2011/04/22

Budidaya Ikan Corydoras

Budidaya Ikan Corydoras


Budidaya ikan hias Corydoras sebenarnya tidak terlalu sulit. Siapapun bisa melakukannya. Entah itu sebagai hobi atau bahkan dijadikan sebagai ladang usaha dalam rangka menambah penghasilan. Sebagai panduan, informasi berikut ini, barangkali dapat membantu Anda yang berminat membudidayakan Corydoras.

Sosok dan Cara Kawin
Sosok ikan yang temasuk family Callichthyidae ini mirip dengan ikan Botia dari Sumatera. Bentuk badannya agak pendek, bagian pundak agak tinggi dengan posisi kepala dan mulut tertekuk ke bawah. Pada ujung mulut terdapat dua pasang kumis yang berfungsi sebagai alat peraba saat mencari makan. Pada masing –masing sisi badan, terdapat dua deret sisik tebal, sebenarnya lebih tepat disebut tulang tipis berbentuk sisik (scute), yang tersusun seperti susunan atap genteng. Deretan atas berjumlah 21 – 23 scute dan deretan bawah sebanyak 19 – 21 buah. Warna badan dari species Corydoras yang masih murni adalah kuning kecoklatan atau coklat  kemerah – merahan  di bagian punggung. Bagian kepala dan pipi tampak kehijau – hijauan. Sirip – siripnya berwarna abu – abu. Namun saat ini species aeneus lebih banyak ditemukan yang albino. Strain ini merupakan hasil “buatan” manusia. Dari persilangan demi persilangan akhirnya lahirlah strain tersebut.
Ada suatu keunikan pada Corydoras yang mungkin jarang ditemukan pada jenis ikan lain. Keunikan ini akan kita temui pada saat mereka melakukan perkawinan. Perkawinan ini akan berlangsung secara bergerombol. Proses perkawinannya dalam salah satu literature asing, digambarkan seperti ada semacam “ritual” sebelum perkawinan dimulai. Suasananya mirip sebuah pesta hura – hura, dimana segerombolan ikan yang terdiri dari jantan dan betina saling kejar – kejaran.
Pada saat perkawinan berlangsung, induk betina dengan cirri, badan lebih tegap dan panjang disbanding jantan, akan menyusup/menyerang secara berulang – ulang kearah lubang genitalia (vent) induk jantan. Tujuannya adalah untuk menghisap dan menampung sperma ke dalam mulutnya. Bila sperma sudah diperoleh, maka selanjutnya praktis jantan tidak diperlukan lagi untuk keperluan pemijahan. Setelah itu biasanya induk betina akan pergi mencari tempat yang layak untuk ia tempelkan telur. Biasanya ia akan memilih subtrat keras, seperti daun tanaman air atau bahkan kaca dinding akuarium pun tak luput dari pilihannya.
Tentang bagaimana proses pembuahan terjadi, sampai saat ini masih merupakan misteri bagi kalangan pembudidaya Corydoras. Namun diduga, ketika induk betina itu melakukan pemilihan tempat untuk media penempel telur, saat itulah sperma yang ada di mulutnya dikeluarkan. Baru kemudian telur yang telah keluar dan dijepit diantara sirip perutnya, diletakkan diatas subtract yang telah bersperma. Proses peletakan telur berlangsung relative lama.
Seekor induk betina memerlukan waktu sekitar satu jam untuk melepaskan 5 – 12 butir telur. Total telur yang dilepaskan adalah sebanyak 200 butir per ekor induk.
Telur Corydoras umumnya menetas setelah 5 – 6 hari, pada suhu 20 – 22 derajat Celcius. Makanan pertama untuk larva yang baru menetas adalah infusoria dan rotifer. Selanjutnya makanannya disesuaikan dengan ukuran mulut.
Perkawinan Corydoras seperti yang digambarkan diatas bisa dilakukan dalam sebuah akuarium yang berukuran 60 X 30 X 30 cm, yang berair dengan pH 7,3. Didalam akuarium seluas tersebut bisa dimasukkan sebanyak 20 – 25 ekor induk. Untuk perbandingan, disarankan jumlah jantannya lebih banyak dari pada betina. Supaya pemijahan berlangsung lebih cepat, perlu dilakukan penurunan suhu secara mendadak sebesar 5 derajat Celcius. Hal ini sesuai dengan kebiasaannya dialam, dimana mereka melakukan perkawinan pada waktu musim hujan. Dengan demikian berarti ikan ini cocok dibudidayakan di daerah dingin.

1 komentar:

  1. bisa dibeli dimana? apa nt bisa nampung penjualannya?

    BalasHapus