecantikannya dianggap seperti bidadari. Oleh para ilmuwan ikan ini dikenal dengan sebutan "Pterophyllum scalare".
Si Bidadari yang cantik ini berasal dari daerah aliran sungai Orinoco dan Amazone, Amerika Selatan. Ikan yang masih asli warnanya putih keperakan, dengan garis - garis hitam lebar memanjang yang melintang seperti pita pada permukaan badan. Sirip punggung dan dubur membentang lebar seperti busur, berwarna bening. Sepasang sirip perut putih dibagian bawah menjuntai panjang panjang sampai ke ekor. Sirip perut ini seolah - olah bukan sirip lagi, tetapi seperti selendang atau selempang yang bergetar - getar indah kalau ikan ini sedang berenang.

Banyak Varietasnya
Ikan yang aslinya cuma satu warna ini, setelah menjadi ikan peliharaan, mempunyai keturunan yang banyak mutasinya. Ada mutant yang bersirip panjang, berwarna hitam mulus. Ada yang albino. Belang -belang seperti zebra. Marble, warna campur aduk antara putih pualam, hitam dan coklat. ragam warna ini makin hari makin bertambah banyak, karena adanya persilangan yang dilakukan  oleh para pembudidaya dan penggemarnya.
Dewasa ini baru ada 7 (tujuh) ras maanvis yang terdapat di Indonesia. Mereka adalah White Angelfish, yang warnanya putih keperakan; Gold Angelfish, yang warnanya kuning keemasan; Grey, yang kelabu; Black and White, yang bergaris - garis hitam putih seperti zebra; slayer maanvis, yang hitam legam dengan sirip ekor berbentuk kumpai, yang dipasarkan sebagai "Black slayer manfish" nama Inggris-Indonesia-Indo Belanda. Ada lagi Tricolors manfish, yang warnanya bertotol - totol putih, jingga dan hitam, dengan warna dasar coklat.

                    
Beda Jantan dan Betina
Manfish tergolong ikan yang suka damai. Ia dapat dipelihara bersama - sama dengan jenis ikan hias lain yang suka damai dalam satu akuarium. Yang penting persyaratan hidupnya dalam akuarium harus dipenuhi. Yakni airnya jernih, keasamannya normal (pH 6,5 - 7), suhu air stabil antara 25 - 28 derajat Celcius, tinggi air usahan berkisar antara 30 - 60 cm.
Tiga hari sekali air akuarium harus dibersihkan. Caranya, kotoran yang mengendap didasar akuarium disedot atau air akuarium sebagian diambil, lalu diisi kembali dengan air baru yang bersih. Ikan manfish peka terhadap obat - obatan. Kalau sudah terlanjur terserang penyakit akibat air akuarium kotor, ikan yang sakit sulit disembuhkan.
Ikan yang masih muda sulit dibedakan jenis kelaminnya. Akan tetapi ikan dewasa yang sudah mulai hidup berpasangan atau siap pijah, bisa diamati perbedaan bentuk fisiknya. Ikan jantan ukuran badannya lebih besar, perutnya pipih atau ramping dilihat dari atas, kepalanya besar, bagian antara mulut dan sirip punggung bentuknya cembung. Sedangkan ikan betina ukuran badanya lebih kecil, perut terlihat besar dan menonjol, kepala kecil, antara mulut dan sirip punggung membentuk garis lurus.



2011/04/25

Congo tetra (Phenacogrammus interruptus)

Bagi penggemar maupun pembudidaya ikan hias air tawar, Congo tetra tentu tidak terlalu asing. Selain cantik, Congo yang merupakan salah satu keluarga Characidae, juga bisa mencapai ukuran besar dibandingkan dengan ikan - ikan tetra lainnya. Congo betina bisa tumbuh sampai 6 cm, sedangkan yang jantan malah bisa mencapai 8 cm.
Dari namanya, kita sudah bisa menerka, kalau ikan yang bila berenang suka bergerombol ini, bukan asli Indonesia. Tepatnya ia berasal dari perairan umum Congo di benua Afrika.
Sepintas, Congo kelihatannya istimewa, terutama yang betina. Sosoknya biasa saja, seperti ikan kebanyakan. Tapi mengapa Congo cukup dikenal dikalangan pembudidaya ikan hias ? Pasti ada sesuatu tentang ikan ini. Namun yang jelas, seperti juga beberapa ikan introduksi lain, ternyata Congo cocok dan bisa dikembangkan di Indonesia. Disisi lain, secara ekonomis Congo termasuk menguntungkan bila diusahakan secara serius.
Dalam dunia perikanhiasan, Congo memang belum sejajar dengan Discus, atau ikan - ikan hias mahal lainnya. Tetapi dari segi bisnis ikan hias, jelas Congo masih diatas rata - rata jenis ikan sekerabatnya. Ini dimungkinkan karena tidak semua orang mampu mengembangbiakan Congo.
Ikan yang pada kedua sisi, kiri dan kanan badannya ditutupi oleh sisik besar ini, akan memancarkan warna lembayung (violet) bila diterpa oleh cahaya lampu. Tubuh Congo terdiri dari kombinasi warna - warna pelangi, sehingga ia tampak cemerlang bila sedang meliuk - liuk didalam akuarium yang terang.
Demikian pula dengan sirip - siripnya, berwarna kereah - merahan dengan kombinasi violet pada bagian pinggirnya.
Daya tarik lain dari Congo adalah bentuk siripnya. Pada ikan jantan, jari - jari sirip punggung sangat panjang, sehingga menyerupai rumbai. Hal yang sama juga terdapat pada sirip ekor. Diantara cagak ekor tumbuh jari - jari sirip memanjang seperti kucir. Bentuk yang demikian tidak terlihat pada ikan betina. Sehingga secara visual dengan mudah kita bisa membedakan antara jantan dan betina.

Kiat kawinkan Congo Tetra
Kunci keberhasilan pemijahan ikan yang bersifat pendamai ini, sebenarnya terletak pada pH dan kesadahan air. Hal ini telah dibuktikan oleh Dr. Meder - seorang ahli ikan hias Jerman.
Dr. Meder berhasil mengawinkan Congo dengan cara menurunkan pH air dibawah 6 dan kesadahan tidak melebihi 6 DH (Degrees of Hardness). Caranya, air yang akan dipakai untuk pemijahan, ia campur dengan 10 liter air yang telah ditambahkan 1/10 butir asam tanik (tanic acid). Sebelum digunakan, campuran air itu harus diendapkan dulu selama 2 - 3 hari, begitu Meder menyarankan.
Cara lain juga yang populer, yang berkaitan dengan pH dan kesadahan, adalah cara "meng-asamkan air". Air yang akan dipakai untuk pemijahan, dilewati melalui saringan "lumut bahan pembakar" (peat moss), yaitu berupa filter yang berisi sabut kelapa. Sehingga air berubah warna menjadi kuning sawo. Sebelum digunakan, air ini dicampur dulu dengan 10 liter air yang telah diberi garam dapur yang tidak beryodium sebanyak 1 (satu) sendok teh. Maksudnya sebagai disinfektan. Sehingga telur dan sperma induk nantinya tidak mudah terserang jamur atau penyakit.
Karena Congo suka bergerombol, ada baiknya kalau tempat untuk pemijahan disediakan akuarium yang berukuran besar. Untuk mengawinkan induk sebanyak 2 ekor jantan dengan 6 ekor betina (1 : 3) bisa digunakan akuarium ukuran 100 X 50 X 50 cm, dengan tinggi air sekitar 40 cm.
Jika sehari - hari, Congo betah pada suhu antara 22 - 29 derajat Celcius, maka pada waktu pemijahan harus diusahakan sekitar 24,4 derajat Celcius. Kemudian yang tidak kalah penting adalah karena sifat telur Congo yang sedikit menempel, maka perlu adanya suatu subtrat untuk tempat menempel. Biasanya digunakan tanaman air yang agak lunak seperti hydrilla, tentunya yang sudah bebas dari hama dan bibit penyakit.
Jika semua persiapan telah selesai, tibalah saatnya kita memasukkan induk - induk yang telah matang kelamin. Induk yang baik umumnya sudah berumur 1 (satu) tahun dengan panjang lebih dari 5 cm. Agar tidak keliru, selain berbeda sirip punggungnya dan sirip ekor, induk jantan umumnya berwarna lebih cerah. Sedangkan yang betina agak pucat.
Pemijahan biasanya terjadi stelah 3 - 4 hari sejak induk - induk dilepaskan. Setelah kelihatan tanda - tanda pemijahan berakhir, induk - induk sudah bisa dipindahkan ke tempat (akuarium) yang lain.
Menurut Dr. Meder, telur Congo baru menetas setelah 6 hari. Dan dalam waktu 24 - 36 jam kemudian, benih - benih sudah kelihatan berenang dengan bebas. Pada umur 3 hari, benih Congo sudah bisa diberikan makanan hidup berupa infusoria, atau artemia yang baru menetas. Seminggu kemudian, ukuran makanan yang diberikan bisa ditingkatkan, misalnya kutu air saring. Setelah itu, ukuran makanan disesuaikan dengan ukuran ikan.


Sumber : Suara Karya ( 13 Maret 1990 ), Dok. Trubus.

2011/04/24

Cara Pengangkutan Ikan Hias

Bagi sebagian pengusaha ikan hias, teknik pengangkutan masih merupakan kendala. Padahal dengan memperhatikan syarat pengirimannya, ikan bisa selamat sampai tujuan.

Dalam budidaya ikan hias, salah satu faktor penting yang perlu mendapat perhatian adalah teknik pengangkutannya. Tidak jarang pengusaha ikan hias mengalami kerugian karena kesalahan teknik pengaangkutan. kerugiannya tidak hanya berupa waktu dan beaya, tetapi juga kepercayaan pembeli menjadi luntur karenanya.
Untuk mengatasi hal ini, hanya ada satu jalan yang harus ditempuh yaitu memperbaiki teknik pengangkutan. Dalam pengangkutan, bukan hanya jarak tempuh dan alat angkut yang diperhitungkan, ternyata masih banyak segi yang harus dipertimbangkan.

Diberokkan
Berbeda dengan pengiriman produk mati, dalam pengiriman ikan hias, selain harus tepat waktu ikan juga harus tetap hidup dan sehat sampai tujuan. Untuk mewujudkan tujuan pengiriman ini ternyata tidak semudah yang diperkirakan, dan masih banyak pengusaha ikan yang mengalami kesulitan dalam pengiriman. Ini disebabkan dalam pengiriman ikan hias banyak hal yang harus dipertimbangkan, misalnya berapa perbandingan jumlah ikan, air, dan oksigen, serta cara pengemasan dan alat angkut yang digunakan agar ikan selamat ditujuan.
Prinsipnya ada 2 kegiatan dalam pengiriman ikan hias yaitu pengemasan dan pemberangkatan. Keduanya harus dilakukan dengan cepat dan tepat, sesuai dengan syarat pengiriman ikan.
Untuk memperlancar pengiriman, sebelum pengemasan dilakukan, ikan harus sudah diseleksi lebih dahulu. Seleksinya meliputi jenis, ukuran, dan kesehatan ikan. Sehingga ikan yang dikirim benar - benar hanya ikan yang sejenis, seragam, dan sehat sesuai permintaan pembeli.
Selain seleksi, satu kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum ikan dikemas adalah memberokkan ikan. Pemberokkan adalah suatu perlakuan untuk mengistirahatkan ikan setelah mendapat penanganan tertentu ditempat pemeliharaan. Maksudnya adalah agar ikan kondisinya lebih baik, dan tidak stress selama diperjalanan (minimum bisa dikurangi).
Pemberokkan dilakukan dalam air bersih yang sudah disterilkan, selama 2 -3 hari. Selama pemberokkan ikan tidak diberi pakan, namun kondisi kesehatan ikan tetap terus dijaga. Kandungan oksigen (O2) dalam air harus cukup, sebaiknya tidak kurang dari 8 ppm, dan kandungan amoniak (NH4) tidak melebihi 0,1 ppm.
Bersamaan dengan pemberokkan dilakukan juga seleksi kesehatan, serta penghitungan jumlah ikan. Seleksi kesehatan ini tidak hanya dilakukan terhadap ikan sakit, tetapi juga keutuhan tubuhnya, seperti ikan yang bengkok, dan rusak. Ikan sakit, tidak normal, atau rusak dipisahkan dari ikan yang sehat. Ikan sehat, dan normal inilah yang siap dikirim.

Sesuai daya tampung
Sebagai alat tempat pengiriman digunakan kantong plastik. Kantong plastik dipilih yang kuat, dan untuk menghindari kebocoran sebaiknya digunakan rangkap dua. Untuk keselamatan ikan, jumlah ikan yang dimasukkan dalam kantong plastik harus disesuaikan dengan kemampuan daya tampungnya. Selain itu perbandingan isi ikan dengan jumlah air, dan oksigen juga harus sesuai.
Menurut pedoman Teknis Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, sebaiknya kantong plastik hanya diisi air 1/4 bagian. Air yang dimasukkan dalam kantong plastik harus steril dan sudah difiltrasi terlebih dahulu. Selain itu untuk menjaga stabilitas kwalitas, air perlu diberikan larutan buffer. Misalnya berupa buffer teknis (Na2HPO2). Caranya, larutan buffer dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 9 gram buffer dalam 1 liter air.
Setelah kantong plastik diisi air, ikan dimasukkan kedalamnya. Berat/jumlah ikan yang dimasukkan sebaiknya sama perbandingannya dengan berat/volume air. Cara menghitung perbandingannya dapat dilakukan dengan menimbang atau menghitung jumlah ikan. Baru kemudian, sisa isi kantong plastik diisi oksigen, dan diikat kuat agar oksigen tidak keluar atau bocor.
Sebelum dilalu-lintaskan, agar lebih aman, plastik berisi ikan dikemas terlebih dahulu dengan menggunakan karton. Karton yang digunakan harus kuat sehingga tidak mudah rusak saat penanganan dan selama dalam perjalanan. Supaya pengemasan lebih efisien, dalam karton, kantong-kantong plastik wadah ikan disusun teratur. Dan agar tidak mudah terpengaruh oleh suhu lingkungan, dan juga tidak rusak akibat goncangan, maka kemasan\ harus dilengkapi dengan styroform.
Setelah karton ditutup, agar ikan terhindar dari kesalahan perlakuan petugas pengiriman, sebelum diberangkatkan karton harus diberi label. Label dapat berupa gambar, maupun keterangan mengenai cara/larangan perlakuannya.. Tujuan pemberian label ini adalah memberi informasi kepada petugas, sehingga  kemasan diperlakukan sesuai petunjuk yang terdapat pada label.

Didesinfeksi
Perlu diperhatikan, terutama saat pemberokkan dan pengepakkan, semua peralatan dan pekerja harus didesinfeksi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar ikan tetap sehat, terhindar dari serangan jasad patogen akibat kontak dengan pekerja, alat, maupun kolam/bak yang digunakan.
Sebelum masuk ruang pemberokkan, pekerja harus mencuci tangan dan kaki terlebih dahulu dengan menggunakan larutan lysol, atau disinfektan lainnya. Sebaiknya yang memasuki ruang pemberokkan hanyalah pekerja yang menangani ikan saja.
Desinfeksi juga dilakukan terhadap alat-alat, dan tempat wadah yang akan dipakai. Desinfeksi wadah/tempat dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan desinfektan sebelum wadah/tempat diisi air. Sedangkan deinfeksi alat-alat dapat dilakukan dengan merendamnya dalamlarutan desinfektan, kemudian dibilas dengan iar bersih.

Pengangkutan
Dalam pengangkutannya selain keselamatan, tepat waktu perlu juga diperhatikan. Untuk itu alat transportasi yang digunakan, cara penempatan karton-karton, dan waktu pemberangkatannya perlu dipertimbangkan. Pengangkutan dapat melalui darat, dapat juga melalui air, atau udara disesuaikan dengan jarak, dan kemudahan pengiriman. Untuk pengiriman berjarak tempuh kurang dari 24 jam, dan dapat dilalui mobil, pengirimannya dapat melalui darat. Sedangkan untuk daerah dengan jarak pengiriman lebih dari 24 jam, dapat menggunakan pesawat terbang. Namun apabila daerah pengiriman tidak mungkin melalui darat dan udara, maka pengirimannya bisa melalui air menggunakan kapal.
Agar kemasan/karton berisi ikan tidak rusak, maka penataannya harus dilakukan dengan benar. Kemasan/karton-karton harus disusun berjajar satu-satu, dan rapat sehingga terlihat rapih, dan tahan goncangan. Namun bila kemasan ingin disusun bertingkat, maka harus menggunakan rak-rak.

Tepat waktu
Selama diperjalanan, hal penting yang harus diperhatikan adalah ketepatan waktu pemberangkatan. Jangan sampai setelah ikan dipetikemaskan, waktu pemberangkatannya belum diketahui, sehingga ikan harus menunggu lama. Bila hal ini terjadi, bisa membahayakan kelangsungan hidup ikan. Hal ini disebabkan karena selama penantiannya ikan akan menghabiskan cadangan oksigen yang ada dalam kantong plastik.
Selain waktu pemberangkatan, lamanya perjalanan juga harus diketahui secara tepat. Yang dimaksudkan lama perjalanan disini adalah waktu yang dibutuhkan mulai dari ikan dikemas sampai ikan diterima pembeli. Jika hal ini tidak diketahui secara tepat, maka sulit memperkirakan perbandingan jumlah oksigen yang harus diberikan, akibatnya juga membahayakan keselamatan ikan yang dilalu-lintaskan. Namun apabila semua persyaratan pengiriman sudah diperhitungkan dengan baik, maka keberhasilan pengiriman ikan hias ini pasti didapat.



Sumber : Tecner (1993), Dokumentasi Trubus.

Elephant Nosed Fish (Gnathonemus petersi)

Elephant nosed fish (Gnathonemus petersi) famili Mormyridae berasal dari danau dan rawa - rawa Kamerun, Kongo serta Zaire, di Afrika. Masuk ke Indonesia sekitar tahun 1978 dan populer dengan nama " Ikan Gajahan ", karena mulutnya yang panjang menyerupai belalai gajah.


Pada malam hari ikan ini gesit. Namun siangnya ia lebih suka bermalas - malasan. Mungkin ini disebabkan oleh indera penglihatannya yang peka terhadap cahaya. Si Gajah pemalas ini ternyata bukan tergolong ikan penakut karena ia punya senjata andalan. Jika ada musuh mendekat, menyerang atau menyentuhnya hingga membuatnya kaget, dengan segera ia akan mengeluarkan arus listrik dari tubuhnya. Arus listrik itu terpancar dari bagian belakang tubuhnya yang berwarna putih, tapi tidak berbahaya bagi manusia, karena voltasenya kecil.
Ikan gajahan pantang dipelihara hanya dua ekor dalam satu akuarium. Sebab bila hanya dua ekor ikan jenis ini  dalam satu tempat, mereka akan sering berkelahi. Untuk menghindarinya sebaiknya dipelihara lebih dari 2 ekor, minimal enam ekor ikan gajahan dalam satu akuarium, agar tidak terjadi perkelahian. Sebaiknya di dalam akuarium dipasang bonggol kayu atau aksesories lain sebagai pemisah, sehingga masing - masing ikan punya daerah kekuasaan sendiri - sendiri.
Namun ikan yang terkenal galak terhadap sesamanya ini ternyata justru peramah terhadap jenis ikan lain. Ikan - ikan yang pantas dipadukan dengannya adalah yang berwarna cemerlang, agar tubuh ikan gajahan yang hitam itu diimbangi oleh variasi warna lain. Lebih baik lagi kalau ikan itu senang berenang di tengah dan dibagian atas akuarium. Karena si gajah ini sukanya hanya di dasar akuarium.

Perawatannya
Ikan gajahan termasuk tahan banting. Asalkan air akuarium tetap dijaga pada pH sekitar 6 - 7 dan bersuhu 24 derajat Celcius. Dengan pH dan suhu itu air akuarium tahan selama berbulan - bulan tanpa pergantian. Air yang digunakan bisa dari sumur atau PAM asalkan telah diendapkan selama minimal sehari semalam.
Pakan alami berupa cacing atau jentik nyamuk yang paling disukai si gajahan ini. Pakan buatan berupa bubuk kering, selain tidak disukai juga akan lebih cepat mengotori air akuarium.
Karena sangat peka terhadap cahaya, ikan bermulut belalai ini, pantang terkena sinar matahari langsung. Lebih baik kalu ia diberi sinar lampu yang dipancarkan ke akuarium. Selain itu, kalau akuarium terlalu banyak terkena sinar matahari, pertumbuhan ganggang akan terpacu, akibatnya akuarium akan terlalu cepat kotor.
Ikan gajahan ini ada yang berbelali tunggal dan ada pula yang ganda ( Gnathonemus elephas), harganya lebih mahal dari pada yang tunggal.

2011/04/23

Potensial Ekspor, Perikanan Digenjot


Sumber : Surabaya Post Online
Potensial Ekspor, Perikanan Digenjot 
Sabtu, 23 April 2011 | 10:23 WIB
Kemendag dukung KKP re-ekspor ikan impor illegal
JAKARTA - Untuk memperluas komoditas ekspor, Indonesia bakal menggenjot pengembangan ikan hias, mutiara, dan rumput laut di dalam negeri. Komoditas tersebut diyakini mempunyai pasar potensial untuk ekspor.
Demikian disampaikan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu usai rapat dengan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), di kantor KKP, Jakarta, Kamis (21/4). “Saya sampaikan ke Pak Fadel (Menteri KKP), dari segi nilai, ikan dan udang itu penting. Tapi kalau dari segi branding, mutiara lebih bagus. Jadi kita harapkan mutiara bisa meningkatkan image atau citra Indonesia,” kata Mari.
Untuk itu, pemerintah akan mempromosikan ikan hias dan mutiara Indonesia dalam setiap pameran-pameran besar yang diikutinya di luar negeri. “Produk perikanan itu masuk 10 produk unggulan RI, sementara mutiara masuk produk potensial. Rumput laut juga akan kita kembangkan karena kita pemasok terbesar di dunia,” papar Mari.
Selain itu, Mari juga mengatakan soal aturan impor ikan yang akan segera digodok oleh Kementerian Perdagangan dan KKP. “Kami bersinergi untuk menentukan teknisnya. Dari kami (Kemendag), prinsip utamanya adalah mengutamakan sisi kesehatan dan harus legal. Maka itu jadi sudah kita bahas bagaimana kita mengkoordinasikan yang baik agar kedua kementerian dalam rangka mengelola impor ikan ke depan,” tukasnya.
Dia menambahkan akan memberlakukan sistem resi gudang guna memperoleh standar harga rumput laut. Melalui sistem resi gudang, katanya, harga lebih jelas dan tinggi serta barang yang disimpan dapat dijadikan agunan untuk mendapatkan pinjaman. “Pemerintah sudah siapkan dana untuk subsidi,” katanya.
Dikatakan Mari pula bahwa pasar tujuan Eropa seringkali mempermasalahkan lingkungan hidup, sehingga untuk meningkatkan ekspor tersebut diperlukan pembenahan terhadap produsen (nelayan) dan mencari pasar ekspor ke luar negeri. Menurut Mari, banyak produk kelautan yang potensial seperti mutiara yang masuk ke dalam 10 jenis produk potensial ekspor, sehingga dapat memberikan nilai tambah dari produk kelautan serta dapat menjadi pemasok rumput laut terbesar di dunia.
Dia menambahkan selain sinergi dalam meningkatkan ekspor produk perikanan dan kelautan, Kemendag akan menyediakan gudang dan pasar. Kementerian Perdagangan juga akan melakukan revitalisasi 20 pasar tradisional yang disinergikan dengan pasar ikan pada tahun depan.
Sementara itu, Kemendag selaku pemegang otoritas ekspor-impor menyetujui pengembalian ikan impor ilegal yang dilakukan KKP. Mari mengatakan Kemendag melihat impor ikan itu dari sisi prinsipnya, yaitu segi keamanan produk dan legalisasinya. “Kalau ikan itu diimpor secara ilegal, jelas kami tolak,” jelasnya.
Hingga 16 April 2011, KKP memang telah melakukan re-ekspor 84 kontainer ikan ilegal di Pelabuhan Belawan, Medan. Ikan-ikan tersebut di re-ekspor karena tidak memenuhi syarat impor seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 17 tahun 2010.
Salah satunya, ikan tersebut adalah jenis ikan yang sudah banyak diproduksi Indonesia seperti ikan kembung, patin dan lele. Jumlah keseluruhan ikan impor ilegal sendiri mencapai 190 kontainer dengan volume mencapai 12.813 ton.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, menambahkan Kemendag dan KKP juga sudah sepakat untuk memasukkan 13 perusahaan importir yang telah mengimpor ilegal ke dalam daftar hitam izin impor. “Mereka tidak akan mendapat izin impor lagi,” tegas Fadel. Sayangnya, Fadel masih enggan membeberkan nama perusahaan yang masuk daftar hitam itu. dtf, ins
S

2011/04/22

Budidaya Ikan Corydoras

Budidaya Ikan Corydoras


Budidaya ikan hias Corydoras sebenarnya tidak terlalu sulit. Siapapun bisa melakukannya. Entah itu sebagai hobi atau bahkan dijadikan sebagai ladang usaha dalam rangka menambah penghasilan. Sebagai panduan, informasi berikut ini, barangkali dapat membantu Anda yang berminat membudidayakan Corydoras.

Sosok dan Cara Kawin
Sosok ikan yang temasuk family Callichthyidae ini mirip dengan ikan Botia dari Sumatera. Bentuk badannya agak pendek, bagian pundak agak tinggi dengan posisi kepala dan mulut tertekuk ke bawah. Pada ujung mulut terdapat dua pasang kumis yang berfungsi sebagai alat peraba saat mencari makan. Pada masing –masing sisi badan, terdapat dua deret sisik tebal, sebenarnya lebih tepat disebut tulang tipis berbentuk sisik (scute), yang tersusun seperti susunan atap genteng. Deretan atas berjumlah 21 – 23 scute dan deretan bawah sebanyak 19 – 21 buah. Warna badan dari species Corydoras yang masih murni adalah kuning kecoklatan atau coklat  kemerah – merahan  di bagian punggung. Bagian kepala dan pipi tampak kehijau – hijauan. Sirip – siripnya berwarna abu – abu. Namun saat ini species aeneus lebih banyak ditemukan yang albino. Strain ini merupakan hasil “buatan” manusia. Dari persilangan demi persilangan akhirnya lahirlah strain tersebut.
Ada suatu keunikan pada Corydoras yang mungkin jarang ditemukan pada jenis ikan lain. Keunikan ini akan kita temui pada saat mereka melakukan perkawinan. Perkawinan ini akan berlangsung secara bergerombol. Proses perkawinannya dalam salah satu literature asing, digambarkan seperti ada semacam “ritual” sebelum perkawinan dimulai. Suasananya mirip sebuah pesta hura – hura, dimana segerombolan ikan yang terdiri dari jantan dan betina saling kejar – kejaran.
Pada saat perkawinan berlangsung, induk betina dengan cirri, badan lebih tegap dan panjang disbanding jantan, akan menyusup/menyerang secara berulang – ulang kearah lubang genitalia (vent) induk jantan. Tujuannya adalah untuk menghisap dan menampung sperma ke dalam mulutnya. Bila sperma sudah diperoleh, maka selanjutnya praktis jantan tidak diperlukan lagi untuk keperluan pemijahan. Setelah itu biasanya induk betina akan pergi mencari tempat yang layak untuk ia tempelkan telur. Biasanya ia akan memilih subtrat keras, seperti daun tanaman air atau bahkan kaca dinding akuarium pun tak luput dari pilihannya.
Tentang bagaimana proses pembuahan terjadi, sampai saat ini masih merupakan misteri bagi kalangan pembudidaya Corydoras. Namun diduga, ketika induk betina itu melakukan pemilihan tempat untuk media penempel telur, saat itulah sperma yang ada di mulutnya dikeluarkan. Baru kemudian telur yang telah keluar dan dijepit diantara sirip perutnya, diletakkan diatas subtract yang telah bersperma. Proses peletakan telur berlangsung relative lama.
Seekor induk betina memerlukan waktu sekitar satu jam untuk melepaskan 5 – 12 butir telur. Total telur yang dilepaskan adalah sebanyak 200 butir per ekor induk.
Telur Corydoras umumnya menetas setelah 5 – 6 hari, pada suhu 20 – 22 derajat Celcius. Makanan pertama untuk larva yang baru menetas adalah infusoria dan rotifer. Selanjutnya makanannya disesuaikan dengan ukuran mulut.
Perkawinan Corydoras seperti yang digambarkan diatas bisa dilakukan dalam sebuah akuarium yang berukuran 60 X 30 X 30 cm, yang berair dengan pH 7,3. Didalam akuarium seluas tersebut bisa dimasukkan sebanyak 20 – 25 ekor induk. Untuk perbandingan, disarankan jumlah jantannya lebih banyak dari pada betina. Supaya pemijahan berlangsung lebih cepat, perlu dilakukan penurunan suhu secara mendadak sebesar 5 derajat Celcius. Hal ini sesuai dengan kebiasaannya dialam, dimana mereka melakukan perkawinan pada waktu musim hujan. Dengan demikian berarti ikan ini cocok dibudidayakan di daerah dingin.

Discus Photo Collections

2011/04/03

Palmeri (Nematobrycon palmeri), Emperor Tetra

Penampilannya biasa saja, tapi para hobies akuaris di mancanegara memberinya gelar kaisar. Palmeri memang tidak seanggun Discus, juga tidak segagah Arwana. Sosoknya seperti ikan kebanyakan. Ukuran maksimal yang dapat dicapai hanya 5,5 cm. Yang menarik "trisula" di ekornya itu bukan untuk menyerang musuh. Melainkan hanya sebagai variasi dari bentuk sirip ekor. Dan itulah salah satu keunikan yang menjadi daya tarik Palmeri sebagai ikan hias air tawar. Selain itu pesona Palmeri terletak pada bentuk dan warna tubuhnya. Kalau kita amati, sirip-siripnya punya satu keunikan, Palmeri tidak mempunyai "Adipose fin", yaitu sirip tambahan yang terletak antara sirip ekor dan sirip punggung. Sedangkan sirip duburnya memanjang sampai pangkal ekor. Hampir semua siripnya berwarna sama, yaitu kuning muda kecoklat-coklatan dengan jari sirip depan berwarna hampir hitam. Badannya seolah-olah terbagi dua oleh garis hitam yang memanjang sampai ke cagak tengah sirip ekor. Bagian bawah lebih gelap dibanding bagian atas. Sekilas, tubuh Palmeri terkesan didominasi warna coklat. Padahal, warna ini merupakan kombinasi antara coklat, kuning, dan biru. Di luar negeri ikan Palmeri banyak ditemukan di daerah aliran sungai San Juan, Columbia.
Palmeri, pertama kali diketemukan oleh Carl Eigenmann pada tahun 1911. Namun, baru pada tahun 1960 ikan ini diorbitkan sebagai ikan hias. Sehari-hari "Sang Kaisar" ini hidup pada suhu antara 22 - 24 derajat Celcius. Tapi kalau kawin ia perlu suhu, sekitar 26 - 28 derajat Celcius.

PEMIJAHAN DI AKUARIUM
Palmeri termasuk ikan tidak produktif. Namun bukan berarti ia tidak bisa dikawinkan. Pada prinsipnya, Palmeri dapat memijah meskipun di luar lingkungan alam aslinya. Asalkan semua persyaratan untuknya dipenuhi. Palmeri memijah seperti kebanyakan ikan tetra lainnya. Telurnya diletakkan pada rumput tanaman air. Kebiasaan ini lah yang sering dimanipulasi oleh para pembudidaya ikan hias, dengan cara mengganti tanaman air asli dengan yang palsu. dan bahkan sering dibuatkan semacam rumbai-rumbai dari benang nylon atau tali rapia.
Syarat pertama yang harus dipenuhi bila hendak mengawinkan Palmeri adalah mengetahui secara pasti induk jantan dan betina yang siap untuk dipijahkan. Pekerjaan ini tentunya tidak terlalu sulit, induk jantan selain cagak tengah ekornya lebih panjang, juga ukuran badannya lebih besar dibandingkan betina.
Kalau pemijahannya dilakukan di akuarium, cukup kita sediakan akuarium berukuran : 50 X 20 X 20, air yang digunakan harus jernih (bersih), lunak dan sedikit asam dengan pH sekitar 6,4 - 6,8, serta kesadahannya sekitar 20 - 50 ppm.
Pemijahan berlangsung diantara kerimbunan semak-semak belukar tanaman air. Karena itu, akuarium perlu diberi tanaman air untuk tempat pemijahannya. Yang paling cocok, adalah jenis Myriophyllum. Jadi, tanaman air ini disamping untuk menyusup pada waktu kejar-kejaran, juga untuk meletakkan telur.
Pemijahan ini terjadi apabila suasananya tenang dan cahayanya redup. Seekor induk betina yang baik, mampu bertelur sebanyak 50 - 100 butir.
Tanda-tanda pemijahan telah berlangsung apabila sudah terlihat telur-telur Palmeri menempel pada tanaman atau berserakan di dasar akuarium. Begitu pemijahan berakhir, kedua induk segela diangkat.
Telur-telur biasanya menetas setelah 48 jam (pada suhu 28 derajat Celcius). Sehari kemudian, larvanya sudah terlihat menggantung atau menempel pada tanaman air. Baru pada hari ke 4 atau 5, benih Palmeri sudah dapat berenang dengan bebas. Umur seminggu, benih bisa diberi makan infusoria. Minggu berikutnya diberi makanan yang ukurannya lebih besar seperti artemia atau dapnia.
Seperti halnya ikan tetra lainnya, Palmeri ini juga banyak diminta oleh para eksportir ikan hias. Melihat prospek yang cukup baik, barangkali tidak ada salahnya kalau kita mulai membudidayakan ikan hias ini secara intensif.

2011/04/02

Fish aquarium, freshwater fish, starting guide, beginner's book, guide, buying equipment, choosing tanks - Fred the Fish and Starting a Freshwater Aquarium

Fish aquarium, freshwater fish, starting guide, beginner's book, guide, buying equipment, choosing tanks - Fred the Fish and Starting a Freshwater Aquarium


A beginner's guide to starting a freshwater aquarium

Fred the Fish and Starting a Freshwater Aquarium (Version 2.1) is a easy to understand and entertaining beginner's guide to starting a freshwater aquarium. Fred (the Fish) teaches you that starting an aquarium is easy, as long as you know what to do, and he takes you through all of the things you need to know. Fred will help you avoid the mistakes that most beginners make, so you will save lives (fish ones), money, and time.
You will learn the things you need to consider in choosing fish, how to get the right equipment, how to break-in a new aquarium, and how to maintain your aquarium. This book also contains a large table of information about the most common freshwater fish, which will help you make sure you get the right mix of fish and a table of the most common fish tank sizes and their characteristics.

Key Benefits

Learn how to start a freshwater aquarium the right way.
Learn the issues involved in starting an aquarium.
Learn the proper way to break-in your aquarium.
Learn about how different fish get along together.

Learn how to choose a filter, heater, lighting, etc.
Learn how to keep your fish happy.
Learn how to take care of your aquarium.
Learn what you need to know, easily and quickly.
Learn how to avoid stressing your fish.
The following is some sample information from Fred the Fish and Starting a Freshwater Aquarium.




Fish Types and Characteristics    Standard Fish Tank Sizes


Fred the Fish and Starting a Freshwater Aquarium is an electronic book that sells for only US$6. Fred the Fish and Starting a Freshwater Aquariumis distributed in Adobe Acrobat format (PDF). If you do not have Acrobat, you can download it for free from Adobe's Web site.

To download a free sample copy of this book, which contains several chapters of the book, please click on the "Get Sample" link below. This will allow you to download a ZIP file (for Windows only) containing the book installation file and a readme file. After reviewing the sample, if you would like to order a complete copy, you can do so by clicking on the "Order" link  below. This will take you to a page that describes your ordering options and instructions for ordering a complete book. Thank you for your interest.



                                         Home ] Parent ] Orders ] Feedback ] About Us ]

                                                   Send e-mail to books@alysta.com
                                             Copyright © 1998-2000 Alysta. All rights reserved.
                                                            Last modified: March 03, 2008



Go to Link : http://alysta.com/books/fredfish.htm


2011/04/01

Memilih Pakan Pembentuk Warna dan Batikan Ikan Oskar

Pakan bagi ikan hias selain untuk memenuhi kebutuhan gizi untuk hidup dan tumbuh, juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan "pigmen" (zat warna), Menurut National Research Council, pigmen inilah yang digunakan ikan hias untuk membentuk dan mempercantik warna tubuhnya. Dan masing-masing ikan hias ternyata memerlukan pigmen tertentu untuk memperanggun penampilannya, tak terkecuali ikan oskar. Dibalik penampilan wajahnya yang seram, bentuk mulutnya yang menakutkan, ikan oskar ( Astronotus ocellatus cuvier) memiliki daya pikat tersendiri. Daya pikatnya terletak pada keindahan bercak-bercak kuning, jingga atau merah yang tersusun begitu indah dan membentuk semacam batikan pada tubuhnya. Karena nilai seni batikannya itu, oskar banyak digemari. Kemolekannya ditentukan oleh ukuran luasan batik dan intensitas (kecerahan) warna batikannya. Oskar mengalami perubahan dan perkembangan warna yang dipengaruhi oleh ketersediaan pigmen di dalam tubuhnya sejalan dengan perubahan umurnya. Ikan oskar yang berumur 2 bulan warnanya masih buram. Bertambahnya umur satu bulan kemudian, baru-lah timbul warna cerah dibagian leher. dan 2 bulan berikutnya, selain dibagian leher, pada bagian tubuh lainnya juga mulai berwarna cerah. Perkembangan warna pada ikan oskar dapat dirangsang dengan pemberian pakan yang banyak mengandung pigmen. Hal ini memberikan kemungkinan ditemukannya pakan yang dapat memacu perkembangan warna tersebut.

MACAM DAN SUMBER PIGMEN
Pigment adalah zat yang memberikan kualitas warna tertentu pada suatu bahan (ikan), sehingga tampak oleh mata bahwa benda (ikan) tersebut berwarna. Pigmen pada ikan tersimpan dalam tubuhnya dengan jumlah yang relatif tetap, dan lebih banyak tersimpan pada sisik, kulit/kerangka luar, bulu dan bagian lain dari tubuh sebelah luar. Ada 2 jenis pigment yang sangat berperan pada pewarnaan ikan, yakni " Karotenoid dan Melanin". Karotenoid, inilah yang menimbulkan warna kuning, jingga tua/orange dan merah pada sisik, kulit/rangka luar pada hewan-hewan aquatic termasuk ikan. Sedangkan Melanin, adalah pigmen yang menimbulkan warna coklat sampai hitam. Terkadang, melanin juga dapat menimbulkan warna kuning atau merah. Pigmen melanin terutama berperan dalam perubahan warna ikan karena pengaruh lingkungan atau internal dari dalam tubuh ikan sendiri. Untuk keadaan normal ( tidak ada gangguan lingkungan luar dan internal ) pigmen karotenoid-lah yang paling menentukan mutu warna ikan. Namun sayangnya ikan tidak bisa men-sintesa (menyusun) jenis pigmen ini. Sehingga kebutuhannya harus dipenuhi dari luar yakni dari pakan yang diberikan. Sumber pigmen yang baik adalah pakan yang mengandung karetenoid jenis " xanthophyll".  Berdasarkan penelitian National Research Council pada tahun 1983, pakan yang mengandung 20 - 25 mg xanthophyll per kilogram bobot kering pakan sudah dapat memberikan pewarnaan (pigmentasi) yang baik bagi ikan-ikan hias. Mutu pewarnaan akan menjadi lebih indah lagi bila pakannya mengandung 50 -60 mg xanthophyll per kilogram bobot kering pakan.
Xanthophyll jenisnya bermacam-macam. Xanthopyll yang paling berperan dalam pewarnaan ikan adalah pigmen kuning lutein, zeaxanthin dan xanthin. Jenis xanthopyll yang dibutuhkan ikan tergantung dari spesies ikan dan mutu pewarnaan yang diinginkan manusia. Karena masing-masing ikan memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengubah jenis karotenoid yang dicerna menjadi jenis karotenoid yang diperlukan.

PAKAN
Oskar tergolong ikan karnivora (pemakan daging). Banyak jenis jasad pakan yang bisa dimakan oskar, antara lain , cacing-cacingan, udang-udangan, berbagai macam serangga, dan ikan-ikan kecil. Hobbies biasa memberi makan oskar dengan apa saja. Bertemu kecoak di kamar mandi, dikejar, ditangkap dan dijadikan pakan untuk oskar. Asal ikan itu mau makan dan hobies dapat menikmati keindahan cara oskar melahap mangsanya yang begitu enak ditonton.
Namun untuk memperoleh kualitas warna  dan batikan oskar yang baik tidak cukup hanya asal kenyang. Melainkan yang lebih utama adalah memperhatikan kandungan pigmen pakan yang diberikan.
Pakan yang mudah diperoleh di pasaran atau di toko-toko akuarium disamping pakan buatan, adalah udang rebon dan cacing rambut. Ternyata udang rebon dan cacing rambut lebih bisa memenuhi keperluan pigmen bagi ikan hias, termasuk oskar. Namun kandungan pigmen pada udang rebon jauh lebih tinggi dibanding cacing rambut. Hasil perbandingan pengaruh pakan udang rebon (Acetes. sp.), cacing rambut (Tubifex), dan campuran keduanya membuktikan bahwa pemberian pakan udang rebon-lah yang menghasilkan warna batikan maksimal yang cenderung lebih jingga atau merah.

Kandungan pigmen xanthophyll udang rebon dan cacing rambut :
______________________________________________________
Pakan                                 Kandungan                
                                       (mg/kg pakan )
______________________________________________________
Udang rebon                         78,72
Cacing rambut                 sedikit/tidak
______________________________________________________

Dan berdasarkan hasil uji pengamatan mata (organoleptik) dengan udang rebon mutu warna batikan dan batikan oskar mendapat nilai 8,1. Sedangkan pemberian pakan campuran udang rebon dan cacing rambut kepada ikan oskar hanya mampu mendapat nilai organoleptik 4,3 ( Pengujian dilakukan oleh : Ester Nuki URS, tahun 1992 ).
Kelebihan lain pemberian pakan udang rebon untuk oskar adalah mampu menghasilkan luasan batikan yang berwarna jingga muda kemerah-merahan relatif lebih luas dibandingkan pemberian makanan pakan campuran.

Ikan Sumpit (Toxotes jaculator), Si Penyembur



Ikan sumpit memang istimewa, semburannya mampu menjatuhkan mangsa yang berada di atas permukaan air. Ikan ini banyak ditemukan di Sumatera dan Ujung Kulon juga ada, lingkungan hidupnya di daerah payau.

Berbeda dengan ikan hias lain yang menarik karena warna dan bentuk tubuhnya, ikan sumpit ngetop justru oleh keahliannya " menembak" serangga santapannya dengan menyemprotkan air dari mulut. Karena itu ia disebut ikan sumpit.
Warna badannya, putih keperakan, berhiaskan 6 (enam) garis hitam tegak yang menyelimuti punggungnya. Bentuk badannya pipih dengan sirip ekor lebar. Yang membuat agak cantik, mungkin warna hijau kekuningan yang membias pada bagian ekornya. Enam garis hitam yang menghias punggungnya dimulai dari mata hingga ke bagian ekor. Hitamnya berbeda antara ikan yang satu dengan lainnya. Ada yang begitu pekat terlihat dan ada yang hanya samar-samar.



IKAN ASLI INDONESIA

Ikan sumpit ( Toxotes jaculator ) ini merupakan satu-satunya spesies dari genus Toxotes, family Toxotidae, dari ordo Permocorphoidei. Ikan ini banyak ditemukan di Sumatera bersama-sama ikan botia dan ikan lainnya. Di ujung Kulon, di sungai Handeleum, ditemukan juga ikan ini. Menurut penuturan para pedagang dibanyak sentra penjualan ikan hias, kesulitan mendapatkan ikan sumpit karena selama ini pengadaannya masih mengandalkan tangkapan dari alam, sedangkan hasil budidayanya belum ada. Di alam aslinya, mereka mampu tumbuh hingga berukuran 22,5 cm atau bahkan lebih. Namun yang biasa ditemukan di akuarium-akuarium pecinta ikan hias, panjangnya sekitar 5 - 7,5 cm. Sampai sekarang belum diketahui pada ukuran dan umur berapa ikan sumpit mulai kawin. Bahkan ciri-ciri perbedaan kelaminnya pun hingga kini masih teka teki. Di alam, ikan sumpit mendapatkan makan dengan menembak mangsanya menggunakan peluru air yang dilontarkan dari mulutnya. Mereka mengincar serangga air, seperti lalat, laba-laba dan mahluk kecil lainnya yang berkeliaran disekitar permukaan air.
Ikan sumpit biasanya berenang sedikit di bawah permukaan air, dengan ujung moncong muncul di permukaan. Ia meninggalkan riak gelombang kecil ketika berenang. Riak kecil inilah yang bisa dijadikan tanda kehadiran mereka. Jika mereka berenang seperti itu, sumpit mengisyaratkan dua keadaan, mereka siap menyantap mangsanya yang ada di permukaan air atau pandangannya terhalang karena air berlumpur pekat, sehingga ia berenang dekat permukaan air untuk cuci mata ( melihat-lihat pemandangan !!!???...).
Dalam air yang sangat buruk, ikan sumpit malah dikhabarkan biasa memangsa buruannya dengan kepala keluar dari air. Dalam air jernih, ia lebih sering hanya memperlihatkan moncongnya saja. Matanya sngat unik, karena mampu digerakkan ke segala arah, kecuali ke bawah.

BAGAIMANA IA BERAKSI
Ketika melihat mangsa, ia mulai mengumpulkan air dalam mulutnya yang kecil namun berongga panjang. Lalu ia mengambil ancang-ancang untuk membidik mangsanya itu, dengan mengubah posisi berenangnya yang semula mendatar menjadi hampir tegak lurus. Serangga yang terkena di sembur biasanya jatuh, karena basah, sebelum sempat menyadari apa yang sedang terjadi, ia sudah disambar dengan mulut ikan sumpit. Sambaran secepat kilat kadang-kadang dilakukannya juga ketika mangsa masih melayang di udara.



Namun tidak jarang ikan sumpit justru yang kecewa, karena serangga buruannya jatuh diluar akuarium tempat pemeliharaannya. Jika demikian selamatlah  si serangga, hanya saja ia mesti menunggu sampai badannya kering sebelum bisa terbang lagi.
Kemampuan ikan sumpit dalam  melepaskan peluru air memang sudah terkenal di seluruh dunia. Dalam sebuah pameran di Thailand ikan ini mampu menembakkan air sejauh 90 - 120 cm. Dan di New York, dua ekor ikan sumpit menembak seekor kecoak sejauh 150 cm.
Kebiasaan ikan sumpit menembakkan air mulai muncul sejak muda, namun hanya sejauh beberapa inci saja. Semakin dewasa, kemampuan menembaknya meningkat. Tembakkannya makin tepat dan kuat.
Anda pun bisa mendapatkan hiburan yang menyenagkan jika anda memelihara ikan sumpit dewasa bersama sumpit muda. Tingkah si sumpit muda yang ingin menyamai hasil tembakan sumpit dewasa nampak lucu sekali. Tidak selamanya ikan sumpit menembak mangsanya dengan tepat, di alamnya pun begitu juga. Umumnya mereka gagal menyumpit mangsanya karena goyangan daun atau gerakan dari mangsa itu sendiri. Namun begitu tembakan pertama gagal, secepat itu pula sumpit akan mengisi mulutnya dan menembak kembali berturut-turut hingga mangsanya jatuh.
Dengan bentuk tubuhnya yang runcing di sebelah depan dan badan yang sangat langsing, ikan sumpit mampu bergerak gesit. Segesit apabila ia merasa perlu untuk meloncat di udara menyambar mangsanya.

BAGAIMANA MERAWATNYA
Akuarium yang berair jernih saja belumlah cukup untuk membuat ikan ini betah dan mampu bertahan hidup. Air harus dijaga agar tetap bersuhu 26 - 28 derajat Celcius, karena itu merupakan kisaran suhu optimalnya. ke dalam akuarium perlu ditambahkan garam krosok (tanpa yodium) sebanyak 2 (dua) sendok teh untuk setiap 10 liter air, mengingat mereka berasal dari daerah sungai dekat pantai yang berair payau. Namun seperti halnya guppy (Poecilia reticulatus), mereka pun bisa diadaptasikan di air tawar. Hanya saja, kelangsungan proses pengembangbiakannya belum diketemukan.
Ikan sumpit sebaiknya diberi makan jentik-jentik nyamuk atau kutu air. Makanan ini sangat disukainya. Bisa juga mereka diberikan belalang kecil yang sudah diputus kakinya atau serangga lainnya yang sudah mati.

Ikan Oskar ( Astronotus ocellatus ), Pemeliharaan dan Budidayanya

Salah satu jenis ikan hias air tawar yang digemari oleh konsumen baik didalam negeri maupun luar negeri adalah ikan oskar. Selain karena penampilannya yang menarik ikan oskar juga termasuk yang tidak sulit pemeliharaannya. Berasal dari sungai-sungai di Amerika Selatan, ikan oskar mempunyai bentuk hampir sama dengan Gurame, agak lamban geraknya dan tenang, tetapi mempunyai kombinasi warna yang menarik. Warna dasarnya coklat tua atau coklat muda dan sedikit kuning bercampur merah tua. Di pangkal ekornya terdapat warna merah tua yang menutupi sepertiga badannya dan tampak seperti lukisan, sehingga oskar tampak anggun.
Disamping itu ada jenis oskar lainnya, yaitu oskar albino. Tubuhnya berwarna krem pucat seperti penderita albino dan mempunyai bercak-bercak merah orange di badannya. Bentuk tubuh dan perilaku oskar albino tidak berbeda dengan oskar lainnya.
Sebagaimana layaknya ikan oskar mempunyai kelebihan inteligensia yang cukup cerdas. Dia akan berenang ke tepi akuarium bila pemiliknya memberi tanda dengan tangan. Selain itu sifatnya setia dengan pasangannya masing-masing dan suka bergerombol. Karena sifatnya sosial, maka dalam satu akuarium jumlah ikan ini bisa dimasukkan 6 - 8 ekor. Dan akuarium yang digunakan berukuran besar, paling tidak panjangnya 1 - 1,2 meter. Ini mengingat ikan oskar sifatnya yang rakus makan, sehingga sering mengeluarkan kotoran, dan mengakibatkan air dalam akuarium cepat kotor. Kalau akuariumnya besar, tidak perlu terlalu sering diganti airnya. Untuk ukuran akuarium yang paling kecil 60 X 40 X 40 cm untuk per pasang.

MEMELIHARA IKAN OSKAR
Di alam aslinya oskar hidup bergerombol di air yang agak tenang, terlindung dan dalam. Yang disukainya adalah sungai yang dasarnya berpasir batu, air yang jernih, dan di sekelilingnya terdapat akar-akar pohon atau batang pohon yang tumbang dan terbenam di sungai. Tersebar di daerah luas di Amerika Selatan. Ikan-ikan ini terdapat di Amazone, Venezuela, Guyana, Chili, Argentina, dan Paraguay. Temperatur air yang dibutuhkan antara 72 - 82 derajat Fahrenheit, sedangkan untuk penetasan telurnya membutuhkan suhu 78 derajat Fahrenheit. Air yang disenaginya adalah yang jernih dan mengalir tanpa ditutupi oleh tanaman. Karenanya kalau memelihara ikan oskar harus memperhatikan faktor oksigen dan suhu air agar didapatkan ikan yang baik dan sehat. Sebaiknya memelihara ikan oskar pada akuarium atau bak semen agar mudah menjaga faktor oksigen maupun suhu airnya. Ikan ini termasuk jenis ikan Karnivora atau pemangsa. Untuk itu dianjurkan supaya tidak dipelihara bersama-sama dengan ikan lain dalam satu akuarium atau bak., sebab kalau tidak akan habis digasak olehnya.
Pakan sebaiknya diberikan makanan hidup saja seperti  udang dan anak ikan mas. Menurut pengalaman para peternak, apabila oskar diberi makanan hidup seperti udang hidup, warna sisiknya menjadi terang terutama warna merahnya.

JANTAN DAN BETINA
Memilih ikan oskar jantan dan betina bagi para peternak ikan hias yang belum berpengalaman merupakan persoalan yang agak sulit. Bagi yang sudah lamapun, kadang-kadang bisa meleset dalam menentukan jenis kelamin ikan ini khususnya pada oskar yang masih muda. Menentukan jenis kelamin oskar, kalau kita sudah tahu rahasianya tidaklah begitu sulit. Pedomannya, ikan jantan dapat diketahui dari sirip-siripnya yang lebih besar atau agak melebar, sedangkan pada ikan betina sirip-sirip ini bentuknya membundar. Dalam hal warna, perbedaan ini juga bisa terjadi, pada oskar jantan warnanya lebih terang.
Kalau kita ingin mendapatkan perbedaan yang meyakinkan tentang jenis kelaminnya, pertama, keluarkan ikan itu dari dalam bak atau akuarium dengan menggunakan serokan ikan. Peganglah tubuhnya erat-erat mulai dari bagian belakang kepala, terus dipijit sampai berakhir dekat anus atau dubur, jangan terlalu keras memijitnya. Kalau terlihat genital papilae atau alat kelaminnya keluar dan bentuknya meruncing, sudah pasti ia berkelamin jantan. Sedangkan pada oskar betina, alat kelaminnya agak pendek dan bentuknya pun tumpul.






MEMIJAHKAN OSKAR
Setelah mengetahui tingkah laku dan kebiasaan oskar serta perbedaan kelaminnya, barulah kita bisa membudidayakannya. Ikan oskar adalah salah satu hewan air yang menjunjung tinggi nilai-nilai "kesetiaan" (tentunya kesetian dalam dunia percintaan ikan). Karena itu kalau hendak menjodohkan pasangan ini, sebaiknya dipelihara sejak masih remaja. Kalau kita sengaja menjodohkannya pada usia dewasa, akan sulit ia hidup berdampingan. Kalaupun bisa, memakan waktu agak lama. Hendaknya kita pelihara lebih dari 6 ekor untuk setiap bak, agar ikan-ikan ini dapat mencari dan memilih pasangan sendiri. Ikan oskar bisa dikatakan matang kelamin pada umur 8 - 10 bulan. 
Kalau kita rajin mengintip ikan-ikan ini yang sedang berpacaran, ditandai dengan selalu berjalan beriring bersama. Dan biasanya mereka memilih tempat yang romantis di sudut-sudut bak. Kalau dia suka bermesraan seperti ini, barulah pasangan ini kita pindahkan pada tempat khusus yang sudah kita sediakan untuk berbulan madu.
Kebersihan bak harus diperhatikan dengan baik. Bersihkan kotoran yang ada di dasar bak ataupun akuarium, karena kotoran ini dapat menimbulkan amonia yang tidak disenangi Oscar. Menggunakan sirkulasi yang airnya telah disaring akan lebih baik dan tidak banyak memerlukan tenaga. SElain itu pergantian air juga mutlak kita lakukan. Tetapi jangan mengganti air secara total. Cukuplah sebagian saja yang dibuang dan sebanyak itu pula air yang baru kita masukkan.
Akibat pergantian air, ikan yang telah matang kelamin akan terangsang untuk melakukan pemijahan. Pada saat melakukan percumbuan, sang jantan memamerkan kegagahannya kepada sang primadona dengan mengibas-ngibaskan ekornya sambil merentangkan siripnya, dan rahang agak dikuak-an atau digelembungkan seolah-olah ingin mengajak adu kekuatan fisik (berkelahi). Untunglah tindakan ini tidak membahayakan sang kekasih.
Sebelum betina mengeluarkan telur, kedua sejoli membersihkan tempat bertelur dengan mengais-ngais dasar akuarium atau bak. Setelah melakukan tugas ini barulah telur-telur itu dikeluarkan sang betina, kemudian sang jantan menghampiri untuk membuahi telur-telur itu. Jumlah telur yang dikeluarkan bisa mencapai 2.000 butir. Telur oskar menempel pada subtrat. Untuk penempelan telurnya sebaiknya kita beri lempengan batu untuk tempat meletakkan telurnya.
Telur-telur dijaga dan dirawat bersama-sama, tapi sang calon ibu-lah yang selalu menunggu, sedangkan calon bapak berpatroli di sekelilingnya menjaga kemungkinan serangan pihak lawan yang ingin memangsa telur-telurnya. Oskar jantan kelihatan agak agresif. Kadang-kadang sang pemiliknya pun tak luput dari serangan pada waktu ingin memberinya makan.
Telur oskar  akan menetas setelah 3 hari saat peneluran.. Bayi-bayi oskar kelihatan dengan perut terbalik keatas. Si buyung ini sudah dapat berenang disekitar orang tua mereka. Pada usia 3 hari anak-anak oskar ini sudah boleh diberi makan berupa infusoria atau phytoplankton. Anak-anak oskar ini sudah pandai berenang dengan bebas pada usia 8 hari dan makanan yang diberikan diganti dengan dapnia atau kutu air.
Telur-telur oskar juga bisa ditetaskan dalam bak atau akuarium terpisah dari induknya dengan memindahkan lempengan batu yang berisi telur. Dan diberikan tambahan dengan memakai pompa udara (aerator) yang tidak terlalu besar gelembung-gelembung udaranya. Pada umur kira-kira 1 bulan, anak oskar bisa diberikan cacing rambut atau tubifex.