2011/05/10

Boesemani Rainbow Jantan Diminati Eksportir


Sebagian orang mengenalnya sebagai ikan pelangi. Tapi para pembudidaya ikan hias lebih suka memanggilnya Boesemani. Nama ini diambil dari sebagian nama latin ikan itu Melanotaeniidae boesemani.
Boesemani adalah salah satu jenis ikan hias air tawar dari kelompok ikan pelangi family melanotaeniidae. Menurut Nelson (1984), yang sering dijuluki ikan - ikan pelangi (Rainbow Fishes) oleh para akuaris adalah ikan dari genus melanotaenia asal Australia dan bedotia dari Madagaskar.
Selain Boesemani, masih ada beberapa ikan pelangi asal Australia yang terkenal, seperti ; M. Nigrans (Black banded Rainbow), M. Splendia australis (Western Rainbow), M.s fluviatilis (Crimson spotted Rainbow), M.s inornata (Chequered Rainbow), M. herbert axerold dan Glossolepis incicus (Red Rainbow). Sedangkan dari Madagaskar yang terkenal hanya satu ; Bedotia gleavi (Madagascar Rainbow). Sementara dari Indonesia sendiri dikenal 2 jenis, yaitu Telmatherina ladigesi, yang populer dengan sebutan Rainbow Sulawesi dan Melanotaenia maccullochi, yang sering dijuluki Rainbow Irian.
Dalam bisnis ikan hias, terutama tujuan ekspor, boesemani terdaftar sebagai salah satu komoditinya. Ukuran yang banyak diminta para eksportir berkisar antara 6,4 - 7,5 cm (XL). Sayangnya yang diminta berlaku untuk boesemani jantan saja. Sedangkan yang betina, kurang diminati, karena warnanya tidak begitu menarik. Sehingga dinilai tak layak ekspor.
Disamping memiliki bentuk tubuh yang indah, boesemani juga mempunyai warna yang tak kalah menarik jika dibandingkan dengan ikan - ikan pajangan lainnya. Ini terbukti ketika ia pertama kali memasuki perikan-hiasan Indonesia, boesemani termasuk salah satu ikan yang diprimadonakan.
Pesona boesemani yang paling dominan sebenarnya terletak pada warna. Hampir seluruh tubuhnya diselimuti warna - warna pelangi. Dari kepala hingga pertengahan badan terdapat kombinasi warna biru muda kehijau - hijauan sampai gelap metalik. Sebagian lagi hingga pangkal ekor, berwarna kuning emas. Garis tengah badan (linea lateralis) yang membujur dari tutup insang sampai pangkal ekor  berwarna hitam. Kombinasi dari beberapa warna di atas sisik yang keperak - perakan, meyebabkan boesemani tambah semakin cantik bila kena cahaya saat meliuk - liuk dalam akuarium.
Tubuh ikan ini menjadi lebih sempurna berkat warna siripnya yang transparan, sehingga sosoknya yang seperti torpedo itu, kelihatan semakin jelas. Kemudian ditambah lagi oleh letak sirip punggung dan anus yang agak kebelakang. Posisi seperti itu memungkinkan boesemani melesat cepat sewaktu berenang.

Pemijahannya
Menurut bebrapa kalangan yang berkecimpung dibidang ikan hias, mengusahakan boesemani termasuk untung. Hal ini disebabkan oleh harga jualnya yang relatif cukup mahal. Namun entah mengapa para petani (pembudidaya) ikan hias, masih kelihatan enggan membudidayakan ikan yang dapat tumbuh sampai 9 cm ini.
Mengawinkan boesemani sebenarnya gampang. Beberapa sifat reproduksinya mirip dengan ikan Mas (Cyprinus carpio L). Telur ikan ini bersifat menempel. Cara menentukan jantan - betina, juga sama seperti yang sering dilakukan pada ikan Mas. Ikan jantan yang sudah matang kelamin, kalau diurut perutnya kearah anus, akan mengeluarkan cairan putih (sperma). Tapi bila boesemani yang ukuran (panjang) dan umurnya sama, namun sewaktu diurut tidak mengeluarkan cairan putih seperti santan, berarti bisa dipastikan bahwa itu adalah betina. Bisa juga dilihat dari perbedaan warnanya, boesemani jantan warnanya lebih cerah dibanding dengan boesemani betina.
Pemijahan boesemani dapat dilakukan dalam akuarium berukuran 60 X 20 X 20 cm. Parameter kualitas air yang diinginkan adalah, suhu sekitar 22 - 25 derajat Celcius, pH 6,5 dan kesadahan berkisar antara 80 - 90 ppm. Karena telur boesemani bersifat menempel, maka jangan lupa menaruh alat penempel telur dalam akuarium pemijahan sebelum memasukkan induk. Alat penempel telur yang paling cocok untuk ikan ini adalah dari jenis tanaman air. Dan yang sering dipakai oleh para pembudidaya boesemani biasanya jenis tanaman air yang berumbai - rumbai seperti Hydrilla.
Sepasang induk boesemani mampu menghasilkan telur sebanyak 150 - 200 butir. telur ini umumnya menetas setelah 6 - 7 hari pada suhu 25 derajat Celcius. Anak boesemani yang baru menetas biasanya menempel pada alat penempel telur. Baru setelah berumur 9 hari, mereka terlihat berenang secara bebas.
Anak - anak ikan yang baru kuat berenang itu, minggu - minggu pertama bisa diberi makan infusoria atau artemia yang baru menetas. Mulai saat itu, kedua induknya sudah bisa dipisah dari anak - anak mereka.
Pembesaran boesemani hingga ukuran layak jual, dapat dilakukan dalam akuarium maupun bak semen yang berukuran lebih besar. Untuk benih sebanyak 1.000 - 1.500 ekor, bisa digunakan bak semen ukuran 2 X 2 X 0,5 m3. Selama masa pembesaran, makanan diberikan 3 kali sehari, berupa makanan hidup, seperti cacing sutera (tubifex) atau daphnia. Agar tingkat kematian (mortalitas) bisa ditekan sekecil mungkin, mengingat padat tebar yang tinggi, tentu saja diperlukan persediaan oksigen yang cukup. Untuk keperluan tersebut, ke dalam bak perlu diberikan atau dipasang aerasi. Bisa menggunakan aerator maupun blower.







Sumber : Suara karya ( 29 April 1992 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar