2011/04/27

Meeki (Cichlasoma meeki), Ikan Hias Bergincu


Sosoknya mirip ikan nila, akan tetapi bentuk tubuhnya lebih padat. Warnanya violet dengan strip - strip hitam yang menyilang badan. Dagu dan mulutnya merah menyala.



Mulutnya bergincu
Si Cantik yang indah ini dikenal dengan nama ilmiah Cichlasoma meeki. Asli berasal dari Amerika Tengah, terutama dari perairan di daerah Guatemala dan Yucatan. Ia dikenal di Indonesia sejak tahun 1937.
Kalau orang Inggris menyebutnya Firemouth cichlid, maka penggemar di Indonesia lebih suka menyebutnya Soma meeki atau ikan bergincu (karena bibirnya merah seperti orang pakai gincu).
Matanya bulat dan biru jernih. Pangkal sirip punggung, ekor dan duburnya berwarna violet. Sedang siripnya sendiri biru dengan selaput tipis, kecuali ujung sirip punggung yang warnanya hijau.

Minta tempat bertelur
Ikan jantan dan betina mudah sekali dibedakan. Ikan betina lebih pipih dan lebih kecil daripada ikan jantan. Ujung sirip punggung dan ekor ikan betina memanjang seperti cambuk. Sebaliknya ikan jantan tidak demikian.
Ikan jantan bisa mencapai panjang 15 cm, sedang yang betina cuma 10 cm. Dalam akuarium, ikan ini menghendaki tempat yang lapang, dan gemar berada di dasar. Kalau beristirahat, senang sembunyi ditempat - tempat seperti gua. Gua - guaan ini bisa dibuat dari batu atau pot bunga yang dilubangi alasnya. Air akuarium harus jernih, dan pH-nya normal sekitar 7,2.
Ikan ini bisa dibiakkan dalam akuarium, tetapi tidak bisa dipaksakan. Dalam pemijahan, selain minta air yang jernih, juga tanaman air yang terbenam, seperti Hydrilla dan Ceratophyllum.
Air akuarium dibuat sedalam 35 cm. Didalamnya harus tersedia bahan peletak telur, berupa pot bunga yang berlubang alasnya. Pot ini ditaruh menidur pada dasar akuarium, tetapi sebelumnya harus disikat dan dijemur dipanas matahari, agar bersih.
Induk betina siap pijah panjangnya 7 cm, cirinya perut didekat anus sudah buncit. Induk jantan panjangnya 12,5 cm. Sebelum berpijah, ikan jantan sangat rajin mendekati dan mengikuti si betina, sampai kemudian berkejar - kejaran. Kalau betinanya sudah terlihat berdiam diri di lubang pot, pasangan jantannya segera membersihkan dasar pot dengan mengibas - ngibaskan sirip dadanya, sebagai tempat menaruh telur.


Anak dipelihara bersama
Telur yang keluar setelah berpijah, akan menetas 3 (tiga) hari kemudian. Dari sepasang induk ini bisa dihasilkan anak 800 - 1.000 ekor sekali menetas. Anak diasuh oleh kedua induknya sampai umur 3 minggu. Anak yang baru menetas tidak perlu diberi makan, karena masih mempunyai makanan cadangan berupa kuning telur diperutnya, tetapi setelah berusia 3 hari perlu diberi rotifera atau infusoria sampai umur 3 minggu.
Setelah berumur 3 minggu, anak ikan harus dipisah dan dibesarkan ditempat lain yang lebih luas (misalnya kolam pembesaran) agar pertumbuhannya lebih pesat. Jenis makanannya pun diganti dengan kutu air sampai berusia 2 bulan. Selanjutnya bisa diganti dengan cacing sutera atau tubifex.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar