2011/04/28

Niasa (Pseudotropheus auratus)

Masih ingat ikan Niasa (Pseudtropheus auratus), kerabat ikan nila (Tilapia nilotica) yang bertubuh elok warna warni itu ? Niasa memang tidak asing lagi bagi para pecinta ataupun peternak ikan hias, karena ikan dari danau Malawi, Afrika, yang badannya loreng kuning-biru-putih ini memang cantik.
Setidaknya ada 3 jenis niasa. Namun yang umum dikenal adalah Niasa biru dan Niasa kuning. Ikan jantan niasa kuning kalau sudah tua berubah warna jadi biru.
Niasa yang nama umumnya "Malawi Golden Cichlid", termasuk family Cichlidae.
Kebiasaannya mengerami keturunannya (telur maupun anaknya) didalam mult, seperti ikan lainnya. Biasanya ikan Niasa butuh waktu 4 minggu untuk mengerami telurnya, tapi bisa diupayakan menjadi hanya 2 minggu.

Betinanya jauh lebih banyak
Pemijahan ikan Niasa akan berhasil jika induk betina yang hendak dikawinkan sudah matang kelamin (umur 6 - 7 bulan) dengan ukuran sekitar 4,5 cm. Induk jantannya lebih langsing, bagian dekat sirip anus berbintik kuning. Sedangkan induk betinanya lebih gemuk, tanpa bintik kuning di anusnya.
Memijahkannya secara massal, ke dalam bak semen ukuran 1,5 X 3 meter dengan kedalaman 0,4 meter dimasukkan induk betina sebanyak 135 ekor, dan ikan jantan 15 ekor. Jumlah betina yang mencolok ini dimaksudkan agar lebih banyak yang terlibat mengerami telur. Jadi lebih efektif dan efisien. Jantan yang sudah memijah dengan satu betina, bisa siap lagi memijah dengan betina lainnya, sementara betina yang pertama mengerami telurnya.

Harus dipencet supaya keluar
Tempat pemijahan yang dipakai, selain bak semen untuk pemijahan massal, juga akuarium ukuran 40 X 40 X 80 cm untuk betina yang mengeram, bak plastik ukuran 20 X 25 cm, tinggi 10 cm untuk penetasan telur, dan akuarium perawatan burayak ukuran 40 X 40 X 80 cm. Sebelum digunakan, semua media pemijahan harus bersih dari lumpur dan bibit penyakit. Setelah disikat (limut yang menempel di dinding bak disisakan sedikit), tempat pemijahan dikeringkan dulu sebelum diisi air.
Air yang dipakai menggunakan air sumur yang telah didiamkan sehari semalam. Maksudnya agar CO2 nya tidak terlalu banyak. CO2 yang terlalu banyak bisa menyebabkan ikan mati. Untuk menghilangkan CO2 ini bisa dibantu dengan aerator. Suhu airnya berkisar antara 28 - 30 derajat Celcius dan pH netral.
Induk betina sebanyak 135 ekor dan induk jantan 15 ekor yang sudah dipilih dimasukkan ke dalam bak semen yang sudah disiapkan. Setiap pagi dan sore ikan diberi makan jentik nyamuk, air diganti setiap hari, dengan menyedot bagian dasar yang kotor sekitar 1/3 bagian dan menggantinya dengan air yang sudah diendapkan sampai ketinggian semula.
Semunggu sekali, induk betina yang sudah mengeram (tandanya : mulutnya menggelembung, lebih besar dibanding induk yang lain), dipindah ke akuarium pengeraman yang sama mutu airnya. Untuk lebih memastikan ada tidaknya telur, biasanya induk dipencet mulutnya untuk diperiksa.
Ke dalam akuarium pengeraman ini diisikan paling banyak 30 ekor betina saja. Mereka tidak perlu diberi makan, hanya airnya harus disedot kotorannya setiap hari dan ditambah air baru yang bersih.
Setelah seminggu di dalam akuarium, induk ditangkap. Pipinya ditekan, untuk mengeluarkan benihnya yang sudah ber-ekor. Benih ini dimasukkan ke dalam bak plastik berisi air 3/4 bagian. Setiap bak mampu menampung 500 - 1.000 ekor benih. Bak diletakkan ditempat teduh dan diberi aerator secukupnya, jangan terlalu kencang.
Seminggu setelah dimasukkan ke dalam bak plastik, benih yang sudah mulai bisa berenang dipindah ke dalam akuarium perawatan burayak. Burayak sudah bisa diberi makan, jika sudah bisa berenang. Sementara itu, induknya dikembalikan lagi ke kolam pemijahan massal.

Keuntungannya
Dengan cara ini didapat banyak keuntungan. Pertama, induk betinanya bisa lebih efektif berproduksi. Karena aktifitas makannya tidak terganggu dengan kegiatan mengeram yang terlalu lama, bulan berikutnya induk sudah bisa mengeram kembali. Kedua, induk bisa dipakai dalam tempo yang lama, yaitu 12 kali masa pemijahan atau setahun terus menerus. Setelah setahun, biasanya induk diafkir untuk menghemat makanan dan lahan. Cara ini lebih menguntungkan dibanding pemijahan biasa yang membutuhkan masa tenggang 2 - 2,5 bulan.



© 2011 by Nirwana Aquarium



Tidak ada komentar:

Posting Komentar