2011/03/11

Ikan Sumatera ( Barbus tetrazona )


Diantara jenis ikan hias asli Indonesia, ikan Sumatera yang cukup populer yang memiliki nama latin Barbus tetrazona. Memiliki bentuk badan memanjang dan pipih kesamping. Diantara jenis ikan hias yang ada di Indonesia, ikan ini memang tegolong berukuran kecil. Di alam aslinya, ukuran panjang totalnya mencapai 8 Cm. Meskipun berukuran kecil ternyata ikan Sumatera ini memiliki banyak penggemar, hal ini karena pesona warna tubuhnya yang menawan.
Bila diamati, warna dasar tubuh ikan Sumatera ini kuning muda hingga putih keperakan. Pada bagian punggungnya, ada semburat warna sawo matang kehijauan. Yang paling mempesona adalah warna khas berupa empat buah garis hitam kebiruan yang memotong tubuhnya secara vertikal. Garis pertama memotong kepala melewati mata dan tutup insang. Garis kedua melewati sebelah bawah badan sampai bagian depan sirip punggung. Kemudian garis ketiga memotong samping sirip punggung hingga jari-jari sirip anal pertama. Sedangkan garis keempat menghiasi bagian pangkal ekor.

Cara Menggabungkan Ikan Sumatera dengan Ikan Jenis Lainnya dalam Satu Wadah :
Untuk membudidayakan ikan ini, sebenarnya cukup mudah. Namun agar ikan cantik ini betah menjadi penghuni akuarium atau kolam semen, ada baiknya bila kita mengenali tabiatnya dulu.
Pada waktu masih muda, ikan Sumatera termasuk jenis pendamai. Dia tidak akan rewel meskipun dicampur dengan ikan lainnya seperti Discus, maskoki atau Manfis. Dalam satu wadah, mereka akan akur-akur saja. Namun setelah ikan Sumatera mencapai dewasa, sebaiknya segera dipindahkan dalam wadah tersendiri, karena tabiatnya akan berubah menjadi suka usil dan nakal. Dikhawatirkan, bila tetap dicampur dalam satu wadah, ikan-ikan perenang lamban ( Discus, Maskoki, dan Manfis ) tersebut akan diganggunya. begitu juga ikan-ikan yang memiliki ukuran lebih kecil dari ikan Sumatera, biasanya menjadi stress karena selalu diusik dan dikejar-kejar.

Wadah untuk ikan Sumatera ini, bisa berupa akuarium atau kolam semen. Yang perlu diperhatikan, agar ikan Sumatera ini bisa hidup nyaman dan sehat, maka kondisi air perlu mendapat perhatian tersendiri. Air yang digunakan sebaiknya bersih, jernih dan sudah diendapkan selama 24 jam. Suhu air diusahakan tetap stabil antara 25 - 27 derajat celcius.
Bila diinginkan, dalam satu wadah ikan Sumatera masih tetap bisa dicampur dengan ikan hias jenis lain. Namun agar bisa hidup secara rukun dan berdampingan perlu pengaturan tersendiri. Caranya, ikan Sumatera tersebut harus berkelompok ( 5 - 8 ekor ) dengan sesama jenisnya. Dengan cara ini, kenakalan ikan Sumatera bisa diredam. Selain itu, ikan jenis lain yang mendapingi kelompok ikan Sumatera dipilih dari jenis yang gesit berenangnya dan berukuran seragam. Misalnya saja ikan Tambakan, Zebra danio, atau Botia.


Pemberian Pakan :
Soal makanan ikan Sumatera ternyata tidak begitu rewel. Segala jenis makanan yang diberikan tidak akan ditolaknya. Meskipun demikian, jenis pakan hidup seperti daphnia atau cacing sutera merupakan jenis pakan yang paling disukainya. Pemberian pakan tidak perlu berlebihan agar air dalam wadah tidak cepat keruh dan merusak pandangan. Bila persedian ada, sesekali boleh juga ikan Sumatera ini dikasih pakan berupa udang kali yang telah dilumatkan. Pakan jenis ini, ternyata cukup ampuh untuk menyulap warna tubuh ikan lebih cerah dan mempesona.


Cara Budidaya :
Ikan jantan dan betina yang sudah dewasa dapat dibedakan dengan cara melihat tingkat kecerahan warna yang dimiliki dan bentuk tubuhnya. Pada ikan Sumatera jantan warna tampak lebih menyala. Ikan betina memiliki tubuh yang lebih berisi, padat. Dan untuk ikan Sumatera betina yang sudah siap berpijah pada bagian perutnya mengembung.
Pemijahan biasanya diawali dengan saling kejar-kejaran antara ikan jantan dan betina diantara tanaman air. Untuk pemijahan ini sebaiknya ukuran ikan betina jangan terlalu besar dari ukuran jantannya. Ia akan bersikap galak dan mengejar jantan pasangannya, terkadang sampai ikan jantan yang dikejarnya mati.
Pemijahan ini berlangsung dalam waktu singkat, terutama bila pasangan yang akan dipijahkan mendapatkan air baru dan tempat pemijahan yang dilengkapi dengan tanaman air berdaun lebar.
Telur-telur yang dihasilkan dari pemijahan berjumlah 150 - 200 butir per ekor, menempel pada tanaman air secara berkelompok. Telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 24 jam.
Setelah pemijahan, induk sebaiknya dipisahkan untuk mengamankan telur yang baru dihasilkan dari pemangsaan oleh pasangan yang selesai memijah, dipindahkan ke dalam akuarium yang bersirkulasi untuk mencegah kematian karena kelelahan.



Sumber : PIP.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar