Ikan oscar, yang memiliki pesona warna tubuh eksotik bagai batik, biasanya dipijahkan di bak semen (kolam) yang berukuran lumayan luas.
Akuarium ditutup koran
Induk oscar yang akan dipijahkan di akuarium, tentu saja harus induk idaman yang sudah lolos dari berbagai macam seleksi. Kriteria induk idaman yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah dari pasangan ideal, sudah cukup umur, tidak ada cacat, dan yang utama kedua induk sudah matang kelamin.
Untuk akuariumnya, digunakan yang berukuran 100 X 50 X 50 cm. Sebelum diisi air, akuarium dibersihkan dan dikeringkan beberapa hari. Untuk memberikan suasana aman, dan sedikit remang - remang, dinding sekeliling akuarium sengaja ditutup rapat bagian luarnya dengan kertas koran. Untuk subtrat penempel telur, bisa memakai sebuah ubin tegel berukuran 20 X 20 cm, yang diletakkan di dasar akuarium. Ubin tegel ini berfungsi sebagai "ranjang pengantin". Sebelumnya perlu disikat bersih agar terbebas dari segala kotoran.
Air di akuarium, kedalamannya cukup 25 - 35 cm. Suhu air juga diatur berkisar antara 25 - 26 derajat Celcius.
Bila semuanya sudah siap, induk oscar ditangkap menggunakan serokan, kemudian dimasukkan secara perlahan ke dalam akuarium yang sudah diservis menjadi kamar pengantin. Selang sehari kemudian, biasanya (dini hari) akan terlihat kumpulan telur Oscar di atas ubin tegel.
Segera setelah terlihat kumpulan telur Oscar, pasangan induk sebaiknya dipindahkan ke tempat lain. Di tempat tersebut, jangan lupa untuk memberikan pakan yang bergizi atas jerih payahnya semalam, misalnya berupa udang segar atau pun cacing tanah.
Telur - telur hasil pemijahan, tetap dibiarkan di dalam akuarium untuk ditetaskan. Selama masa penetasan ini, perlu dimasukkan selang aerator yang dipasangi batu aerasi (air stone) untuk mensuplai persediaan oksigen. Bila tak ada aral melintang, menjelang 2 hari kemudian, biasanya mulai terlihat anak - anak Oscar yang berukuran lembut dan berenang naik - turun.
Merawat benih
Mulai hari ke - 4, benih oscar biasanya sudah mulai berenang bebas. Pada saat ini, berikan makanan berupa kutu air (daphnia) yang telah disaring. Dua minggu kemudian, penjarangan oscar sudah mulai dilakukan. Caranya, benih dipindahkan ke tempat yang lebih luas (misalnya, bak/kolam semen).
Ditempat barunya ini, diusahakan agar kondisi airnya sama dengan kondisi air akuarium tempat perawatan sebelumnya. Suplai oksigen melalui aerator tetap dilaksanakan dan mulai diperbesar kekuatannya.
Dari sepasang induk Oscar yang dipijahkan di akuarium, biasanya dapat dihasilkan 1.000 - 1.500 ekor benih ikan Oscar.
2011/05/28
Seleksi dan langkah - langkah perbaikan mutu genetik ikan hias
Usaha budidaya ikan telah lama dilakukan baik oleh lembaga penelitian maupun oleh masyarakat/petani ikan sendiri. Ikan yang dipakai terutama ikan konsumsi seperti ikan mas, nila, gurame, tambakan, lele, sepat siam, dan sebagainya. Tetapi ikan hias baru dilakukan oleh petani beberapa tahun terakhir ini saja, karena ada beberapa hal yang melatar belakanginya antara lain permintaan pasar yang semakin meningkat terutama untuk ekspor. Pada awalnya pasokan ikan hias hanya dilakukan oleh petani dengan cara menangkap di alam, hal ini sangat merugikan kelestarian sumber daya bila tak diikuti penanaman kembali (restocking). Tetapi hal ini merupakan kendala pula, sebab dari mana sumber untuk mendapatkan benih untuk menanam itu kembali ! Sebab tidak mudah mendapatkan benih, hal ini karena belum diketahui cara pembenihannya. Petani dan lembaga penelitian telah mulai melakukan cara ini dan sudah didapat hasil dari usaha ini. Artinya sebagian benih sudah tidak tergantung dari alam lagi.Ttetapi ikan yang berhasil dipijahkan ini tidak lain adalah ikan impor, dan belum banyak keberhasilan pada ikan lokal yang mempunyai potensi ekspor seperti "Botia". Ikan impor tersebut memang sudah berhasil didomestikasikan sehingga untuk keberhasilan pemijahan disini hanya faktor penyesuaian lingkungan dan waktu saja selain faktor kesabaran atau ketekunan para pembenih. Jika sudah didapat teknik yang mudah untuk pembenihan tiap spesies maka ketergantungan akan sumber daya yang diambil dari alam, tidak lagi menjadi hal yang serius, bahkan sebaliknya yang hampir punah atau dikhawatirkan punah.
Juga usaha budidaya ikan hias tak hanya sampai titik atau sasaran keberhasilan produksi benih saja, tetapi ada hal lain yang dituntut oleh permintaan pasar (konsumen). Hal ini merupakan suatu tantangan yang sangat kompetitif, artinya keberhasilan seorang petani ikan dapat membuat "Trade mark" atau merek dagang untuk ikannya. Usaha yang dilakukan tak hanya tahu bagaimana memenuhi permintaan ikan yang sesuai dengan keinginan pasar, tetapi harus pula diketahui bagaimana cara mendapatkannya yang merupakan suatu rahasia tersendiri. Jadi dalam usaha budidaya ikan hias petani ikan harus selalu berusaha untuk mendapatkan jenis atau ras milik si petani sendiri. Tetapi kebanyakan petani ikan pada umumnya tidak didukung oleh pengetahuan dasar untuk hal ini, sebab memang bukan tujuan utamanya. Oleh karena itu, petani yang ingin maju harus berusaha kearah itu, baik dengan cara kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi atau lembaga penelitian perikanan atau lembaga internasional yang telah lama berkembang untuk mendapatkan informasi yang telah dicapai didunia seleksi ikan.
Lalu bagaimana dengan usaha budidaya ikan hias di Indonesia saat ini ? Nilai ekspor ikan hias sudah mengalami kemajuan dari waktu ke waktu, tetapi masih banyak yang diekspor merupakan tangkapan di alam...
Langkah yang telah dilakukan oleh petani ikan sudah banyak mengalami kemajuan, tetapi belum banyak menjurus ke arah yang sesuai dengan keinginan petani itu sendiri dan permintaan pasar, misalnya warna tertentu dan bentuk tertentu pula. Walaupun dari sebagian beberapa petani sebenarnya telah ada hasil usaha kerja mereka yang menghasilkan ikan hias dengan warna yang menarik yang harganya cukup tinggi yang berasal dari hasil usaha pembenihan dan seleksi visual. Ini sangat menolong kita dari ketergantungan dari alam. Tetapi apakah usaha ini sudah ditunjang oleh aspek genetika lain seperti persilangan (hibridasasi) dan cara seleksinya ? Mungkin sudah dan mungkin belum, sebab kita tak tahu persis apa yang telah dilakukan oleh petani pembenih, karena tak ada informasi yang menunjangnya. Dikatakan sudah berhasil karena kita lihat hasilnya dan dikatakan belum, karena sulitnya didapat ikan tertentu di pasaran dari hasil rekayasa genetika. Jika ditinjau sepintas maka usaha petani pembenih ikan hias masih bersifat untung - untungan (gambling), belum 100% atas usaha manipulasi genetik. Mungkin saja dengan upaya berdasarkan genetika akan dihasilkan ikan yang diinginkan secara cepat dan tepat.
Oleh karena itu tulisan ini berusaha mengetengahkan upaya untuk menuju ke arah yang lebih bersifat ilmiah dan populer, sehingga bisa diserap dan dimanfaatkan oleh petani pembenih ikan pada umumnya dan petani ikan hias pada khususnya.
Langkah - langkah perbaikan mutu genetik ikan hiasB
Beberapa prosedur yang harus diikuti untuk mendapatkan ikan yang baik adalah sebagai berikut :
Kegiatan selanjutnya adalah penyilangan atau hibridisasi, kegiatan ini sangat tergantung pada keinginan petani pembenih untuk menghasilkan jenis tertentu. Selanjutnya dilakukan seleksi, baik seleksi yang sederhana (seleksi massal) maupun seleksi yang agak kompleks yaitu melalui program seleksi pembenihan (selective breeding program) disamping cara lain yang pada dasawarsa terakhir ini dikembangkan yaitu bioteknologi seperti teknik ginogenesis yang masih terbatas pada ikan budidaya seperti ikan mas, tawes, dan sebagainya. Jika seleksi sudah dimulai maka hasil seleksi itulah yang nantinya harus dikembangkan untuk dipasarkan atau untuk memenuhi permintaan pasar dan hasil tersebut akan merupakan semacam merek dagang untuk petani yang bersangkutan.
Ada suatu hal yang nampak sepele tetapi mutlak harus dilakukan dalam seleksi ikan yaitu gambar/foto. Hal ini untuk memudahkan dalam mengingat hasil yang didapat, sebab daya ingat manusia terbatas sehingga bantuan fotografi akan sangat menolong.
Sebagai penutup dari tulisan ini, dikemukakan beberapa saran antara lain, pemilihan calon induk harus teliti dan baik, semua data yang didapat harus dicatat dengan rapi dan baik sehingga mudah dicari kembali jika diperlukan. Koleksi foto ikan hasil seleksi atau persilangan harus diatur dengan baik dan sistematis karena foto - foto tersebut akan dipakai untuk kegiatan selanjutnya.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi yang hanya mau berusaha menuju kearah peningkatan pongembangan budidaya yang lebih baik dan bersifat ilmiah. ..
Juga usaha budidaya ikan hias tak hanya sampai titik atau sasaran keberhasilan produksi benih saja, tetapi ada hal lain yang dituntut oleh permintaan pasar (konsumen). Hal ini merupakan suatu tantangan yang sangat kompetitif, artinya keberhasilan seorang petani ikan dapat membuat "Trade mark" atau merek dagang untuk ikannya. Usaha yang dilakukan tak hanya tahu bagaimana memenuhi permintaan ikan yang sesuai dengan keinginan pasar, tetapi harus pula diketahui bagaimana cara mendapatkannya yang merupakan suatu rahasia tersendiri. Jadi dalam usaha budidaya ikan hias petani ikan harus selalu berusaha untuk mendapatkan jenis atau ras milik si petani sendiri. Tetapi kebanyakan petani ikan pada umumnya tidak didukung oleh pengetahuan dasar untuk hal ini, sebab memang bukan tujuan utamanya. Oleh karena itu, petani yang ingin maju harus berusaha kearah itu, baik dengan cara kerjasama dengan lembaga pendidikan tinggi atau lembaga penelitian perikanan atau lembaga internasional yang telah lama berkembang untuk mendapatkan informasi yang telah dicapai didunia seleksi ikan.
Lalu bagaimana dengan usaha budidaya ikan hias di Indonesia saat ini ? Nilai ekspor ikan hias sudah mengalami kemajuan dari waktu ke waktu, tetapi masih banyak yang diekspor merupakan tangkapan di alam...
Langkah yang telah dilakukan oleh petani ikan sudah banyak mengalami kemajuan, tetapi belum banyak menjurus ke arah yang sesuai dengan keinginan petani itu sendiri dan permintaan pasar, misalnya warna tertentu dan bentuk tertentu pula. Walaupun dari sebagian beberapa petani sebenarnya telah ada hasil usaha kerja mereka yang menghasilkan ikan hias dengan warna yang menarik yang harganya cukup tinggi yang berasal dari hasil usaha pembenihan dan seleksi visual. Ini sangat menolong kita dari ketergantungan dari alam. Tetapi apakah usaha ini sudah ditunjang oleh aspek genetika lain seperti persilangan (hibridasasi) dan cara seleksinya ? Mungkin sudah dan mungkin belum, sebab kita tak tahu persis apa yang telah dilakukan oleh petani pembenih, karena tak ada informasi yang menunjangnya. Dikatakan sudah berhasil karena kita lihat hasilnya dan dikatakan belum, karena sulitnya didapat ikan tertentu di pasaran dari hasil rekayasa genetika. Jika ditinjau sepintas maka usaha petani pembenih ikan hias masih bersifat untung - untungan (gambling), belum 100% atas usaha manipulasi genetik. Mungkin saja dengan upaya berdasarkan genetika akan dihasilkan ikan yang diinginkan secara cepat dan tepat.
Oleh karena itu tulisan ini berusaha mengetengahkan upaya untuk menuju ke arah yang lebih bersifat ilmiah dan populer, sehingga bisa diserap dan dimanfaatkan oleh petani pembenih ikan pada umumnya dan petani ikan hias pada khususnya.
Langkah - langkah perbaikan mutu genetik ikan hiasB
Beberapa prosedur yang harus diikuti untuk mendapatkan ikan yang baik adalah sebagai berikut :
- Mengumpulkan koleksi untuk dijadikan stock induk (parent stock).
- Melakukan penyilangan (crossing).
- Melakukan seleksi.
- Pengembangan hasil seleksi.
Kegiatan selanjutnya adalah penyilangan atau hibridisasi, kegiatan ini sangat tergantung pada keinginan petani pembenih untuk menghasilkan jenis tertentu. Selanjutnya dilakukan seleksi, baik seleksi yang sederhana (seleksi massal) maupun seleksi yang agak kompleks yaitu melalui program seleksi pembenihan (selective breeding program) disamping cara lain yang pada dasawarsa terakhir ini dikembangkan yaitu bioteknologi seperti teknik ginogenesis yang masih terbatas pada ikan budidaya seperti ikan mas, tawes, dan sebagainya. Jika seleksi sudah dimulai maka hasil seleksi itulah yang nantinya harus dikembangkan untuk dipasarkan atau untuk memenuhi permintaan pasar dan hasil tersebut akan merupakan semacam merek dagang untuk petani yang bersangkutan.
Ada suatu hal yang nampak sepele tetapi mutlak harus dilakukan dalam seleksi ikan yaitu gambar/foto. Hal ini untuk memudahkan dalam mengingat hasil yang didapat, sebab daya ingat manusia terbatas sehingga bantuan fotografi akan sangat menolong.
Sebagai penutup dari tulisan ini, dikemukakan beberapa saran antara lain, pemilihan calon induk harus teliti dan baik, semua data yang didapat harus dicatat dengan rapi dan baik sehingga mudah dicari kembali jika diperlukan. Koleksi foto ikan hasil seleksi atau persilangan harus diatur dengan baik dan sistematis karena foto - foto tersebut akan dipakai untuk kegiatan selanjutnya.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi yang hanya mau berusaha menuju kearah peningkatan pongembangan budidaya yang lebih baik dan bersifat ilmiah. ..
2011/05/27
Dokun (Barbus leteristriga), Ikan hias yang tidak pernah berhenti berenang
Dokun/Wader/Seluang (Barbus leteristriga) termasuk salah satu jenis ikan hias air tawar yang dapat dipelihara dalam akuarium. Ikan ini kadang - kadang disebut juga Kapiau. Daerah penyebarannya bisa dijumpai di perairan sungai di kawasan Muangthai dan semenanjung Malaya (Malaysia). Sedangkan di Indonesia terdapat di perairan sungai di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
Ikan yang bermarga Barbus ini memiliki ciri - ciri : bentuk tubuhnya mirip ikan Barbus pentazona (baja/ikan Sumatera). Warna dasar tubuhnya kuning muda keperak - perakan sehingga kelihatan cantik, menawan, dan manis ( cawan manis ). Memiliki sebuah sirip ekor (cudl fin) yang simetris, sebuah sirip punggung (dorsal fin), sebuah sirip dubur (anal fin), sepasang sirip dada (pectoral fin), dan sepasang sirip perut (ventral fin). Warna sirip dada agak transparan, sedangkan sirip - sirip lainnya disamping transparan juga terdapat sentuhan sedikit warna biru. Tanda lainnya yang agak menonjol adalah terdapatnya sapuan warna hitam secara melintang dan membujur. Sapuan (jalur) melintang terdapat pada dua bagian. Jalur melintang pertama dimulai dari belakang insang bagian atas yang mengecil hampir mencapai pectoral fin. Jalur melintang kedua berpangkal dari dorsal fin yang juga mengecil hampir mencapai ventral fin. Sedangkan jalur membujur dimulai dari pangkal caudal fin menuju ke depan hingga hampir mencapai jalur melintang kedua. Selain itu, di atas pangkal anal fin ditemukan bercak kecil berwarna hitam (black spot).
Di alam bebas, dokun bisa mencapai ikuran panjang sampai 20 cm, sedangkan bila dipelihara dalam akuarium semenjak kecil hanya berukuran 7 - 10 cm.
Tingkah laku
Ikan ini dikenal sebagai ikan yang aktif. Ia hampir tidak pernah kelihatan berhenti berenang, tetapi selalu mondar - mandir, kesana - kemari. Daerah renangnya (swimming zone) lebih senang dibagian dasar akuarium. Makanan yang paling digemari adalah jenis yang bergerak, misalnya jentik - jentik nyamuk, kutu air, atau hewan air lainnya. Aktivitas renangnya kelihatan lebih menonjol saat lapar (kekurangan makanan). Dalam kondisi demikian kadang - kadang memperlihatkan sifat yang agresif dan buas, misalnya dengan seenaknya menyerang dan mengejar ikan jenis lainnya, terutama yang berukuran sama atau lebih kecil.
Padahal ikan ini sebenarnya dikenal sebagai ikan yang alim (tidak banyak tingkah) dan lebih senang damai dan rukun dengan jenis ikan hias lainnya. Karena keadaan yang mendesak (seperti kekurangan makanan), maka dokun memiliki sifat agresif. Itu pun mulai timbul setelah ia beranjak dewasa, yaitu berukuran sekitar 6 cm.
Oleh sebab itu, selama memelihara dokun harus selalu diperhatikan jangan sampai kelaparan. Kalau Anda mau mengisi akuarium lebih dari satu jenis ikan termasuk Dokun di dalamnya, maka sebaiknya ikan jenis lain tersebut paling tidak berukuran sama atau lebih besar dari ikan Dokun. Kalau tidak demikian, dikhawatirkan akan menjadi bulan - bulanan atau mangsa keagresifannya yang kadangkala muncul.
Karena kebiasannya yang senang mengorek - ngorek, dianjurkan dasar akuariumnya terbuat dari pasir yang halus sehingga memudahkan bagi dokun untuk mengorek (mengungkit - ungkit) dan mencari makanannya. Disamping itu juga untuk menghindari atau mencegah terjadinya luka - luka pada mulutnya.
Pembudidayannya
Mengembangbiakan dokun sebenarnya tidak terlalu sulit karena ia lebih cepat dan mudah beradaptasi dengan daerah baru di luar habitatnya serta mudah diternakan dalam akuarium, sepanjang memenuhi syarat untuknya, inilah sisi keuntungannya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangbiakan dokun, antara lain :
- Harus disiapkan akuarium khusus untuk pemijahan, tidak boleh dicampur dengan jenis ikan hias lainnya. Ukuran akuarium disesuaikan dengan kebutuhan. Akuarium ini perlu dilengkapi rerumputan air dengan tujuan agar telur - telur yang dihasilkan nantinya dapat dilekatkan pada rerumputan tersebut.
- Induk jantan/betina yang digunakan adalah yang sudah matang telur atau siap memijah. Dokun yang berukuran sekitar 7 cm sudah siap dijadikan induk. kemudian sepasang induk tersebut dimasukkan ke dalam akuarium yang telah dipersiapkan tadi. Selang beberapa saat, pasangan ini memperlihatkan bahwa pemijahan akan segera berlangsung. tanda - tandanya dimulai dari ikan jantan yang selalu mengejar si betina. Pengejaran ini tidak bertujuan untuk menyerang, melainkan untuk bulan madu (honey moon). Dengan penuh semangat dan gairah si jantan mendesak sang betina ke arah tanaman air yang dianggapnya cukup aman untuk melakukan pemanasan (fore play) dan ini dikerjakan/dilakukan terus - menerus. Permainan cinta berakhir ditandai keluarnya telur dari kandungan sang betina. Sekali keluar mencapai 4 - 5 butir telur. Perlu diketahui bahwa proses pemijahan ini tidak hanya berlangsung satu atau dua kali saja, akan tetapi bisa berkali - kali dalam waktu yang cukup panjang, yaitu antara 1 - 2 hari. Setelah sekitar 1 - 2 hari anda akan menyaksikan telur - telur dokun sudah mulai menetas. Bentuknya seperti jentik - jentik halus yang melayang - layang dalam air disekitar tempat penempatan telur (rerumputan). Makanannya masih berasal dari kantong telur (yolk sac) yang masih tersedia. Selama itu pula benih - benih ikan belum mampu melakukan gerakan dengan tenaganya sendiri sehingga pergerakannya hanya mengikuti gerakan air dalam akuarium.
- Mengingat sifat dokun yang sewaktu - waktu dapat muncul sifat agresif dan buasnya, maka sebaiknya induk dokun (jantan dan betina) segera dipindahkan ke tempat lain setelah telur - telurnya menetas. Sebab, pada awal kelahiran anaknya sangat riskan/rentan sekali bila tetap berkumpul dengan kedua induknya. Bisa jadi induk tersebut memangsa dan menyantap anaknya sendiri.
- Setelah berumur 3 hari, anak - anak ikan sudah mulai bisa berenang dengan dayanya sendiri. Mulai saat itu pula anak ikan sudah boleh diberikan makanan tambahan berupa infusoria atau artemia.
2011/05/26
Manfaat tanaman air untuk akuarium
Selain berkesan alami dan artistik, adanya tanaman air di akuarium juga bisa memberikan manfaat besar bagi pengelolanya.
Pada mulanya orang mempunyai akuarium untuk menikmati keindahan ikannya saja. Namun akuarium yang hanya berisi ikan saja terasa kurang lengkap. Selain ikan, akauarium akan lebih sempurna jika diisi tanaman air atau benda - benda lain yang sering berada di dalam perairan.
Artistik dan bermanfaat
Semula kehadiran tanaman di dalam akuarium hanya berfungsi sebagai dekorasi saja. Ternyata adanya tanaman air memang membuat akuarium jadi lebih menarik. Lebih - lebih kalau penataannya dirancang dengan tepat, sehingga kehadirannya serasi dengan penataan lampu, pasir, dan batu - batuan penghias yang ditaruh di dalamnya.
Namun penggunaan tanaman untuk akuarium, ternyata tidak sekedar bermanfaat untuk keperluan artistik saja. Manfaatnya ternyata tidak kecil dan sangat menguntungkan. Beberapa manfaat yang menguntungkan itu menurut Drh. I Whendrato dan I.M Madyana dalam buku " Mengenal ikan hias ", sebagai berikut :
Pada mulanya orang mempunyai akuarium untuk menikmati keindahan ikannya saja. Namun akuarium yang hanya berisi ikan saja terasa kurang lengkap. Selain ikan, akauarium akan lebih sempurna jika diisi tanaman air atau benda - benda lain yang sering berada di dalam perairan.
Artistik dan bermanfaat
Semula kehadiran tanaman di dalam akuarium hanya berfungsi sebagai dekorasi saja. Ternyata adanya tanaman air memang membuat akuarium jadi lebih menarik. Lebih - lebih kalau penataannya dirancang dengan tepat, sehingga kehadirannya serasi dengan penataan lampu, pasir, dan batu - batuan penghias yang ditaruh di dalamnya.
Namun penggunaan tanaman untuk akuarium, ternyata tidak sekedar bermanfaat untuk keperluan artistik saja. Manfaatnya ternyata tidak kecil dan sangat menguntungkan. Beberapa manfaat yang menguntungkan itu menurut Drh. I Whendrato dan I.M Madyana dalam buku " Mengenal ikan hias ", sebagai berikut :
- Tanaman air di dalam akuarium dapat digunakan sebagai alat pemantau keadaan dan mutu air akuarium. Kalau tanamannya tumbuh sehat, berarti keadaan mutu airnya bagus sehingga ikan dapat berkembang dengan baik. Kalau tanaman mati atau merana, berarti ada sesuatu yang tidak memenuhi persyaratan sehingga kehidupan ikan pun bisa terganggu.
- Selain menambah keindahan, tanaman air dapat juga berfungsi untuk menyerap kotoran ikan dan kotoran lembut yang melayang - layang di air. Karena kotorannya terserap, kejernihan air akuarium bisa dipertahankan dalam jangka waktu lama. Airnya tidak cepat menghijau dan pH nya relatif stabil.
- Kehadiran tanaman air di akuarium dapat pula berfungsi menjaga kestabilan oksigen yang terdapat di dalamnya. Pada saat berasimilasi, tanaman akan menyerap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen yang berguna untuk kehidupan ikan. Dengan demikian ikan di dalam akuarium bisa hidup lebih nyaman.
- Tanaman air merupakan tempat persembunyian ikan - ikan kecil dari kejaran ikan besar, dan juga tempat berlindung paling ideal bagi ikan dari sengatan sinar yang terlalu tajam, kalau lampunya terlalu panas.
- Akuarium yang ada tanaman airnya berkesan alami. Di sela - sela tanaman air itu lah ikan dapat mencari makanan tambahan berupa ganggang yang menempel pada tanaman. Tanaman itu juga dapat digunakan sebagai tempat menaruh telur, kalau ikannya berpijah.
2011/05/25
Spotted Scat, (Scatophagus argus)
Ikan ini berbentuk hampir bulat dengan sirip punggung dan perut agak simetris, dan bagian kepala agak menonjol ke depan. Sirip ekor lebar dan rata, tidak bercagak. Sementara sekujur badannya yang berwarna dasar sawo matang hingga agak kekuningan dihiasi dengan bintik - bintik berwarna hitam.
Ikan ini cukup banyak peminatnya meskipun tidak semua mereka bisa merawatnya, karena memang memerlukan perlakuan khusus dan tidak mudah. Bagi para hobiis yang sudah kawakan silahkan mengoleksi ikan ini.
Asal - usul
Berasal dari daerah Indo - Pasifik di sepanjang pantai, ikan ini bisa hidup berdampingan dengan ikan lain tanpa saling mengganggu karena memang sifatnya yang pendamai. Namun demikian disarankan untuk menempatkan ikan - ikan yang berukuran sama dalam akuarium dan bukan jenis yang suka memangsa ikan lain.
Di alam aslinya bisa mencapai panjang hingga 33 cm, namun di akuarium dan tempat pemeliharaan hanya bisa mencapai setengahnya. Hal ini tentu sangat beralasan mengingat tempat pemeliharaan yang terbatas, makanan dan gerakan mereka yang tidak leluasa seperti di alam aslinya.
Akuarium untuknya
Sebagai ikan pajangan, cukup menarik. Hanya perlu diperhatikan beberapa hal agar bisa bertahan hidup lama. Yang pertama adalah, akuarium harus cukup luas minimal berukuran 90 X 45 X 45 cm atau 100 X 50 X 45 cm. Kedua, kualitas air. Air yang dipakai sebaiknya agak keras, basa, dan alangkah baiknya kalau ditambahkan 1 (satu) sendok teh garam dapur setiap 4 liter air. Suhu harus diusahakan berkisar antara 23 - 26 derajat Celcius. Yang ketiga adalah asesories atau hiasan yang akan dipajang di akuarium. Karena ikan ini suka membongkar tanaman hingga ke akar - akarnya, maka hendaklah disediakan tanaman yang agak keras, yang dijepit kuat - kuat diantara batu - batuan, kemudian dihias juga dengan batu - batu yang cukup artistik serta jangan lupa melengkapinya dengan bonggol kayu yang sudah dibersihkan.
Tentu dari semua itu tidak boleh dilupakan perlengkapan akuarium yang standard seperti ; aerator, filter, heater (kalau ruangan ber- AC), serta lampu ultra violet. Semua itu dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan hidup ikan ini.
Makanan
Untuk mempertahankan hidupnya ikan ini perlu diberikan makanan yang cukup, atau pun makanan kalengan. Tergolong ikan yang tidak mempunyai perilaku berenang yang khusus menjadikan ikan ini merambah ke semua bagian akuarium.
Akuarium sebaiknya ditempatkan pada ruangan yang cukup terang dengan sinar cukup, namun jangan terkena sinar matahari langsung.
Dengan memperhatikan hal - hal tersebut diatas, maka besar kemungkinan ikan yang kita pelihara akan sehat dan hidup lebih lama.
Ikan ini cukup banyak peminatnya meskipun tidak semua mereka bisa merawatnya, karena memang memerlukan perlakuan khusus dan tidak mudah. Bagi para hobiis yang sudah kawakan silahkan mengoleksi ikan ini.
Asal - usul
Berasal dari daerah Indo - Pasifik di sepanjang pantai, ikan ini bisa hidup berdampingan dengan ikan lain tanpa saling mengganggu karena memang sifatnya yang pendamai. Namun demikian disarankan untuk menempatkan ikan - ikan yang berukuran sama dalam akuarium dan bukan jenis yang suka memangsa ikan lain.
Di alam aslinya bisa mencapai panjang hingga 33 cm, namun di akuarium dan tempat pemeliharaan hanya bisa mencapai setengahnya. Hal ini tentu sangat beralasan mengingat tempat pemeliharaan yang terbatas, makanan dan gerakan mereka yang tidak leluasa seperti di alam aslinya.
Akuarium untuknya
Sebagai ikan pajangan, cukup menarik. Hanya perlu diperhatikan beberapa hal agar bisa bertahan hidup lama. Yang pertama adalah, akuarium harus cukup luas minimal berukuran 90 X 45 X 45 cm atau 100 X 50 X 45 cm. Kedua, kualitas air. Air yang dipakai sebaiknya agak keras, basa, dan alangkah baiknya kalau ditambahkan 1 (satu) sendok teh garam dapur setiap 4 liter air. Suhu harus diusahakan berkisar antara 23 - 26 derajat Celcius. Yang ketiga adalah asesories atau hiasan yang akan dipajang di akuarium. Karena ikan ini suka membongkar tanaman hingga ke akar - akarnya, maka hendaklah disediakan tanaman yang agak keras, yang dijepit kuat - kuat diantara batu - batuan, kemudian dihias juga dengan batu - batu yang cukup artistik serta jangan lupa melengkapinya dengan bonggol kayu yang sudah dibersihkan.
Tentu dari semua itu tidak boleh dilupakan perlengkapan akuarium yang standard seperti ; aerator, filter, heater (kalau ruangan ber- AC), serta lampu ultra violet. Semua itu dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan hidup ikan ini.
Makanan
Untuk mempertahankan hidupnya ikan ini perlu diberikan makanan yang cukup, atau pun makanan kalengan. Tergolong ikan yang tidak mempunyai perilaku berenang yang khusus menjadikan ikan ini merambah ke semua bagian akuarium.
Akuarium sebaiknya ditempatkan pada ruangan yang cukup terang dengan sinar cukup, namun jangan terkena sinar matahari langsung.
Dengan memperhatikan hal - hal tersebut diatas, maka besar kemungkinan ikan yang kita pelihara akan sehat dan hidup lebih lama.
Memijahkan ikan Cupang (Betta sp)
Banyak orang mengadu cupang, padahal dengan memijahkannya sendiri selain rasa puas, hasilnya pun lumayan. Cupang, fighting fish (Betta sp.), adalah ikan hias yang berasal dari Asia seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Ikan ini disukai karena selain bentuk tubuhnya bagus dengan warna - warna metalik yang khas, cupang juga dapat diadu.
Keindahannya terlihat bila ikan ini sedang berlaga. Yakni bila ikan ini mengembangkan sirip - siripnya, dan mengibas - ngibaskannya bak kipas, sambil sesekali mengedokan tutup insangnya kearah lawannya. Bersamaan dengan itu, warna sekujur tubuhnya lebih menyala, sehingga terlihat bagus sekali. Tak heran jika semakin banyak orang yang menggemarinya.
Selama ini, untuk mendapatkan ikan cupang yang bagus, banyak hobiis membeli cupang impor dari Malaysia, Singapura, atau Thailand. Sangat disayangkan, karena sebetulnya kita pun dapat menciptakan ikan cupang yang bagus jika tahu cara memijahkannya.
Calon Induk
Entah karena apa orang enggan menernakan cupang sendiri, padahal memijahkan ikan ini tidaklah sulit. Hanya saja sifat - sifat induk yang akan dipijahkan perlu diperhatikan. Ini dimaksudkan agar anak cupang yang dihasilkan mewarisi sifat induknya, sesuai dengan yang diinginkan.
Cupang yang akan dijadikan induk dipilih sesuai dengan selera dan tujuan. Jika ingin mendapatkan anak - anak cupang yang nantinya jago bertarung, maka pilihlah induk yang jago bertarung. Sedangkan jika ingin mendapatkan anak - anak cupang yang mempunyai penampilan (bentuk dan warna sirip) yang indah, maka calon induk juga dipilih yang penampilannya indah. Biasanya satu keturunan didalam satu lubuk (tempat pemeliharaan) sifat - sifat anak cupang akan seragam.
Selain itu, calon induk yang akan dipijahkan juga harus sehat, dan cukup umurnya (6 bulan). Sebelum dikawinkan, calon induk jantan dan betina dirawat terlebih dahulu di tempat yang terpisah dan tidak bercampur dengan ikan cupang lainnya. Ini dimaksudkan agar calon induk benar - benar siap dan terhindar dari perkelahian dengan cupang lain, yang dapat menyebabkan kerusakan calon induk.
Induk jantan yang baik adalah yang berpenampilan bagus, prima, serta sirip dan sisik - sisiknya utuh. Sedangkan induk betina yang siap pijah, perutnya terlihat gendut. Setelah cupang calon induk didapat dan siap dipijahkan, maka pemijahan bisa dilakukan.
Si Jantan Merayu
Wadah sebagai tempat pemijahan dapat berupa stoples, akuarium, gentong, ember, atau bak semen. Ukuran wadah jangan terlalu besar, juga jantan jangan terlalu kecil. Wadah yang ideal adalah yang berukuran volume 10 - 15 liter air.
Sebelum pemijahan wadah sudah harus disiapkan. Wadah harus bersih, serta bebas dari kuman dan penyakit. Tiga hari sebelum ikan dimasukkan wadah diisi dengan air. Air bisa berasal dari sumur, atau air pam/ledeng yang sebelumnya sudah diendapkan selama 3 hari. Hal ini dilakukan agar ikan terhindar dari pengaruh lumpur, logam berat atau unsur lainnya yang dapat melemahkan induk ikan.
Ikan jantan dimasukkan terlebih dahulu dalam wadah pemijahan. Biasanya 2 - 3 hari kemudian, pejantan membuat busa dipermukaan air. Ini menandakan jantan siap kawin. Busa ini secara naluri digunakan untuk meletakan telur - telur yang dibuahi. Setelah itu barulah betinanya dimasukkan.
Sebelum melakukan perkawinan, biasanya si jantan akan merayu betina dengan mengibarkan siripnya sambil sesekali mengedokan tutup insang dan berlari ke sana kemari. Jika si betina tidak mau dirayu, biasanya si jantan akan memaksa si betina, bahkan bila perlu si jantan akan memukulinya. Maka jangan heran jika sesudah bertelur terlihat luka - luka pada tubuh si betina.
Setelah si betina menyerah/pasrah pada si jantan, perkawinan berlangsung. Perkawinannya unil, si jantan melilit tubuh si betina sambil mengeluarkan sperma untuk membuahi telur yang dikeluarkan betina. Telur - telur diletakan pada busa di permukaan air. Perkawinan biasanya berlangsung antara 1/2 - 1 jam. Setelah perkawinan selesai, perut betina biasanya kempes dan pada tubuh betina akan terlihat belang - belang bekas lilitan si jantan.
Setelah selesai bertelur, induk betina dipisahkan dari telurnya dengan hati - hati agar tidak merusak telur. Pemisahan induk dimaksudkan agar telur tidak dimakan oleh induk betina, sedangkan induk jantannya tetap dalam wadah menjaga telur. Selama induk jantan menjaga telur, pada tumpukkan busa yang berisi telur dapat diberi pelindung yang berasal dari daun, seperti daun mangkok - mangkokan atau daun lainnya, bisa juga dengan potongan stirofoam maupun plastik ( potongan ukurannya berkisar 6 - 8 cm ). Pelindung ini dimaksudkan agar telur - telur terhindar dari pengaruh buruk intensitas sinar matahari yang berlebihan dan serangga, maupun hama pengganggu lainnya.
Dua hari menetas
Dua - tiga hari setelah dibuahi biasanya telur menetas. Anak - anak ikan ini sangat kecil, bentuknya seperti jarum. Setelah menetas, induk jantan diangkat dan dipelihara untuk persiapan pemijahan selanjutnya. Ikan yang masih sangat kecil ini tidak perlu diberi pakan selama 3 - 4 hari, karena masih mempunyai cadangan makanan. Pakan berupa cuk (jentik nyamuk) dan daphnia (kutu air) dapat mengganggu hidup anak cupang, karena selain merupakan pesaing dalam mendapatkan oksigen, cuk atau daphnia yang mati dapat menimbulkan penyakit bagi anak - anak cupang.
Setelah dapat berenang dan makan, anak ikan ini dipindahkan ke tempat yang lebih besar untuk pembesaran. Perawatan selanjutnya tinggal pemberian pakan, membersihkan kotoran, serta menjaga suhu dan mengganti air.
Menjaga tetap sehat
Anak cupang umur 1 minggu karena masih kecil, pakannya cukup diberikan 1 kali sehari pada pagi atau siang hari. Pakan berupa artemia atau daphnia (kutu air) yang halus, didapat dengan cara menyaring dengan saringan halus berulang - ulang. Setelah beranjak umur 1 bulan barulah diberikan kutu air yang agak besar. Seterusnya ukuran pakan yang diberikan bisa yang lebih besar sesuai dengan besarnya ikan. Pakanpun tidak hanya daphnia, tetapi dapat berupa hewan lainnya, misalnya cuk (jentik nyamuk), atau cacing sutera. Pemberiannya ditingkatkan menjadi 2 kali sehari pagi dan siang.
Untuk menjaga anak ikan tetap sehat, kualitas air harus diperhatikan. Karena biasanya, kualitas air sangat menentukan kesehatan ikan. Air yang kotor akibat feses atau sisa - sisa pakan yang tidak dibersihkan akan menimbulkan tumbuhnya bakteri atau penyakit yang dapat menyerang ikan. Biasanya, pada umur muda cupang mudah sekali terserang penyakit seperti white spot. Ikan yang terkena penyakit ini menunjukkan gejala bercak putih pada kulit, selanjutnya ikan akan mati. Selain itu anak ikan dapat pula diserang kutu - kutu yang menyebabkan tubuh anak ikan bengkok.
Untuk mencegah timbulnya penyakit - penyakit tersebut, kualitas air perlu dijaga. Bila air sudah terlihat tidak jernih atau terlihat adanya kotoran pada dasar wadah, maka air harus segera dibersihakan dengan cara di sifon. Untuk menggantikan air yang terbuang, dapat ditambahkan air baru yang sudah diendapkan terlebih dahulu. Bila perlu, pembersihan air dilakukan setiap hari. Saat membersihkan air, anak - anak ikan yang terserang penyakit diambil dan dipisahkan atau dibuang agar tidak menjalar ke ikan cupang lainnya.
Suhu mempengaruhi hidup anak ikan cupang yang baru menetas. Hal ini terbukti, pada musim panas antara bulan Oktober - Maret saat udara panas, perkembangan anak ikan cupang berjalan normal, dan jumlah kematiannya sedikit. Sebaliknya pada musim hujan antara April - September meskipun telur - telur dapat menetas, namun tingkat kematiannya cukup besar. Untuk itu agar suhu air terjaga tetap konstan terutama pada musim hujan, sebaiknya dipasang heater (pemanas) pada akuarium.
Pada umur 4 bulan biasanya anak ikan sudah dapat dibedakan dengan jelas antara jantan dan betinanya. yang jantan mempunyai ciri sirip - siripnya lebih panjang dan warnanya jelas (menyala), serta perutnya lebih langsing. Sedangkan yang betina biasanya sisrip - siripnya lebih pendek dan warnanya pucat (tidak menyala), serta perutnya lebih besar. Yang betina dapat ditempatkan dalam satu wadah, sedangkan jantannya dipisahkan sendiri - sendiri (soliter) dalam toples agar tidak saling berkelahi, sehingga terhindar dari kerusakan ikan.
Dengan perawatan yang baik, seperti pemberian makan yang teratur, menjaga suhu dan kualitas air tetap sesuai, maka anak ikan akan dapat tumbuh sehat hingga nantinya menjadi induk yang baik sesuai harapan.
Sumber : Techner (No. 40, Th. I 1992), Dok. trubus
Keindahannya terlihat bila ikan ini sedang berlaga. Yakni bila ikan ini mengembangkan sirip - siripnya, dan mengibas - ngibaskannya bak kipas, sambil sesekali mengedokan tutup insangnya kearah lawannya. Bersamaan dengan itu, warna sekujur tubuhnya lebih menyala, sehingga terlihat bagus sekali. Tak heran jika semakin banyak orang yang menggemarinya.
Selama ini, untuk mendapatkan ikan cupang yang bagus, banyak hobiis membeli cupang impor dari Malaysia, Singapura, atau Thailand. Sangat disayangkan, karena sebetulnya kita pun dapat menciptakan ikan cupang yang bagus jika tahu cara memijahkannya.
Calon Induk
Entah karena apa orang enggan menernakan cupang sendiri, padahal memijahkan ikan ini tidaklah sulit. Hanya saja sifat - sifat induk yang akan dipijahkan perlu diperhatikan. Ini dimaksudkan agar anak cupang yang dihasilkan mewarisi sifat induknya, sesuai dengan yang diinginkan.
Cupang yang akan dijadikan induk dipilih sesuai dengan selera dan tujuan. Jika ingin mendapatkan anak - anak cupang yang nantinya jago bertarung, maka pilihlah induk yang jago bertarung. Sedangkan jika ingin mendapatkan anak - anak cupang yang mempunyai penampilan (bentuk dan warna sirip) yang indah, maka calon induk juga dipilih yang penampilannya indah. Biasanya satu keturunan didalam satu lubuk (tempat pemeliharaan) sifat - sifat anak cupang akan seragam.
Selain itu, calon induk yang akan dipijahkan juga harus sehat, dan cukup umurnya (6 bulan). Sebelum dikawinkan, calon induk jantan dan betina dirawat terlebih dahulu di tempat yang terpisah dan tidak bercampur dengan ikan cupang lainnya. Ini dimaksudkan agar calon induk benar - benar siap dan terhindar dari perkelahian dengan cupang lain, yang dapat menyebabkan kerusakan calon induk.
Induk jantan yang baik adalah yang berpenampilan bagus, prima, serta sirip dan sisik - sisiknya utuh. Sedangkan induk betina yang siap pijah, perutnya terlihat gendut. Setelah cupang calon induk didapat dan siap dipijahkan, maka pemijahan bisa dilakukan.
Si Jantan Merayu
Wadah sebagai tempat pemijahan dapat berupa stoples, akuarium, gentong, ember, atau bak semen. Ukuran wadah jangan terlalu besar, juga jantan jangan terlalu kecil. Wadah yang ideal adalah yang berukuran volume 10 - 15 liter air.
Sebelum pemijahan wadah sudah harus disiapkan. Wadah harus bersih, serta bebas dari kuman dan penyakit. Tiga hari sebelum ikan dimasukkan wadah diisi dengan air. Air bisa berasal dari sumur, atau air pam/ledeng yang sebelumnya sudah diendapkan selama 3 hari. Hal ini dilakukan agar ikan terhindar dari pengaruh lumpur, logam berat atau unsur lainnya yang dapat melemahkan induk ikan.
Ikan jantan dimasukkan terlebih dahulu dalam wadah pemijahan. Biasanya 2 - 3 hari kemudian, pejantan membuat busa dipermukaan air. Ini menandakan jantan siap kawin. Busa ini secara naluri digunakan untuk meletakan telur - telur yang dibuahi. Setelah itu barulah betinanya dimasukkan.
Sebelum melakukan perkawinan, biasanya si jantan akan merayu betina dengan mengibarkan siripnya sambil sesekali mengedokan tutup insang dan berlari ke sana kemari. Jika si betina tidak mau dirayu, biasanya si jantan akan memaksa si betina, bahkan bila perlu si jantan akan memukulinya. Maka jangan heran jika sesudah bertelur terlihat luka - luka pada tubuh si betina.
Setelah si betina menyerah/pasrah pada si jantan, perkawinan berlangsung. Perkawinannya unil, si jantan melilit tubuh si betina sambil mengeluarkan sperma untuk membuahi telur yang dikeluarkan betina. Telur - telur diletakan pada busa di permukaan air. Perkawinan biasanya berlangsung antara 1/2 - 1 jam. Setelah perkawinan selesai, perut betina biasanya kempes dan pada tubuh betina akan terlihat belang - belang bekas lilitan si jantan.
Setelah selesai bertelur, induk betina dipisahkan dari telurnya dengan hati - hati agar tidak merusak telur. Pemisahan induk dimaksudkan agar telur tidak dimakan oleh induk betina, sedangkan induk jantannya tetap dalam wadah menjaga telur. Selama induk jantan menjaga telur, pada tumpukkan busa yang berisi telur dapat diberi pelindung yang berasal dari daun, seperti daun mangkok - mangkokan atau daun lainnya, bisa juga dengan potongan stirofoam maupun plastik ( potongan ukurannya berkisar 6 - 8 cm ). Pelindung ini dimaksudkan agar telur - telur terhindar dari pengaruh buruk intensitas sinar matahari yang berlebihan dan serangga, maupun hama pengganggu lainnya.
Dua hari menetas
Dua - tiga hari setelah dibuahi biasanya telur menetas. Anak - anak ikan ini sangat kecil, bentuknya seperti jarum. Setelah menetas, induk jantan diangkat dan dipelihara untuk persiapan pemijahan selanjutnya. Ikan yang masih sangat kecil ini tidak perlu diberi pakan selama 3 - 4 hari, karena masih mempunyai cadangan makanan. Pakan berupa cuk (jentik nyamuk) dan daphnia (kutu air) dapat mengganggu hidup anak cupang, karena selain merupakan pesaing dalam mendapatkan oksigen, cuk atau daphnia yang mati dapat menimbulkan penyakit bagi anak - anak cupang.
Setelah dapat berenang dan makan, anak ikan ini dipindahkan ke tempat yang lebih besar untuk pembesaran. Perawatan selanjutnya tinggal pemberian pakan, membersihkan kotoran, serta menjaga suhu dan mengganti air.
Menjaga tetap sehat
Anak cupang umur 1 minggu karena masih kecil, pakannya cukup diberikan 1 kali sehari pada pagi atau siang hari. Pakan berupa artemia atau daphnia (kutu air) yang halus, didapat dengan cara menyaring dengan saringan halus berulang - ulang. Setelah beranjak umur 1 bulan barulah diberikan kutu air yang agak besar. Seterusnya ukuran pakan yang diberikan bisa yang lebih besar sesuai dengan besarnya ikan. Pakanpun tidak hanya daphnia, tetapi dapat berupa hewan lainnya, misalnya cuk (jentik nyamuk), atau cacing sutera. Pemberiannya ditingkatkan menjadi 2 kali sehari pagi dan siang.
Untuk menjaga anak ikan tetap sehat, kualitas air harus diperhatikan. Karena biasanya, kualitas air sangat menentukan kesehatan ikan. Air yang kotor akibat feses atau sisa - sisa pakan yang tidak dibersihkan akan menimbulkan tumbuhnya bakteri atau penyakit yang dapat menyerang ikan. Biasanya, pada umur muda cupang mudah sekali terserang penyakit seperti white spot. Ikan yang terkena penyakit ini menunjukkan gejala bercak putih pada kulit, selanjutnya ikan akan mati. Selain itu anak ikan dapat pula diserang kutu - kutu yang menyebabkan tubuh anak ikan bengkok.
Untuk mencegah timbulnya penyakit - penyakit tersebut, kualitas air perlu dijaga. Bila air sudah terlihat tidak jernih atau terlihat adanya kotoran pada dasar wadah, maka air harus segera dibersihakan dengan cara di sifon. Untuk menggantikan air yang terbuang, dapat ditambahkan air baru yang sudah diendapkan terlebih dahulu. Bila perlu, pembersihan air dilakukan setiap hari. Saat membersihkan air, anak - anak ikan yang terserang penyakit diambil dan dipisahkan atau dibuang agar tidak menjalar ke ikan cupang lainnya.
Suhu mempengaruhi hidup anak ikan cupang yang baru menetas. Hal ini terbukti, pada musim panas antara bulan Oktober - Maret saat udara panas, perkembangan anak ikan cupang berjalan normal, dan jumlah kematiannya sedikit. Sebaliknya pada musim hujan antara April - September meskipun telur - telur dapat menetas, namun tingkat kematiannya cukup besar. Untuk itu agar suhu air terjaga tetap konstan terutama pada musim hujan, sebaiknya dipasang heater (pemanas) pada akuarium.
Pada umur 4 bulan biasanya anak ikan sudah dapat dibedakan dengan jelas antara jantan dan betinanya. yang jantan mempunyai ciri sirip - siripnya lebih panjang dan warnanya jelas (menyala), serta perutnya lebih langsing. Sedangkan yang betina biasanya sisrip - siripnya lebih pendek dan warnanya pucat (tidak menyala), serta perutnya lebih besar. Yang betina dapat ditempatkan dalam satu wadah, sedangkan jantannya dipisahkan sendiri - sendiri (soliter) dalam toples agar tidak saling berkelahi, sehingga terhindar dari kerusakan ikan.
Dengan perawatan yang baik, seperti pemberian makan yang teratur, menjaga suhu dan kualitas air tetap sesuai, maka anak ikan akan dapat tumbuh sehat hingga nantinya menjadi induk yang baik sesuai harapan.
Sumber : Techner (No. 40, Th. I 1992), Dok. trubus
2011/05/24
Pangasius sutchi, anakannya cantik sebagai ikan hias
Selain gerakannya yang lincah, dia juga disukai karena tubuhnya selalu memancarkan kilap perak. sangat indah terlihat, apalagi bila mereka bergerombol.
Pangasius ( Pangasius sutchi ) merupakan jenis ikan hias catfish yang cukup terkenal. Konon kabarnya dia berasal dari Asia Tenggara. Pangasius masuk ke Indonesia pertama kali pada awal tahun 80 - an, dan berasal dari Thailand. Ikan ini termasuk jenis lele - lelean. Sebagian orang menyebutnya sesuai seperti nama aslinya, yaitu Pangasius. Tetapi dikalangan pedagang ikan hias lebih populer dengan sebutan " catfish ". Nama lainnya lele Bangkok, Patin, atau Jambal Siam. Ikan ini termasuk multiguna. Waktu kecil jadi ikan hias, setelah besar dapat dikonsumsi.
Tidak lebih dari 25 cm
Kecil itu ternyata memang indah, si Pangasius yang centil dan lincah ini akan nampak mempesona jika ukuran tubuhnya mungil. Pangasius akan tampil memikat dan cantik untuk dipajang dalam akuarium jika ukurannya kurang dari 25 cm. Kalau sudah besar sebaiknya dikonsumsi saja.
Ciri - ciri pangasius tidak jauh berbeda dengan jenis lele lainnya. Kepalanya pipih ditambah sedikit kumis. Tubuhnya pun ramping tanpa sisik, dibalut warna hitam dan perak. Kedua warna ini dikombinasi dengan serasi antara perak sebagai warna dasar dan hitam yang membentuk garis horisontal di tubuhnya.
Tubuh yang hitam - perak ini sangat sesuai dengan perilakunya yang lincah, terutama dalam akurium yang remang - remang. Seakan - akan tubuhnya itu memancarkan cahaya. Cahaya itu segera hilang jika tubuh rampingnya telah lebih dari 25 cm, karena umumnya warna yang melekat pada Pangasius besar hanya satu, yaitu hitam kusam. Jika warnanya hanya hitam saja tentunya jelek untuk dipajang, namun cocok untuk dikonsumsi atau dipelihara di dalam kolam.
Selalu bergerombol
Gerakannya yang lincah dan tak pernah berhenti memang sungguh mempesona. Apalagi ikan ini sukanya mondar - mandir disetiap bagian akuarium. pemandangan ini akan semakin mengasyikan jika dalam akuarium yang sama terdapat lebih dari 10 ekor Pangasius. mereka selalu bergerak bersama - sama membentuk gerombolan. Semakin banyak pangasius yang dipajang, semakin banyak kilapan yang tampak.
Murah dan tidak rewel
Ikan yang tubuhnya mempesona dan lincah ini sangat mudah dirawat. Karena itu dia tetrap disukai sampai saat ini. Air dengan pH 7 disukai Pangasius, dan sebaiknya air diganti setiap seminggu sekali.
Makannya tidak pilih - pilih, diberi cacing sutera (tubifex), pelet, atau apa saja dia tetap mau. Banyaknya pemberian dan frekwensinya tergantung pada tujuan pemiliknya. Kalau pemilik inginnya ikan ini tetap kecil dan centil, maka pemeberian pakan cukup sekali setiap harinya. Tetapi jika meninginkan agar ia cepat besar dapat diberi pakan 2 - 3 kali setiap harinya.
Pangasius ini sudah dapat dan banyak dibudidayakan. Harganya pun tidak mahal dan mudah mendapatkannya di sentra dan toko - toko ikan hias ini dijual sekitar Rp. 1.000 ,- s/d Rp. 2.000,- per ekor, ukuran sekitar 5 - 10 cm.
Pangasius kecil |
Pangasius ( Pangasius sutchi ) merupakan jenis ikan hias catfish yang cukup terkenal. Konon kabarnya dia berasal dari Asia Tenggara. Pangasius masuk ke Indonesia pertama kali pada awal tahun 80 - an, dan berasal dari Thailand. Ikan ini termasuk jenis lele - lelean. Sebagian orang menyebutnya sesuai seperti nama aslinya, yaitu Pangasius. Tetapi dikalangan pedagang ikan hias lebih populer dengan sebutan " catfish ". Nama lainnya lele Bangkok, Patin, atau Jambal Siam. Ikan ini termasuk multiguna. Waktu kecil jadi ikan hias, setelah besar dapat dikonsumsi.
Tidak lebih dari 25 cm
Kecil itu ternyata memang indah, si Pangasius yang centil dan lincah ini akan nampak mempesona jika ukuran tubuhnya mungil. Pangasius akan tampil memikat dan cantik untuk dipajang dalam akuarium jika ukurannya kurang dari 25 cm. Kalau sudah besar sebaiknya dikonsumsi saja.
Ciri - ciri pangasius tidak jauh berbeda dengan jenis lele lainnya. Kepalanya pipih ditambah sedikit kumis. Tubuhnya pun ramping tanpa sisik, dibalut warna hitam dan perak. Kedua warna ini dikombinasi dengan serasi antara perak sebagai warna dasar dan hitam yang membentuk garis horisontal di tubuhnya.
Tubuh yang hitam - perak ini sangat sesuai dengan perilakunya yang lincah, terutama dalam akurium yang remang - remang. Seakan - akan tubuhnya itu memancarkan cahaya. Cahaya itu segera hilang jika tubuh rampingnya telah lebih dari 25 cm, karena umumnya warna yang melekat pada Pangasius besar hanya satu, yaitu hitam kusam. Jika warnanya hanya hitam saja tentunya jelek untuk dipajang, namun cocok untuk dikonsumsi atau dipelihara di dalam kolam.
Pangasius besar |
Gerakannya yang lincah dan tak pernah berhenti memang sungguh mempesona. Apalagi ikan ini sukanya mondar - mandir disetiap bagian akuarium. pemandangan ini akan semakin mengasyikan jika dalam akuarium yang sama terdapat lebih dari 10 ekor Pangasius. mereka selalu bergerak bersama - sama membentuk gerombolan. Semakin banyak pangasius yang dipajang, semakin banyak kilapan yang tampak.
Murah dan tidak rewel
Ikan yang tubuhnya mempesona dan lincah ini sangat mudah dirawat. Karena itu dia tetrap disukai sampai saat ini. Air dengan pH 7 disukai Pangasius, dan sebaiknya air diganti setiap seminggu sekali.
Makannya tidak pilih - pilih, diberi cacing sutera (tubifex), pelet, atau apa saja dia tetap mau. Banyaknya pemberian dan frekwensinya tergantung pada tujuan pemiliknya. Kalau pemilik inginnya ikan ini tetap kecil dan centil, maka pemeberian pakan cukup sekali setiap harinya. Tetapi jika meninginkan agar ia cepat besar dapat diberi pakan 2 - 3 kali setiap harinya.
Pangasius ini sudah dapat dan banyak dibudidayakan. Harganya pun tidak mahal dan mudah mendapatkannya di sentra dan toko - toko ikan hias ini dijual sekitar Rp. 1.000 ,- s/d Rp. 2.000,- per ekor, ukuran sekitar 5 - 10 cm.
2011/05/22
Resirkulasi untuk Akuarium
Agar air akuarium tahan lama dan tetap bersih, jernih, dan tidak perlu sering diganti, bisa dipakai teknik " Double Bottom ". Apa yang dimaksud teknik ini ?
Air akuarium yang penuh dengan kotoran, jelas tidak baik untuk kehidupan ikan, karena rendah mutunya sebagai lingkungan hidup. Ia perlu diganti dengan air baru yang bersih, agar ikan tetap sehat dan tidak mudah terkena penyakit.
Bisa stress
Umumnya penggantian air dalam akuarium dilakukan oleh para akuaris 1 - 2 kali dalam seminggu. Dan penggantian ini perlu semakin sering, kalau ikan penghuni akuariumnya semakin padat, karena kotoran yang mengumpul di dasar akuarium pun semakin bertambah banyak.
Repotnya, penggantian air yang terlalu sering justru bisa berpengaruh buruk pada ikan itu sendiri. Kehidupannya terganggu, tidak tenang, bahkan menderita stress. Nafsu makannya menurun dan ikan mudah terserang penyakit.
Bagaimana mengatasinya
Terlalu sering mengganti air akuarium juga merepotkan, karena menambah beban kerja. Untuk mengatasinya, dapat digunakan cara " Double Bottom " dalam akuarium. Cara ini juga melibatkan resirkulasi (daur ulang) air, yang menjaga agar air akuarium tetap jernih dan bersih dalam waktu yang lama.
Prinsip kerja double bottom ialah penyaringan air kotor yang disaring oleh lapisan khusus di dasar akuarium. Lapisan ini selain menyerap kotoran, juga bibit penyakit. Karena merupakan dasar kedua akuarium, maka cara ini disebut " Second Bottom ".
Bahan dan cara membuatnya
Untuk membuat double bottom dalam akuarium diperlukan pipa pralon atau kayu untuk pondasi dasar (ukurannya disesuaikan dengan lebar dan panjang akuarium), plastik gelombang atau plastik atap (dilubangi setiap jarak 3 cm), karet busa setebal 1 - 2 cm, pasir, arang/karbon aktif, zeolit, dan batu hias akuarium sebagai penutup pasir.
Besar kecilnya bahan disesuaikan dengan ukuran akuarium.
Arang/karbon aktif yang dipakai sebaiknya arang dari tempurung kelapa, karena kemampuannya menyerap amoniak dan chlor yang bersifat meracuni ikan cukup besar.
Karet busa dipakai untuk menyerap kotoran, sisa - sisa makanan dan bibit penyakit yang terdapat di dalam air.
Pasir dan batu - batuan lainnya sebelum dipakai, telah dicuci bersih dan dijemur kering dahulu, agar bebas dari benih penyakit. Bahan itu disusun seperti terlihat pada gambar di atas.
Air kotor akan meresap ke bawah melalui sela - sela/rongga batu, lalu kotorannya akan disaring oleh lapisan arang pasir dan karet busa yang terdapat di bawahnya. Air yang telah tersaring itu akan masuk ke ruang bawah (antara dasar akuarium dengan lapisan penyaring) melalui lubang plastik gelombang. Kemudian air itu akan tersalur keluar lagi melalui pipa pralon dengan bantuan tekanan aerator (pompa udara), yang ujung selangnya dipasang di dalam pipa pralon. Daya hisap yang timbul akan menarik air ke atas. Air yang balik kembali ke akuarium adalah air yang telah bersih dan mengandung oksigen tambahan pula, karena hasil pemompaan udara.
Dengan cara itu air akuarium dapat bertahan 4 - 5 bulan, tanpa diganti. Selain tetap jernih dan bersih, keuntungan lainnya, kehidupan ikan akan lebih tenang, karena tidak terganggu oleh pergantian air yang terlalu sering.
Sumber : Dok. Trubus (Maret 1989).
Air akuarium yang penuh dengan kotoran, jelas tidak baik untuk kehidupan ikan, karena rendah mutunya sebagai lingkungan hidup. Ia perlu diganti dengan air baru yang bersih, agar ikan tetap sehat dan tidak mudah terkena penyakit.
Bisa stress
Umumnya penggantian air dalam akuarium dilakukan oleh para akuaris 1 - 2 kali dalam seminggu. Dan penggantian ini perlu semakin sering, kalau ikan penghuni akuariumnya semakin padat, karena kotoran yang mengumpul di dasar akuarium pun semakin bertambah banyak.
Repotnya, penggantian air yang terlalu sering justru bisa berpengaruh buruk pada ikan itu sendiri. Kehidupannya terganggu, tidak tenang, bahkan menderita stress. Nafsu makannya menurun dan ikan mudah terserang penyakit.
Bagaimana mengatasinya
Terlalu sering mengganti air akuarium juga merepotkan, karena menambah beban kerja. Untuk mengatasinya, dapat digunakan cara " Double Bottom " dalam akuarium. Cara ini juga melibatkan resirkulasi (daur ulang) air, yang menjaga agar air akuarium tetap jernih dan bersih dalam waktu yang lama.
Prinsip kerja double bottom ialah penyaringan air kotor yang disaring oleh lapisan khusus di dasar akuarium. Lapisan ini selain menyerap kotoran, juga bibit penyakit. Karena merupakan dasar kedua akuarium, maka cara ini disebut " Second Bottom ".
Bahan dan cara membuatnya
Untuk membuat double bottom dalam akuarium diperlukan pipa pralon atau kayu untuk pondasi dasar (ukurannya disesuaikan dengan lebar dan panjang akuarium), plastik gelombang atau plastik atap (dilubangi setiap jarak 3 cm), karet busa setebal 1 - 2 cm, pasir, arang/karbon aktif, zeolit, dan batu hias akuarium sebagai penutup pasir.
Besar kecilnya bahan disesuaikan dengan ukuran akuarium.
Arang/karbon aktif yang dipakai sebaiknya arang dari tempurung kelapa, karena kemampuannya menyerap amoniak dan chlor yang bersifat meracuni ikan cukup besar.
Karet busa dipakai untuk menyerap kotoran, sisa - sisa makanan dan bibit penyakit yang terdapat di dalam air.
Pasir dan batu - batuan lainnya sebelum dipakai, telah dicuci bersih dan dijemur kering dahulu, agar bebas dari benih penyakit. Bahan itu disusun seperti terlihat pada gambar di atas.
Air kotor akan meresap ke bawah melalui sela - sela/rongga batu, lalu kotorannya akan disaring oleh lapisan arang pasir dan karet busa yang terdapat di bawahnya. Air yang telah tersaring itu akan masuk ke ruang bawah (antara dasar akuarium dengan lapisan penyaring) melalui lubang plastik gelombang. Kemudian air itu akan tersalur keluar lagi melalui pipa pralon dengan bantuan tekanan aerator (pompa udara), yang ujung selangnya dipasang di dalam pipa pralon. Daya hisap yang timbul akan menarik air ke atas. Air yang balik kembali ke akuarium adalah air yang telah bersih dan mengandung oksigen tambahan pula, karena hasil pemompaan udara.
Dengan cara itu air akuarium dapat bertahan 4 - 5 bulan, tanpa diganti. Selain tetap jernih dan bersih, keuntungan lainnya, kehidupan ikan akan lebih tenang, karena tidak terganggu oleh pergantian air yang terlalu sering.
Sumber : Dok. Trubus (Maret 1989).
Zeolit mempertahankan kejernihan air akuarium
Alam Indonesia menyimpan cadangan zeolit yang cukup besar dan tersebar tidak kurang dari 46 lokasi. Beberapa lokasi diantaranya : Bayah, Nanggung, Sukabumi, Tasikmalaya, Malang, dan Pacitan. Zeolit pada daerah - daerah tersebut mengandung mineral jenis Klinoptilolit dan Mordenit.
Penggunaan zeolit telah banyak dilakukan dalam bidang - bidang pertanian dan industri. Di bidang pertanian, zeolit berfungsi sebagai penetralisir gas amonia pada tambak - tambak udang, memperbaiki sifat tanah dan bahan tambahan makanan ternak. Sedangkan di bidang industri, zeolit berfungsi sebagai penyerap atau penukar ion logam - logam berat yang terkandung dalam air limbah industri, air minum dan air buangan kota.
Usaha menganekaragaman pemanfaataan zeolit alam terus dilakukan. saat ini pemakaian zeolit sudah dicobakan pada pengelolaan akuarium. Prinsip - prinsip pengelolaan akuarium secara modern adalah :
- Menekan sejarang mungkin penggantian air akuarium.
- Mempertahankan kualitas air agar senantiasa ideal bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Dalam pengelolaan air akuarium, Whendrato dan Madyana (1988) menganjurkan :
- Sebaiknya pada akuarium tanpa tanaman, pompa udara dan filter air, air diganti paling lama dua minggu sekali.
- Penggantian air pada akuarium dengan tanaman, tanpa pompa udara dan filter, sebaiknya dilakukan empat minggu sekali.
- Penggantian air pada akuarium dengan tanaman, pompa udara dan filter dilakukan enam minggu sekali.
Akuarium dasar ganda (Double bottom)
Namun dengan teknologi (sederhana) akuarium dasar ganda dan penggunaan zeolit sebagai filternya, akuarium tidak perlu dikuras hingga lima bulan bahkan dapat lebih. Air tetap jernih, ikan tampak sehat dan tanaman dapat tumbuh subur. Selama rentang waktu itu, akuarium hanya dinikmati dan tidak perlu perawatan ekstra, sungguh menakjubkan. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi ?
Salah satu permasalahan dalam mengelola akuarium adalah akumulasi amoniak pada ekosistem akuarium itu sendiri. Terakumulasinya amoniak ini disebabkan karena terbatasnya air dalam akuarium (tidak adanya sirkulasi air harian dari dan keluar akuarium). Masalah akumulasi amoniak ini akan semakin bertambah dengan tingginya kepadatan ikan dalam akuarium.
Pencemaran amoniak pada air akuarium terutama disebabkan oleh amoniak yang berasal dari pembusukan senyawa organik berupa sisa - sisa makanan ikan yang tidak habis termakan dan kotoran ikan.
Senyawa organik dalam air mengalami reaksi biokimia sehingga menyebabkan penurunan kandungan oksigen terlarut karena senyawa organik tersebut membutuhkan oksigen untuk proses oksidasi biologisnya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam air menyebabkan terganggunya kehidupan dalam perairan.
Hasil dari reaksi biokimia tersebut adalah terurainya senyawa organik menjadi (diantaranya) NH4+, NO2-, dan NO3-. Ketiga ion tersebut dan molekul NH3 merupakan bentuk - bentuk amoniak.
Di dalam air, ion NH4+ mengalami kesetimbangan dengan molekul NH3, dengan persamaan reaksi :
pH rendah
--------------------------->
NH3 + H2O NH4+ + OH-
<---------------------------
pH tinggi
Palaar (1989), menyebutkan amoniak dalam bentuk molekul NH3 lebih beracun daripada dalam bentuk ion NH4+. Dengan demikian pada kondisi pH air meningkat, daya racun amoniaknya juga meningkat sebab amoniak di dalam air didominasi oleh bentuk NH3.
Molekul NH3 akan teroksidasi lebih lanjut menjadi NO2- dan terakhir menjadi NO3-. Kandungan NO3- akan memimbulkan eutrofikasi, berkurangnya oksigen terlarut dan bersifat racun bagi ikan. Konsentrasi NO3- yang bersifat racun bagi ikan adalah 11 - 40 ppm, NO3- akan terurai lebih lanjut menjadi N2 gas. Jika kandungan N2 dalam air telah mencapai keadaan jenuh akan berakibat fatal bagi ikan.
Peran Zeolit
Salah satu usaha untuk menanggulangi pencemaran air oleh berbagai bentuk amoniak tersebut maka digunakanlah zeolit.
Zeolit terutama jenis Klinoptilolit, adalah mineral alumino silikat yang dapat berperan sebagai penukar ion selektif terhadap NH4 dan penyerap NO2- dan NO3-.
Zeolit memiliki struktur rangka 3 dimensi yang terdiri dari tetrahedron SiO4 dan AlO4. Trivalen Al3+ dalam posisi tetrahedranya membutuhkan adanya penambahan muatan positif logam alkali tanah, untuk keseimbangan muatan listrik tersebut biasanya Na+, K+ atau Ca2+. Kation - kation tersebut dalam struktur rangka zeolit tidak terikat pada posisi yang tetap, tetapi dapat bergerak bebas dalam rongga - rongga zeolit dan bertindak sebagai penukar ion yang dapat dipertukarkan dengan kation - kation lainnya. Hal ini memungkinkan zeolit berperan sebagai penukar ion.
Rumus unit sel dari zeolit jenis klinoptilolit adalah (Na4K4)(AL8Si40)096.24H2O.
Ion - ion yang berada pada tanda kurung pertama (yaitu Na dan K) merupakan kation - kation yang dapat dipertukarkan.
Karena sifatnya yang dapat menukar ion inilah, maka zeolit digunakan untuk menghilangkan amoniak, yakni ion natrium (Na+) dari zeolit ditukar tempatnya oleh ion amonium (NH4+), sehingga NH4+ yang tadinya berkeliaran dalam air akuarium kemudian diikat oleh zeolit. Diikatnya ion amonium tersebut mengakibatkan berkurangnya molekul amoniak. Persamaan reaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Na+Z- + NH4+
<-------------------------------------------------------->
NH4+Z + Na+
Sedangkan ion Na+ sendiri, setelah pertukaran tersebut kemudian berkeliaran larut dalam air.
Menurut penelitian, zeolit jenis Klinoptilolit dari Bayah mengandung unsur - unsur : Na(0,43%), Mg(0,27%), Al(12,93%), Si(85,01%), K(0,65%), dan Ca(0,70%). Dan menurut Ames (1961) urutan selektivitas pertukaran ion pada zeolit jenis Klinoptilolit adalah : Mg2+Ca2+Na+NH4+K+. Dengan demikian proses pertukaran ion tidak saja terjadi antara NH4+ dengan Na+, tetapi terjadi juga antara NH4+ dengan Ca2+, dan Mg2+. Ion - ion Mg2+ dan Ca2+ sebagaimana ion Na+ kemudian larut dalam air. Ion - ion ini tidak berpengaruh negatif terhadap air akuarium.
Disampinh berperan sebagai penukar ion selektif terhadap NH4+, zeolit berfungsi juga sebagai penyerap NO2- dan NO3-. Molekul - molekul air yang terdapat dalam zeolit merupakan molekul yang mudah lepas. Dehidrasi molekul - molekul air dalam zeolit akan membentuk rongga - rongga yang memungkinkan zeolit berperan sebagai penyerap molekul, sehingga memungkinkan penyerapan bolak - balik molekul - molekul yang lebih kecil dari garis tengah saluran tersebut. Dalam penyerapan tersebut, molekul - molekul yang lebih polar akan lebih banyak diserap zeolit. Yang jelas NO2- dan NO3- lebih polar daripada molekul air (H2O).
Kemampuan dehidrasi (dan juga hidrasi) dari zeolit tersebut disamping berfungsi sebagai penyerap molekul, berperanan juga dalam menjadikan suhu air serta ekosistem akuarium tetap ideal.
Keberadaan zeolit berpengaruh juga pada kehidupan plankton dan tanaman air di dalam akuarium. Fitoplankton yang sangat bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan dan keseimbangan ekosistem akuarium, tumbuh dan berkembang lebih subur. Tanaman air yang berfungsi untuk mempercantik interior akuarium dan sebagai pensuplai oksigen alami, dapat pula tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan mineral - mineral yang dikandung zeolit.
Oksigen terlarut yang tersedia secara alami antara lain oleh tanaman air dan secara buatan oleh gelembung - gelembung udara aerator, ternyata kadarnya dapat ditingkatkan oleh zeolit.
Palaar (1989) menyebutkan peningkatan kadar oksigen terlarut khususnya disebabkan oleh elemen SiO2 dan Al2O3. Ia menambahkan, besar kemungkinan meningkatnya kadar oksigen terjadi secara tidak langsung yaitu lewat pengikatan amoniak yang bersifat mereduksi.
Berkaitan dengan ekosistem ideal akuarium dasar ganda berzeoilt ini diadakan percobaan untuk mengubah jenis pakan ikan Discus dari cacing atau bloodworm menjadi pelet dan udang kering dengan satu asumsi bahwa mahkluk hidup (termasuk ikan) apabila kelaparan ia akan memakan apa saja yang ada untuk melangsungkan kehidupannya.
Hasilnya, selama lebih kurang satu 45 hari, pelet dan udang kering tersebut tidak sedikitpun dimakan, tetapi ikan tetap hidup. Diduga, selama percobaan itu ikan memakan pakan alami berupa plankton dan kehidupannya sangat terbantu oleh lingkungan atau ekosistem yang sehat.
Catatan : Akuarium double bottom ------> lihat artikel " Resirkulasi untuk Akuarium "
Sumber : Pikiran Rakyat ( 17 Oktober 1995 ), Dok. Trubus.
2011/05/19
Tip singkat agar ikan hidup sehat dalam akuarium
Sampai sekarang, akuarium masih merupakan penghias ruangan yang indah dan bergengsi, apalagi bila ikan didalamnya dari jenis yang mahal. Tetapi tidak jarang ditemui akuarium yang ikannya terlihat malas bergerak, sehingga mengurangi keindahan. Bagaimana agar ikan dapat sehat, lincah dan enak ditonton ?
Pilih bibit yang sehat
Yang paling penting, belilah ikan yang sehat. Untuk ini memang diperlukan kejelian dan kesabaran tinggi. Jangan tergesa - gesa dalam membeli ikan hias, amati perilakunya dengan baik. Ciri - ciri ikan yang sehat antara lain, tubuhnya tidak cacat atau luka, warnanya cerah dan aktif bergerak. Bila perlu lakukan karantina selama 2 - 3 minggu, bila selama waktu tersebut ikan tetap sehat baru dipelihara dalam akuarium.
Perhatikan kepadatan ikan
Akuarium yang terlalu padat akan dapat menimbulkan stress pada ikan. Kepadatan ideal agar ikan hidup nyaman dihitung dengan membagi luas akuarium (dalam cm2) dengan panjang total ikan yang dipelihara. Selain itu juga dapat berpedoman pada volume air dengan perhitungan, tiap 1 cm panjang ikan memerlukan air sejumlah 1,5 cm kubik.
Beri makanan bervariasi
Selain makanan buatan, ikan perlu diberi makan makanan alami, seperti daphnia (kutu air), jentik nyamuk (cuk), cacing sutera (tubifex), dan lain - lain. Pemberian variasi makanan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan kebutuhan vitamin dan mineral pada tubuh ikan. Makanan diberikan dalam jumlah secukupnya, usahakan jangan sampai tersisa.
Jaga kualitas air
Kualitas air dapat dijaga dengan cara menggantinya secara rutin setiap 1 sampai 2 minggu sekali. Penggantian dilakukan dengan menyedot air di bagian dasar akuarium menggunakan selang plastik. Volume air yang diganti cukup setengah dari volume semula. Akan lebih baik bila air pengganti diendapkan lebih dulu sehari semalam.
Selain disebabkan kotoran ikan dan sisa makanan, penurunan kualitas air juga dapat disebabkan oleh bau - bauan, asap rokok dan semprotan - semprotan obat rumah tangga (pewangi ruangan atau insektisida).
Untuk itu, bagian atas akuarium perlu diberi penutup.
Sumber : Agrobis ( 28 Juni 1993 ), Dok. Trubus.
Pilih bibit yang sehat
Yang paling penting, belilah ikan yang sehat. Untuk ini memang diperlukan kejelian dan kesabaran tinggi. Jangan tergesa - gesa dalam membeli ikan hias, amati perilakunya dengan baik. Ciri - ciri ikan yang sehat antara lain, tubuhnya tidak cacat atau luka, warnanya cerah dan aktif bergerak. Bila perlu lakukan karantina selama 2 - 3 minggu, bila selama waktu tersebut ikan tetap sehat baru dipelihara dalam akuarium.
Perhatikan kepadatan ikan
Akuarium yang terlalu padat akan dapat menimbulkan stress pada ikan. Kepadatan ideal agar ikan hidup nyaman dihitung dengan membagi luas akuarium (dalam cm2) dengan panjang total ikan yang dipelihara. Selain itu juga dapat berpedoman pada volume air dengan perhitungan, tiap 1 cm panjang ikan memerlukan air sejumlah 1,5 cm kubik.
Beri makanan bervariasi
Selain makanan buatan, ikan perlu diberi makan makanan alami, seperti daphnia (kutu air), jentik nyamuk (cuk), cacing sutera (tubifex), dan lain - lain. Pemberian variasi makanan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan kebutuhan vitamin dan mineral pada tubuh ikan. Makanan diberikan dalam jumlah secukupnya, usahakan jangan sampai tersisa.
Jaga kualitas air
Kualitas air dapat dijaga dengan cara menggantinya secara rutin setiap 1 sampai 2 minggu sekali. Penggantian dilakukan dengan menyedot air di bagian dasar akuarium menggunakan selang plastik. Volume air yang diganti cukup setengah dari volume semula. Akan lebih baik bila air pengganti diendapkan lebih dulu sehari semalam.
Selain disebabkan kotoran ikan dan sisa makanan, penurunan kualitas air juga dapat disebabkan oleh bau - bauan, asap rokok dan semprotan - semprotan obat rumah tangga (pewangi ruangan atau insektisida).
Untuk itu, bagian atas akuarium perlu diberi penutup.
Sumber : Agrobis ( 28 Juni 1993 ), Dok. Trubus.
2011/05/18
Uaru amphyacanthoides
Uaru amphyacanthoides berasal dari sungai Amazon, Brasil masuk ke Indonesia pada awal tahun 1980. Ikan dari famili Cichlidae ini panjang tubuhnya dapat mencapai 25 cm. Warna kulitnya kuning kecoklatan, dengan sapuan warna hitam terlukis mulai dari pangkal ekor hingga belakang insang. Matanya berhiaskan garis merah dan kuning yang melingkari pupil hitamnya. Kombinasi warna tubuh itu semakin menonjolkan penampilannya yang anggun. Kalau berenang bersama - sama, mereka selalu membentuk formasi yang rapih. Kalu tiba - tiba ada mangsa, dengan serentak mereka menyergapnya seperti gerombolan orang yang sedang lari marathon !
Kondisi air harus baik
Cara memelihara ikan Uaru relatif mudah. Di samping akuarium, filter air, serta aerator diperlukan juga air bersih dan pemberian pakan yang teratur. Sepasang ikan Uaru berukuran 25 cm yang dipelihara dalam akuarium, memerlukan air sebanyak 300 liter dengan pH 7. Selain itu, air akuarium harus selalu jernih dan bersih.
Kondisi air yang jernih dan bersih pun ternyata masih kurang lengkap. Ada satu hal lagi yang harus diperhatikan yaitu suhu air. Si kecil Uaru ( yang ukurannya masih 1 inch ), membutuhkan air bersuhu 28 derajat Celcius untuk tetap dapat bertahan hidup, karena Uaru tidak tahan terhadap air yang dingin. Oleh karena itu untuk amannya, akuarium perlu dipasangi heater ( pemanas air akuarium ).
Ikan Uaru yang telah dewasa memerlukan air bersuhu 24 - 26 derajat Celcius.
Agar airnya selalu bersih, selain diberi filter, dasar akuarium juga perlu diberi kerikil ( batu kecil - kecil ). Idealnya, dalam setiap akuarium dipasangi juga satu atau dua aerator. Akan lebih baik lagi, bila air akuarium diganti setiap 4 hari sekali.
Young Uaru |
Di alam aslinya, Uaru mempunyai kegemaran makan tumbuhan serta larva maupun cacing. Namun, setelah ia berada di akuarium, makanan yang dilahapnya dapat diatur. Ia dapat diberikan makanan berupa udang kaleng dan cacing sutera (tubifex). Ikan Uaru yang masih kecil yang panjangnya masih 2 inch, diberi makanan berupa cacing sutera. sedangkan yang sudah dewasa diberi makanan udang kaleng. Makanan diberikan pada pagi hari dan sore menjelang petang.
Penyakit dan pengobatannya
Ikan Uaru mudah terjangkit penyakit velvet. Penyakit ini biasa menyerang bagian siripnya. Kalau Uaru yang dipelihara siripnya bercak merah, berarti ia sudah terserang penyakit velvet. Jalan keluarnya, Uaru yang sakit harus cepat - cepat dipisahkan dari Uaru lainnya yang sehat. Uaru yang sedang sakit ini lalu dimasukkan ke dalam akuarium tersendiri, agar ikan - ikan lain tidak tertulari penyakit.
Air untuk ikan Uaru yang sakit harus dicampuri obat pemberantas penyakit velvet ini, berupa pomade dan blitzich. Keduanya dicampur menjadi satu dengan tambahan garam dapur. Akuarium ukuran 80 X 60 X 65 cm dengan air sebanyak 300 liter memerlukan 1 (satu) sendok teh pomade, 50 gram garam dapur, dan 3 tetes blitzich. Sedangkan akuarium yang dulu pernah ditempati si ikan yang sedang sakit itu, yang sekarang masih dihuni ikan - ikan lain yang masih sehat, perlu pula diberi campuran obat yang sama dengan komposisi serupa. Air yang mengandung obat harus dikuras setiap dua hari sekali, lalu diganti air bersih yang juga telah dicampuri obat - obatan. Pengobatan dilakukan sampai bercak merah tidak lagi tampak di sirip Uaru. Sedangkan akuarium yang ditempati ikan yang sehat cukup dikuras dan diganti airnya dalam 5 hari.
Sumber : Trubus ( Pebruari 1990 )
Langganan:
Postingan (Atom)