12-10-2010
JAKARTA. Bisnis ikan hias memang menggiurkan. Pasarnya bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga ekspor. Bahkan, permintaan dari pasar ekspor naik setiap tahun. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memprediksi, nilai ekspor ikan hias tahun ini akan naik 10% dari USS 10 juta tahun 2009 menjadi sekitar USS 11 juta di tahun ini.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Made L. Nunana mengatakan, peningkatan ekspor ikan hias tersebut terutama karena naiknya permintaan ikan arwana dan cloumfish alias ikan nemo.
Kenaikan tersebut membuat market share atau pangsa pasar ikan hias Indonesia tahun ini naik dari 7,5% menjadi 7,8%-8% dari pasar ikan hias dunia. Sejauh ini, pemain utama perdagangan ikan hias di dunia adalah Singapura. Negara berwilayah imut ini menggenggam pangsa pasar 25%. Pemain besar berikutnya adalah China, Jepang, dan Thailand.
Tahun 2008 silam, nilai ekspor ikan hias Indonesia USS 8,3 juta, naik 13,7% dibanding 2007 sebesar US-S 7,3 juta. "Permintaan ikan hias di dalam dan luar negeri sangat tinggi karena ikan jadi hiburan bagi masyarakat kota," terang Made kepada KONTAN.
Sayang, prestasi Indonesia belum mampu mengimbangi kenaikan ekspor hias dari sejumlah negara lain yang lebih pesat. Keterbatasan sentra budidaya dan promosi jadi penyebab utama lambatnya kenaikan itu.
Sejauh ini, Indonesia mengekspor sebagian besar ikan hias ke Singapura Porsi ekspor ikan hias ke Negeri Mer-lion ini mencapai 20%. Lalu. 15% China dan 65% menyebar ke Hong Kong, Malaysia, Jepang, Uni Eropa, Korea Selatan, dan Amerika Serikat
Adapun ikan hias yang men-jadi unggulan Indonesia, antara lain arwana jenis Super Red. Ikan ini bisa dijual Rp 7 juta -Rp 8 juta per ekor. Lalu, arwana jenis Golden Red yang dilego Rp 3 juta- Rp 4 juta per ekor. Harga ikan ekspor bisadua kali harga lokal.
Selain arwana, ikan hias lain yang sedang naik daun adalah cloumfish yang dibanderol Rp 10.000-Rp 25.000 per ekor. Lantaran harganya murah, permintaan dari Malaysia, Jepang dan Eropa cukup tinggi
Jenis ikan yang diminati tahun ini memang berbeda dengan sebelumnya. Tahun lalu, para pembeli banyak kepincutikan koi ikan perot dan ikan cupang. Harga ikan koi bervariasi antara Rp 150.000 hingga ratusan juta rupiah per ekor. Sementara ikan perot dibanderol Rp 50.000-Rp 150.000 per ekor dan ikan cupang Rp 25.000-Rp 200.000 per ekor.
Incan Maulana, pemasok tanaman laut dan ikan hias ke Eropa bercerita, tahun ini, ekspor ikan hias memang lebih ramai ketimbang tahun lalu. Ia bahkan memperkirakan, ekspor kali ini bisa naik hingga 15%.
Memang, ekspor ikan hias ke Eropa sempat turun selama periode Mei-Agustus lalu. Ini lantaran Eropa memasuki musim panas. Pada musim tersebut banyak orang Eropa berlibur sehingga tidak belanja ikan hias. Tapi selain bulan itu, ekspor stabil dan bahkan naik," katanya.
Menurut dia, ikan yang paling digemari adalah arwana dan nemo. Incan yakin, tahun depan, popularitas nemo akan menggu guli arwana dan mem-buat ekspor ikan hias naik 20% ketimbang tahun ini
Senada, Ari Wahyuni, Koordinator Pembenihan Ikan Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BPBL) Lampung, mengatakan, ini permintaan cloumfish memang tinggi Sayang, budidaya cloumfish tidak bisa memenuhi permintaan yang banyak datang dari Malaysia itu. Alhasil, BPBL Lampung hanya mampu memasok ikan hias untuk keperluan lokal khususnya Jakarta.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad sebelumnya mengungkapkan, potensi budidaya ikan hias di Indonesia mencapai 1,5-1,6 miliar ekor per tahun.
Pengembangan pemasaran ikan hias kita bisa melalui tiga upaya. Pertama, mengembangkan pusat pemasaran dan pengembangan ikan hias seperti di Cibinong, Jawa Barat /foduajnenyelenggarakan pameran dan bursa ikan hias. Ketiga, memfasilitasi promosi pengusaha ikan hias.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar