2011/05/17

Neon Tetra ( Hyphessorycon innesi Myers ), Bartman Method's

Neon tetra merupakan salah satu ikan pajangan akuarium yang cukup menarik. Kehadirannya sebagai ikan hias air tawar bukan hanya mempesona para akuaris, melainkan para pengusaha pun turut memperhitungkannya. Itu karena ikan kecil yang hanya dapat mencapai 4 cm ini, termasuk salah satu yang mempunyai nilai ekspor.
Keberhasilan neon tetra dalam merebut pasaran ekspor adalah berkat jasa William T. innes, yang mencoba memperkenalkan ikan ini di Amerika dan negara Eropa lainnya.
Untuk menghargai jasa William T. innes, maka para ahli sepakat untuk mengabadikan sebagian nama beliau pada nama ilmiah ikan neon tetra, yakni Hyphessobrycon innesi Myers.
Ikan yang pada sisi perutnya berwarna merah dengan strip biru muda memanjang dibagian tengah dan berwarna gelap pada bagian punggung, cocok untuk akuarium umum. Artinya, ikan ini bisa hidup damai dengan ikan hias lain dalam satu akuarium. Ia betah hidup pada suhu antara 20 - 26 derajat Celcius.
Diantara ikan - ikan yang tergabung dalam kelompok tetra dari keluarga Characidae, neon tetra termasuk yang agak sulit dipijahkan. Barangkali hal inilah yang membuat neon tetra mampu bertahan dengan harga yang relatif lebih tinggi dibanding ikan hias lain yang selevel. Meskipun secara fisik jantan dan betina mudah dibedakan. Ikan jantan umumnya lebih ramping dibandingkan betina. Demikian juga garis yang terdapat pada badannya. Pada yang jantan berbentuk lurus, sedangkan pada yang betina bengkok.

Pemijahan Cara Bartman
Pada bulan Mei 1952, G. Bartman membeberkan rahasia bagaimana cara memijahkan ikan neon tetra yang pada waktu itu dirahasiakan oleh para akuaris Jerman. Dan kemudian teknik pemijahan itu lebih populer dengan " Cara Bartman " ( Bartman's Method).
Mungkin diantara Anda ada yang ingin mencobanya ? Ikutilah petunjuk berikut ini, seperti yang ditulis oleh Dr. Herbert R Axelrod. Caranya begini ; sediakan sebuah akuarium dengan ukuran 30 X 25 X 25 cm. Kemudian bersihkan dan sterilkan akuarium tersebut. Selanjutnya isilah dengan air suling (destilasi) setinggi 11 cm dan biarkan selama 2 minggu.
Setelah itu buatlah larutan khusus untuk menstabilkan pH air media pemijahan. Caranya, sediakan sebuah botol jar (botol bekas selei). Kemudian larutkan potongan batang pohon "oak" (Quercus spp) dengan air suling, lalu saringlah larutan tersebut. Selanjutnya, larutan khusus yang telah bersih dicampur dengan air media pemijahan, sambil diukur sampai pHnya mencapai 6,5.
Langkah berikutnya, siapkan serumpun tanaman air dari jenis fontinalis. Sebelum digunakan, fontinalis perlu disterilkan lebih dahulu dengan suatu larutan berupa campuran antara 1 sendok makan tawas dengan 1 liter air suling.
Fontinalis yang sudah steril kemudian ditempatkan di tengah - tengah akuarium pemijahan. Suhu air dalam akuarium dipertahankan antara 23 - 24 derajat Celcius. Selanjutnya masukkan sepasang induk neon tetra yang sudah berumur lebih dari 9 bulan. Cahaya disekitar tempat pemijahan diusahakan agak teduh.
Begitu selesai memijah, yang ditandai dengan adanya telur di dalam akuarium, segera kedua induknya dipindahkan. Hal ini penting untuk mencegah telur itu dimakan kembali oleh induknya. Akuarium dengan telur neon tetra di dalamnya kemudian ditutup selama 24 jam, tidak boleh ada cahaya yang masuk. Suasananya diciptakan setenang mungkin. Setelah burayak berumur 3 hari sejak menetas, sudah bisa diberi makanan hidup berupa artemia.
Mengawinkan ikan neon tetra memang relatif sulit. tetapi harapan yang dijanjikan cukup menggairahkan.

NB :
Dewasa ini ikan neon tetra sudah banyak berhasil dipijahkan di Indonesia, terutama disekitar Sawangan dan Depok yang termasuk salah satu daerah sentra pemijahan  ikan - ikan tetra, yang penulis sendiri sering lakukan berkunjung ke sana.












Sumber : Suara Karya ( 27 Desember 1988 ), Dok. Trubus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar