2011/05/28

Seleksi dan langkah - langkah perbaikan mutu genetik ikan hias

Usaha budidaya ikan telah lama dilakukan baik oleh lembaga penelitian maupun oleh masyarakat/petani ikan sendiri. Ikan yang dipakai terutama ikan konsumsi seperti ikan mas, nila, gurame, tambakan, lele, sepat siam, dan sebagainya. Tetapi ikan hias baru dilakukan oleh petani beberapa tahun terakhir ini saja, karena ada beberapa hal yang melatar belakanginya antara lain permintaan pasar yang semakin meningkat terutama untuk ekspor. Pada awalnya pasokan ikan hias hanya dilakukan oleh petani dengan cara menangkap di alam, hal ini sangat merugikan kelestarian sumber daya bila tak diikuti penanaman kembali (restocking). Tetapi hal ini merupakan kendala pula, sebab dari mana sumber untuk mendapatkan benih untuk menanam itu kembali ! Sebab tidak mudah mendapatkan benih, hal ini karena belum diketahui cara pembenihannya. Petani dan lembaga penelitian telah mulai melakukan cara ini dan sudah didapat hasil dari usaha ini. Artinya sebagian benih sudah tidak tergantung dari alam lagi.Ttetapi ikan yang berhasil dipijahkan ini tidak lain adalah ikan impor, dan belum banyak keberhasilan pada ikan lokal yang mempunyai potensi ekspor seperti "Botia". Ikan impor tersebut memang sudah berhasil didomestikasikan sehingga untuk keberhasilan pemijahan disini hanya faktor penyesuaian lingkungan dan waktu saja selain faktor kesabaran atau ketekunan para pembenih. Jika sudah didapat teknik yang mudah untuk pembenihan tiap spesies maka ketergantungan akan sumber daya yang diambil dari alam, tidak lagi menjadi hal yang serius, bahkan sebaliknya yang hampir punah atau dikhawatirkan punah.

Juga usaha budidaya ikan hias tak hanya sampai titik atau sasaran keberhasilan produksi benih saja, tetapi ada hal lain yang dituntut oleh permintaan pasar (konsumen). Hal ini merupakan suatu tantangan yang sangat kompetitif, artinya keberhasilan seorang petani ikan dapat membuat "Trade mark" atau merek dagang untuk ikannya. Usaha yang dilakukan tak hanya tahu bagaimana memenuhi permintaan ikan yang sesuai dengan keinginan pasar, tetapi harus pula diketahui bagaimana cara mendapatkannya yang merupakan suatu rahasia tersendiri. Jadi dalam usaha budidaya ikan hias petani ikan harus selalu berusaha untuk mendapatkan jenis atau ras milik si petani sendiri. Tetapi kebanyakan petani ikan pada umumnya tidak didukung oleh pengetahuan dasar untuk hal ini, sebab memang bukan tujuan utamanya. Oleh karena itu, petani yang ingin maju harus berusaha kearah itu, baik dengan cara kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi atau lembaga penelitian perikanan atau lembaga internasional yang telah lama berkembang untuk mendapatkan informasi yang telah dicapai didunia seleksi ikan.

Lalu bagaimana dengan usaha budidaya ikan hias di Indonesia saat ini ? Nilai ekspor ikan hias sudah mengalami kemajuan dari waktu ke waktu, tetapi masih banyak yang diekspor merupakan tangkapan di alam...

Langkah yang telah dilakukan oleh petani ikan sudah banyak mengalami kemajuan, tetapi belum banyak menjurus ke arah yang sesuai dengan keinginan petani itu sendiri dan permintaan pasar, misalnya warna tertentu dan bentuk tertentu pula. Walaupun dari sebagian beberapa petani sebenarnya telah ada hasil usaha kerja mereka yang menghasilkan ikan hias dengan warna yang menarik yang harganya cukup tinggi yang berasal dari hasil usaha pembenihan dan seleksi visual. Ini sangat menolong kita dari ketergantungan dari alam. Tetapi apakah usaha ini sudah ditunjang oleh aspek genetika lain seperti persilangan (hibridasasi) dan cara seleksinya ? Mungkin sudah dan mungkin belum, sebab kita tak tahu persis apa yang telah dilakukan oleh petani pembenih, karena tak ada informasi yang menunjangnya. Dikatakan sudah berhasil karena kita lihat hasilnya dan dikatakan belum, karena sulitnya didapat ikan tertentu di pasaran dari hasil rekayasa genetika. Jika ditinjau sepintas maka usaha petani pembenih ikan hias masih bersifat untung - untungan (gambling), belum 100% atas usaha manipulasi genetik. Mungkin saja dengan upaya berdasarkan genetika akan dihasilkan ikan yang diinginkan secara cepat dan tepat.

Oleh karena itu tulisan ini berusaha mengetengahkan upaya untuk menuju ke arah yang lebih bersifat ilmiah dan populer, sehingga bisa diserap dan dimanfaatkan oleh petani pembenih ikan pada umumnya dan petani ikan hias pada khususnya.

Langkah - langkah perbaikan mutu genetik ikan hiasB
Beberapa prosedur yang harus diikuti untuk mendapatkan ikan yang baik adalah sebagai berikut :


  1. Mengumpulkan koleksi untuk dijadikan stock induk (parent stock).
  2. Melakukan penyilangan (crossing).
  3. Melakukan seleksi.
  4. Pengembangan hasil seleksi.
Pada umumnya stok ikan pada petani adalah ikan yang sudah didomestikan bahkan yang sudah diseleksi dan sudah merupakan ikan hasil akhir bagi si petani pembenih dimana ikan itu berasal. Kalu ini didapat dengan cara membeli dari pihak lain (pemasok) maka kita tidak bisa berbuat banyak, apalagi jika ikan yang dimliki sama, baik warna maupun bentuknya. Untuk memperbesar kemungkinan seleksi maka sebaiknya stock induk diperbanyak, sebab semakin banyak stock induk yang dimiliki maka akan semakin banyak kemungkinan untuk mendapat yang baru. Stock induk ini dicirikan untuk tiap "jenis" atau "varietas" atau mungkin tiap "ras". Jika sudah mempunyai stock induk yang dicirikan itu lalu dibuat semacam label untuk tiap ikan baik jantan maupun betinanya. dari sisni lalu bisa dibuat kemungkinan untuk pengembangannya. Selera petani pembenih sangat menentukan kemana arah yang dituju, dan semua ini harus tertuang dalam suatu kegiatan besar yang biasa disebut "Master plan" yang harus diikuti terus - menerus, sebab jika kita menyimpang dari Master plan tersebut berarti kita harus memulai dari awal lagi, memang hal ini sangat menyita waktu dan tenaga, tetapi keberhasilan tidak dengan mudah seperti membalikan tangan dan mengatakan Sim salabim...

Kegiatan selanjutnya adalah penyilangan atau hibridisasi, kegiatan ini sangat tergantung pada keinginan petani pembenih untuk menghasilkan jenis tertentu. Selanjutnya dilakukan seleksi, baik seleksi yang sederhana (seleksi massal) maupun seleksi yang agak kompleks yaitu melalui program seleksi pembenihan (selective breeding program) disamping cara lain yang pada dasawarsa terakhir ini dikembangkan yaitu bioteknologi seperti teknik ginogenesis yang masih terbatas pada ikan budidaya seperti ikan mas, tawes, dan sebagainya. Jika seleksi sudah dimulai maka hasil seleksi itulah yang nantinya harus dikembangkan untuk dipasarkan atau untuk memenuhi permintaan pasar dan hasil tersebut akan merupakan semacam merek dagang untuk petani yang bersangkutan.

Ada suatu hal yang nampak sepele tetapi mutlak harus dilakukan dalam seleksi ikan yaitu gambar/foto. Hal ini untuk memudahkan dalam mengingat hasil yang didapat, sebab daya ingat manusia terbatas sehingga bantuan fotografi akan sangat menolong.

Sebagai penutup dari tulisan ini, dikemukakan beberapa saran antara lain, pemilihan calon induk harus teliti dan baik, semua data yang didapat harus dicatat dengan rapi dan baik sehingga mudah dicari kembali jika diperlukan. Koleksi foto ikan hasil seleksi atau persilangan harus diatur dengan baik dan sistematis karena foto - foto tersebut akan dipakai untuk kegiatan selanjutnya.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi yang hanya mau berusaha menuju kearah peningkatan pongembangan budidaya yang lebih baik dan bersifat ilmiah. ..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar